- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mitos Kartini & Manipulasi Sejarah.. "Mengapa Harus Kartini?"


TS
budaghtuhan
Mitos Kartini & Manipulasi Sejarah.. "Mengapa Harus Kartini?"


RATE SEBELUM MEMBACA..!!!!


Quote:

Ada yg menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009 lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yg membahas tema utama ttg Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar ttg Kartini. Judulnya: "Mengapa Harus Kartini?"
Sejarawan yg menamatkan Magister bidang sejarah di Universitas Indonesia ini mempertanyakan: "Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yg lebih layak ditokohkan & diteladani dibandingkan Kartini?"
Pd tahun 1970an, di saat kuat-kuatnya pemerintahan Orde Baru, guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsja W. Bachtiarpernah menggugat masalah ini. Ia mengkritik ‘pengkultusan’ R.A. Kartini sbg pahlawan nasional Indonesia.
Dlm buku Satu Abad Kartini (1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990, cetakan ke-4), Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul "Kartini dan Peranan Wanita dlm Masyarakat Kita". Tulisan ini bernada gugatan terhadap penokohan Kartini. "Kita mengambil alih Kartini sbg lambang emansipasi wanita di Indonesia dr orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yg mengembangkannya lebih lanjut", tulis Harsja W. Bachtiar, yg menamatkan doktor sosiologinya di Harvard University.
Harsja jg menggugat dgn halus, mengapa harus Kartini yg dijadikan sbg simbol kemajuan wanita Indonesia. Ia menunjuk 2 sosok wanita yg hebat dlm sejarah Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh, & kedua, Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan.

Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat
Anehnya, tulis Harsja, 2 wanita itu tidak masuk dlm buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tentu saja Kartini masuk dlm buku tersebut.
Padahal, papar Harsja, kehebatan 2 wanita itu sgt luar biasa. Sultanah Safiatudin dikenal sbg sosok yg sgt pintar & aktif mengembangkan ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh & Melayu, dia menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol & Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu & kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah lahir karya-karya besar dr Nuruddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, & Abdur Rauf.
Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda utk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah & komoditi lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal sgt memajukan pendidikan, baik utk pria maupun utk wanita.
Tokoh wanita kedua yg disebut Harsja Bachriar adlh Siti Aisyah We Tenriolle. Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dlm pemerintahan, tetapi juga mahir dlm kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yg ahli sejarah Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dr sebuah epos La-Galigo, yg mencakup lebih dr 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yg dibuka baik utk anak-anak pria maupun utk wanita.
Quote:
Penokohan Kartini Pilihan Belanda
Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya menemukan kenyataan, bahwa Kartini mmg dipilih oleh orang Belanda untuk ditampilkan kedepan sbg pendekar kemajuan wanita pribumi di Indonesia. Mula-mula Kartini bergaul dgn Asisten-Residen Ovink suami istri. Adlh Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yg mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama & Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.
Harsja menulis ttg kisah ini: "Abendanon mengunjungi mereka & kemudian mjdi semacam sponsor bgi Kartini. Kartini berkenalan dgn Hilda de Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana Bogor, suatu pertemuan yg sgt mengesankan kedua belah pihak".
Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dgn Estella Zeehandelaar, seorang wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama mengenai perjuangan wanita & sosialisme. Tokoh sosialisme H.H. van Kol & penganjur Haluan Etika C.Th. van Deventer adlh orang-orang yg menampilkan Kartini sbg pendekar wanita Indonesia.
Lebih dari 6 tahun setelah Kartini wafat pada umur 25 tahun, pada tahun 1911, Abendanon menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini dgn judul Door Duisternis tot Lich. Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dgn judul Letters of a Javaness Princess. Beberapa tahun kemudian, terbit terjemahan dlm bahasa Indonesia dgn judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran (1922).

2 tahun setelah penerbitan buku Kartini, Hilda de Booy-Boissevain mengadakan prakarsa pengumpulan dana yg memungkinkan pembiayaan sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Tanggal 27 Juni 1913, didirikan Komite Kartini Fonds, yg diketuai C.Th. van Deventer. Usaha pengumpulan dana ini lebih memperkenalkan nama Kartini, serta ide-idenya pada orang-orang di Belanda.
Harsja Bachtriar kemudian mencatat: "Orang-orang Indonesia di luar lingkungan terbatas Kartini sendiri, dlm masa kehidupan Kartini hampir tidak mengenal Kartini & mungkin tidak akan mengenal Kartini bilamana orang-orang Belanda ini tidak menampilkan Kartini kedepan dlm tulisan-tulisan, percakapan-percakapan maupun tindakan-tindakan mereka".
Karena itulah, simpul guru besar UI tersebut: "Kita mengambil alih Kartini sbg lambang emansipasi wanita di Indonesia dr orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yg mengembangkannya lebih lanjut".
Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya menemukan kenyataan, bahwa Kartini mmg dipilih oleh orang Belanda untuk ditampilkan kedepan sbg pendekar kemajuan wanita pribumi di Indonesia. Mula-mula Kartini bergaul dgn Asisten-Residen Ovink suami istri. Adlh Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yg mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama & Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.
Harsja menulis ttg kisah ini: "Abendanon mengunjungi mereka & kemudian mjdi semacam sponsor bgi Kartini. Kartini berkenalan dgn Hilda de Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana Bogor, suatu pertemuan yg sgt mengesankan kedua belah pihak".
Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dgn Estella Zeehandelaar, seorang wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama mengenai perjuangan wanita & sosialisme. Tokoh sosialisme H.H. van Kol & penganjur Haluan Etika C.Th. van Deventer adlh orang-orang yg menampilkan Kartini sbg pendekar wanita Indonesia.
Lebih dari 6 tahun setelah Kartini wafat pada umur 25 tahun, pada tahun 1911, Abendanon menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini dgn judul Door Duisternis tot Lich. Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dgn judul Letters of a Javaness Princess. Beberapa tahun kemudian, terbit terjemahan dlm bahasa Indonesia dgn judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran (1922).
2 tahun setelah penerbitan buku Kartini, Hilda de Booy-Boissevain mengadakan prakarsa pengumpulan dana yg memungkinkan pembiayaan sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Tanggal 27 Juni 1913, didirikan Komite Kartini Fonds, yg diketuai C.Th. van Deventer. Usaha pengumpulan dana ini lebih memperkenalkan nama Kartini, serta ide-idenya pada orang-orang di Belanda.
Harsja Bachtriar kemudian mencatat: "Orang-orang Indonesia di luar lingkungan terbatas Kartini sendiri, dlm masa kehidupan Kartini hampir tidak mengenal Kartini & mungkin tidak akan mengenal Kartini bilamana orang-orang Belanda ini tidak menampilkan Kartini kedepan dlm tulisan-tulisan, percakapan-percakapan maupun tindakan-tindakan mereka".
Karena itulah, simpul guru besar UI tersebut: "Kita mengambil alih Kartini sbg lambang emansipasi wanita di Indonesia dr orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yg mengembangkannya lebih lanjut".
Quote:
"Mengapa harus Kartini?"
Seperti diungkapkan oleh Prof. Harsja W. Bachtiar & Tiar Anwar Bahtiar, penokohan Kartini tidak terlepas dr peran Belanda. Harsja W. Bachtiar bahkan menyinggung nama Snouck Hurgronjedlm rangkaian penokohan Kartini oleh Abendanon. Padahal, Snouck adlh seorang orientalis Belanda yg memiliki kebijakan sistematis utk meminggirkan Islam dr bumi Nusantara. Pakar sejarah Melayu, Prof. Naquib al-Attas sudah lama mengingatkan adanya upaya yg sistematis dr orientalis Belanda utk memperkecil peran Islam dlm sejarah Kepulauan Nusantara.

Snouck Hurgronje
Snouck Hurgronje "menyamar" mjdi Muslim dgn nama Abdul Gaffar
Apa hubungan Kartini dgn Snouck Hurgronje?
Dlm sejumlah suratnya kepada Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali menyebut nama Snouck. Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu sbg orang hebat yg sangat pakar dlm soal Islam. Dlm suratnya kepada Ny. Abendanon tertanggal 18 Februari 1902, Kartini menulis: "Salam, Bidadariku yg manis dan baik.. Masih ada lagi suatu permintaan penting yg hendak saya ajukan kepada Nyonya. Apabila Nyonya bertemu dgn teman Nyonya Dr. Snouck Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya kepada beliau tentang hal berikut: Apakah dlm agama Islam juga ada hukum akil balig seperti yg terdapat dlm undang-undang bangsa Barat?
Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu ttg hak & kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya". (Lihat, buku Kartini: Surat-surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri & Suaminya, (penerjemah: Sulastin Sutrisno), (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2000), hal. 234-235).
Melalui bukunya, Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Girimukti Pusaka, dgn judul Snouck Hurgronje & Islam, tahun 1989), P.SJ. Van Koningsveld memaparkan sosok & kiprah Snouck Hurgronje dlm upaya membantu penjajah Belanda utk menaklukkan Islam.
Mengikuti jejak orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yg mjdi murid para Syaikh al-Azhar Kairo, Snouck sampai merasa perlu utk menyatakan diri sbg seorang muslim (1885) & mengganti nama mjdi Abdul Ghaffar. Dgn itu dia bisa diterima mjdi murid para ulama Mekkah. Posisi & pengalaman ini nantinya memudahkan langkah Snouck dlm menembus daerah-daerah Muslim di berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang Snouck dlm penyamarannya sbg Muslim. Snouck dianggap oleh byk kaum Muslim di Nusantara ini sbg ulama. Bahkan ada yg menyebutnya sbg Mufti Hindia Belanda. Juga ada yg memanggilnya Syaikhul Islam Jawa.
Padahal, Snouck sendiri menulis ttg Islam: "Sesungguhnya agama ini meskipun cocok utk membiasakan ketertiban kepada orang-orang biadab, tetapi tidak dapat berdamai dgn peradaban modern, kecuali dgn suatu perubahan radikal, namun tidak sesuatu pun memberi kita hak utk mengharapkannya."

Snouck Hurgronje (lahir: 1857) adlh adviseur pada Kantoor voor Inlandsche zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yg bertugas memberikan nasehat kepada pemerintah kolonial dlm masalah pribumi. Dlm bukunya, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1985), Dr. Aqib Suminto mengupas panjang lebar pemikiran & nasehat-nasehat Snouck Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda.
Salah satu strateginya, adlh melakukan pembaratan kaum elite pribumi melalui dunia pendidikan, sehingga mereka jauh dr Islam. Menurut Snouck, lapisan pribumi yg berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dr pengaruh Islam. Sedangkan pengaruh Barat yg mereka miliki akan mempermudah mempertemukannya dgn pemerintahan Eropa.
Snouck optimis, rakyat banyak akan mengikuti jejak pemimpin tradisional mereka. Menurutnya, Islam Indonesia akan mengalami kekalahan akhir melalui asosiasi pemeluk agama ini ke dlm kebudayaan Belanda. Dlm perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa asosiasi kebudayaan yg ditopang oleh pendidikan Barat akan keluar sbg pemenangnya. Apalagi, jika didukung oleh kristenisasi & pemanfaatan adat.
Aqib Suminto mengupas beberapa strategi Snouck Hurgronje dlm menaklukkan Islam di Indonesia: Terhadap daerah yg Islamnya kuat semacam Aceh misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan Kristenisasi. Utk menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dgn menyalurkan semangat mereka kearah yg menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan.
Seperti diungkapkan oleh Prof. Harsja W. Bachtiar & Tiar Anwar Bahtiar, penokohan Kartini tidak terlepas dr peran Belanda. Harsja W. Bachtiar bahkan menyinggung nama Snouck Hurgronjedlm rangkaian penokohan Kartini oleh Abendanon. Padahal, Snouck adlh seorang orientalis Belanda yg memiliki kebijakan sistematis utk meminggirkan Islam dr bumi Nusantara. Pakar sejarah Melayu, Prof. Naquib al-Attas sudah lama mengingatkan adanya upaya yg sistematis dr orientalis Belanda utk memperkecil peran Islam dlm sejarah Kepulauan Nusantara.

Snouck Hurgronje
Snouck Hurgronje "menyamar" mjdi Muslim dgn nama Abdul Gaffar
Apa hubungan Kartini dgn Snouck Hurgronje?
Dlm sejumlah suratnya kepada Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali menyebut nama Snouck. Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu sbg orang hebat yg sangat pakar dlm soal Islam. Dlm suratnya kepada Ny. Abendanon tertanggal 18 Februari 1902, Kartini menulis: "Salam, Bidadariku yg manis dan baik.. Masih ada lagi suatu permintaan penting yg hendak saya ajukan kepada Nyonya. Apabila Nyonya bertemu dgn teman Nyonya Dr. Snouck Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya kepada beliau tentang hal berikut: Apakah dlm agama Islam juga ada hukum akil balig seperti yg terdapat dlm undang-undang bangsa Barat?
Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu ttg hak & kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya". (Lihat, buku Kartini: Surat-surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri & Suaminya, (penerjemah: Sulastin Sutrisno), (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2000), hal. 234-235).
Melalui bukunya, Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Girimukti Pusaka, dgn judul Snouck Hurgronje & Islam, tahun 1989), P.SJ. Van Koningsveld memaparkan sosok & kiprah Snouck Hurgronje dlm upaya membantu penjajah Belanda utk menaklukkan Islam.
Mengikuti jejak orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yg mjdi murid para Syaikh al-Azhar Kairo, Snouck sampai merasa perlu utk menyatakan diri sbg seorang muslim (1885) & mengganti nama mjdi Abdul Ghaffar. Dgn itu dia bisa diterima mjdi murid para ulama Mekkah. Posisi & pengalaman ini nantinya memudahkan langkah Snouck dlm menembus daerah-daerah Muslim di berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang Snouck dlm penyamarannya sbg Muslim. Snouck dianggap oleh byk kaum Muslim di Nusantara ini sbg ulama. Bahkan ada yg menyebutnya sbg Mufti Hindia Belanda. Juga ada yg memanggilnya Syaikhul Islam Jawa.
Padahal, Snouck sendiri menulis ttg Islam: "Sesungguhnya agama ini meskipun cocok utk membiasakan ketertiban kepada orang-orang biadab, tetapi tidak dapat berdamai dgn peradaban modern, kecuali dgn suatu perubahan radikal, namun tidak sesuatu pun memberi kita hak utk mengharapkannya."
Snouck Hurgronje (lahir: 1857) adlh adviseur pada Kantoor voor Inlandsche zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yg bertugas memberikan nasehat kepada pemerintah kolonial dlm masalah pribumi. Dlm bukunya, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1985), Dr. Aqib Suminto mengupas panjang lebar pemikiran & nasehat-nasehat Snouck Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda.
Salah satu strateginya, adlh melakukan pembaratan kaum elite pribumi melalui dunia pendidikan, sehingga mereka jauh dr Islam. Menurut Snouck, lapisan pribumi yg berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dr pengaruh Islam. Sedangkan pengaruh Barat yg mereka miliki akan mempermudah mempertemukannya dgn pemerintahan Eropa.
Snouck optimis, rakyat banyak akan mengikuti jejak pemimpin tradisional mereka. Menurutnya, Islam Indonesia akan mengalami kekalahan akhir melalui asosiasi pemeluk agama ini ke dlm kebudayaan Belanda. Dlm perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa asosiasi kebudayaan yg ditopang oleh pendidikan Barat akan keluar sbg pemenangnya. Apalagi, jika didukung oleh kristenisasi & pemanfaatan adat.
Aqib Suminto mengupas beberapa strategi Snouck Hurgronje dlm menaklukkan Islam di Indonesia: Terhadap daerah yg Islamnya kuat semacam Aceh misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan Kristenisasi. Utk menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dgn menyalurkan semangat mereka kearah yg menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan.
Quote:
Mungkin, itulah strategi & taktik penjajah utk menaklukkan Islam. Kita melihat, strategi & taktik itu pula yg sekarang masih byk digunakan utk menaklukkan Islam. Bahkan, jika kita cermati, strategi itu kini semakin canggih dilakukan. "Kader-kader Snouck" dr kalangan pribumi Muslim sudah berjubel.
Saya mempercayai Ia (yang Maha Kuasa), & saya menganggap semua agama itu baik.
Saya juga mempercayai teman-teman sekalian dpt mengartikannya dlm hal yg baik.
Saya mempercayai Ia (yang Maha Kuasa), & saya menganggap semua agama itu baik.
Saya juga mempercayai teman-teman sekalian dpt mengartikannya dlm hal yg baik.
Quote:
Quote:
pandangan agan lain ttg kartini 

Quote:
Original Posted By FalunaFalum►Duh.. Kok ini ngelantur sih,
maksud TS apaan ya? Kenapa harus Kartini, kenapa ga si itu.. si anu, si ono.. dll..
GIni ya, Kartini bukanlah pahlawan kayak Cut Nyak Dhien, atau mungkin seperti Christina Martha , atau Cut nyak Meutia dll.. Mereka adalah pahlawan perang, bukan seperti Kartini, Kartini sama sekali tidak berperang, bahkan mengangkat senjata juga ga bisa.
Jadi tolong jgn sampai saya melihat ada komentar "Mending Cut nyak Dhien deh.." Dll..
Mengapa kita menghargai Kartini? Karena pada zaman dahulu wanita itu tidak ada derajatnya sama sekali. Tugas mereka cuma 4 : Masak, bersih rumah, dandan, & melahirkan.. Mereka tidak boleh mengeyam pendidikan sama sekali.
Saat mereka masuk masa remaja, mereka akan dipingit sampai nanti mereka akan dijodohkan dgn orang tua mereka. Nah, Inilah ng mjdi awal pergerakan Kartini. Dia ingin membuat agar derajat wanita itu sama dgn laki - laki. DIa ingin agar semua wanita bisa mengeyam pendidikan. Gimana caranya?
Kartini pertama - tama surat-menyurat dgn pihak belanda, dari surat menyurat itu, dia mengetahui bahwa di eropa sana, wanita bisa mengeyam pendidikan. Kartini yang iri dgn wanita eropa yg bisa sekolah pun tergerak utk mendirikan sebuah sekolah di Jawa, khususnya sekolah keputrian (hal ini terwujud tahun 1912 oleh yayasan yg tergerak oleh tulisan2 kartini)
Dimulai dari situlah kita mengenal jasa Kartini sebagai pahlawan emansipasi perempuan.
Lagipula tidak hanya kartini kok, setelah kartini banyak pahlawan nasional yg jasanya sama, yaitu memajukan derajat kaum perempuan. Contohnya adalah : Dewi Sartika
secara resmi Dewi Sartika juga membangun sekolah perempuan pada tahun 1904. di Tahun Kartini Meninggal. Meski sama-sama berusaha memajukan emansipasi perempuan, Namun WANITA PERTAMA yg memiliki tujuan dan sudah melakukan suatu upaya untuk mewujudkannya adalah KARTINI.
Loh, Kartini berniat mendirikan sekolah, tapi kan Dewi Sartika mendirikan duluan di tahun 1904, sedangkan Kartini? 1912, 8 tahun setelah kematiannya?
Tapi kenapa beliau di spesialkan?
Jadi gini, Kartini menuangkan pemikiranyan, lewat buku & artikel yg dia buat. Lewat tulisan yg dia sampaikan, dia memotivasi para perempuan & pria-pria yg saat itu tergerak oleh tulisannya. Intinya, lewat buku & tulisan Kartini, banyak masyarakat jawa yg termotivasi untuk mensejahterakan kaum perempuan.
for Info. Buku Kartini yg kita kenal, itu terbit setelah Kartini wafat dalam versi bahasa melayu..
Gara-gara buku itulah, Kita bisa membaca maksud dari pemikiran Kartini, sebelumnya sih Kartini bukanlah pahlawan Nasional sama sekali (bahkan setelah dia meninggal). Kalau saja surat- surat kartini dibuang & tidak ada bukti yg kuat untuk membuktikannya, sampai sekarang kita tidak akan mengenal Kartini (ane lupa siapa yang nemuin dan mengumpulin suratnya.. Google aja sapa tau ada)
Diikuti oleh pahlawan wanita lainnya setelah Eranya berakhir.
Itu penjelasannya, kenapa HARUS Kartini..
Duh, aus nih ngomong mulu.. Bata dan Page one ya ga
maksud TS apaan ya? Kenapa harus Kartini, kenapa ga si itu.. si anu, si ono.. dll..
GIni ya, Kartini bukanlah pahlawan kayak Cut Nyak Dhien, atau mungkin seperti Christina Martha , atau Cut nyak Meutia dll.. Mereka adalah pahlawan perang, bukan seperti Kartini, Kartini sama sekali tidak berperang, bahkan mengangkat senjata juga ga bisa.
Jadi tolong jgn sampai saya melihat ada komentar "Mending Cut nyak Dhien deh.." Dll..
Mengapa kita menghargai Kartini? Karena pada zaman dahulu wanita itu tidak ada derajatnya sama sekali. Tugas mereka cuma 4 : Masak, bersih rumah, dandan, & melahirkan.. Mereka tidak boleh mengeyam pendidikan sama sekali.
Saat mereka masuk masa remaja, mereka akan dipingit sampai nanti mereka akan dijodohkan dgn orang tua mereka. Nah, Inilah ng mjdi awal pergerakan Kartini. Dia ingin membuat agar derajat wanita itu sama dgn laki - laki. DIa ingin agar semua wanita bisa mengeyam pendidikan. Gimana caranya?
Kartini pertama - tama surat-menyurat dgn pihak belanda, dari surat menyurat itu, dia mengetahui bahwa di eropa sana, wanita bisa mengeyam pendidikan. Kartini yang iri dgn wanita eropa yg bisa sekolah pun tergerak utk mendirikan sebuah sekolah di Jawa, khususnya sekolah keputrian (hal ini terwujud tahun 1912 oleh yayasan yg tergerak oleh tulisan2 kartini)
Dimulai dari situlah kita mengenal jasa Kartini sebagai pahlawan emansipasi perempuan.
Lagipula tidak hanya kartini kok, setelah kartini banyak pahlawan nasional yg jasanya sama, yaitu memajukan derajat kaum perempuan. Contohnya adalah : Dewi Sartika
secara resmi Dewi Sartika juga membangun sekolah perempuan pada tahun 1904. di Tahun Kartini Meninggal. Meski sama-sama berusaha memajukan emansipasi perempuan, Namun WANITA PERTAMA yg memiliki tujuan dan sudah melakukan suatu upaya untuk mewujudkannya adalah KARTINI.
Loh, Kartini berniat mendirikan sekolah, tapi kan Dewi Sartika mendirikan duluan di tahun 1904, sedangkan Kartini? 1912, 8 tahun setelah kematiannya?
Tapi kenapa beliau di spesialkan?
Jadi gini, Kartini menuangkan pemikiranyan, lewat buku & artikel yg dia buat. Lewat tulisan yg dia sampaikan, dia memotivasi para perempuan & pria-pria yg saat itu tergerak oleh tulisannya. Intinya, lewat buku & tulisan Kartini, banyak masyarakat jawa yg termotivasi untuk mensejahterakan kaum perempuan.
for Info. Buku Kartini yg kita kenal, itu terbit setelah Kartini wafat dalam versi bahasa melayu..
Gara-gara buku itulah, Kita bisa membaca maksud dari pemikiran Kartini, sebelumnya sih Kartini bukanlah pahlawan Nasional sama sekali (bahkan setelah dia meninggal). Kalau saja surat- surat kartini dibuang & tidak ada bukti yg kuat untuk membuktikannya, sampai sekarang kita tidak akan mengenal Kartini (ane lupa siapa yang nemuin dan mengumpulin suratnya.. Google aja sapa tau ada)
Diikuti oleh pahlawan wanita lainnya setelah Eranya berakhir.
Itu penjelasannya, kenapa HARUS Kartini..
Duh, aus nih ngomong mulu.. Bata dan Page one ya ga

Quote:
Original Posted By calvinmoses►kenapa harus R.A kartini sebagai emansipasi wanita!
Nih gan jawabannya
jadi tuh dulu pas jaman belanda ada 3 kasta yaitu belanda-totok(orang asli belanda), Belanda-indo), & pribumi
jadi karna dulu R.A kartini adalah pribumi tapi dia bisa berbahasa belanda nah makanya dia bisa komunikasi sama belanda-totok yaitu orang yg hanya bisa bahasa belanda, kartini itu sebenernya ga pernah terpikir buat jadi pahlawan emansipasi wanita, tapi dia cuma mikir, kenapa sih hidupnya kaya di nomor duakan, sehingga dia cerita sama orang belanda gan, nah orang belanda itu cerita sama R.A kartini, kalo hidup mereka itu bebas, bisa seperti layaknya laki2, nah oleh karena itu rA kartini menulis buku, yg seperti buku harian, jadi apa yg terjadi sama dia, dia tulis disitu..
Setelah dia meninggal gara2 ngelahirin anak keduanya(kaki dibawah, kepala diatas) akhirnya buku itu diliat sama orang belanda, abis itu dibuatlah sebuah buku yg berjudul habis gelap terbitlah terang
nah karna bantuan orang belanda tersebut RA kartini sampe sekarang mjdi pahlawan emansipasi wanita
Sumber:Guru Ane
(Kalo berkenanPejjwan gan)
Nih gan jawabannya
jadi tuh dulu pas jaman belanda ada 3 kasta yaitu belanda-totok(orang asli belanda), Belanda-indo), & pribumi
jadi karna dulu R.A kartini adalah pribumi tapi dia bisa berbahasa belanda nah makanya dia bisa komunikasi sama belanda-totok yaitu orang yg hanya bisa bahasa belanda, kartini itu sebenernya ga pernah terpikir buat jadi pahlawan emansipasi wanita, tapi dia cuma mikir, kenapa sih hidupnya kaya di nomor duakan, sehingga dia cerita sama orang belanda gan, nah orang belanda itu cerita sama R.A kartini, kalo hidup mereka itu bebas, bisa seperti layaknya laki2, nah oleh karena itu rA kartini menulis buku, yg seperti buku harian, jadi apa yg terjadi sama dia, dia tulis disitu..
Setelah dia meninggal gara2 ngelahirin anak keduanya(kaki dibawah, kepala diatas) akhirnya buku itu diliat sama orang belanda, abis itu dibuatlah sebuah buku yg berjudul habis gelap terbitlah terang
nah karna bantuan orang belanda tersebut RA kartini sampe sekarang mjdi pahlawan emansipasi wanita
Sumber:Guru Ane
(Kalo berkenanPejjwan gan)
Quote:
Original Posted By kelilipan.duren►iya, TS memang sedikit ngelantur, tapi secara keseluruhan saya punya statement tersendiri untuk meluruskan gerakan emansipasi ini
dulu sampai debat "panas" dengan dosen yg kebetulan perempuan
tentu karena saya laki2 & tentu bagi perempuan nyerempet ke masalah gender, padahal bagi saya adalah kepintaran manusia
R.A Kartini memang pahlawan emansipasi wanita, keinginan beliau ingin wanita itu cerdas & saya percaya hanya itu
oleh karena itu beliau bergerak hanya pada bidang pendidikan
selain untuk melakukan pembekalan, juga mengasah nalar/logika dalam memilih pasangan kelak ketika perjodohan sudah dihapuskan
dalam sekolah keputrian, diajarkan untuk mengasah kemampuan di bidang rumah tangga, seperti memasak, menjahit.
selain itu juga diajarkan baca tulis, menghitung & sejenisnya agar wanita turut "berguna" dalam mengatur ekonomi keluarga
INGAT, HANYA MENGATUR EKONOMI bukan IKUT MENCARI NAFKAH
percaya atau tidak, ide ini diambil oleh jepang & diterapkan disana hingga jepang maju perekonomiannya sampai tahun 2000an. ini bisa dilihat dari kartun2 jepang jadul yg memperlihatkan wanita mengatur keuangan, sebut saja ibunya nobita
namun sekarang menurun karena wanita lebih berkarir daripada mengatur keuangan keluarga
& itu adalah wanita yang high class, karena wanita high class adalah wanita yg memiliki kualitas yang sangat baik dalam urusan rumah tangga
& masih ingat istilah " wanita yg cerdas, menghasilkan anak yg cerdas" ?
R.A Kartini tidak meneriakan kesetaraan gender karena beliau juga tau, bahwa wanita itu sudah hebat dari dulu
mau memimpin & berpolitik? banyak kok Ratu2 kerajaan
mau bekerja? wanita zaman dulu bagian dari ekonomi terutama sektor pertanian & perdagangan
kekurangan wanita zaman dulu adalah perjodohan dgn upeti layaknya barang & pendidikan, itulah yg ingin dia ubah
Soekarno bahkan takut bahwa emansipasi akan berubah arah, dr bersifat sosial yg menunjukan wanita itu high class seperti diatas mjdi Individual yg tidak jauh adalah jongos berotak pintar. kalau tidak percaya, baca saja buku Soekarno berjudul Sarinah
akhirnya sekarang apa yg ditakutkan soekarno pun tjdi
wanita byk yg bekerja, meninggalkan anak & tugasnya. lalu mereka membunuh sesama wanita dgn memperkerjakan wanita lain utk jadi pembantu
kalau tidak dapet? ya memaksa laki2 untuk turut andil masuk sektor dalam keluarga dimana mencuci & sejenisnya yg mereka sebut kesetaraan gender
sangat memalukan bagi jongos berotak pintar ini
dari keinginan mulia sang pahlawan R.A Kartini, malah menghasilkan wanita yg semakin haus akan pengakuan
oh satu lagi, kalau saya jadi kementrian pendidikan kelak, saya akan melarang anak2 menyanyikan lagu "kasih ibu kepada beta"
karena zaman sekarang itu hanya sebuah propaganda dari wanita yg haus pengakuan
lagi pula karena kesetaraan gender jadi gak perlu adanya lembaga pemberdayaan perempuan & anak, cukup lembaga pemberdayaan anak saja
kalau dulu sih kenyataan
TS pageone
dulu sampai debat "panas" dengan dosen yg kebetulan perempuan
tentu karena saya laki2 & tentu bagi perempuan nyerempet ke masalah gender, padahal bagi saya adalah kepintaran manusia
R.A Kartini memang pahlawan emansipasi wanita, keinginan beliau ingin wanita itu cerdas & saya percaya hanya itu
oleh karena itu beliau bergerak hanya pada bidang pendidikan
selain untuk melakukan pembekalan, juga mengasah nalar/logika dalam memilih pasangan kelak ketika perjodohan sudah dihapuskan
dalam sekolah keputrian, diajarkan untuk mengasah kemampuan di bidang rumah tangga, seperti memasak, menjahit.
selain itu juga diajarkan baca tulis, menghitung & sejenisnya agar wanita turut "berguna" dalam mengatur ekonomi keluarga
INGAT, HANYA MENGATUR EKONOMI bukan IKUT MENCARI NAFKAH
percaya atau tidak, ide ini diambil oleh jepang & diterapkan disana hingga jepang maju perekonomiannya sampai tahun 2000an. ini bisa dilihat dari kartun2 jepang jadul yg memperlihatkan wanita mengatur keuangan, sebut saja ibunya nobita
namun sekarang menurun karena wanita lebih berkarir daripada mengatur keuangan keluarga
& itu adalah wanita yang high class, karena wanita high class adalah wanita yg memiliki kualitas yang sangat baik dalam urusan rumah tangga
& masih ingat istilah " wanita yg cerdas, menghasilkan anak yg cerdas" ?

R.A Kartini tidak meneriakan kesetaraan gender karena beliau juga tau, bahwa wanita itu sudah hebat dari dulu
mau memimpin & berpolitik? banyak kok Ratu2 kerajaan
mau bekerja? wanita zaman dulu bagian dari ekonomi terutama sektor pertanian & perdagangan
kekurangan wanita zaman dulu adalah perjodohan dgn upeti layaknya barang & pendidikan, itulah yg ingin dia ubah
Soekarno bahkan takut bahwa emansipasi akan berubah arah, dr bersifat sosial yg menunjukan wanita itu high class seperti diatas mjdi Individual yg tidak jauh adalah jongos berotak pintar. kalau tidak percaya, baca saja buku Soekarno berjudul Sarinah
akhirnya sekarang apa yg ditakutkan soekarno pun tjdi
wanita byk yg bekerja, meninggalkan anak & tugasnya. lalu mereka membunuh sesama wanita dgn memperkerjakan wanita lain utk jadi pembantu
kalau tidak dapet? ya memaksa laki2 untuk turut andil masuk sektor dalam keluarga dimana mencuci & sejenisnya yg mereka sebut kesetaraan gender
sangat memalukan bagi jongos berotak pintar ini
dari keinginan mulia sang pahlawan R.A Kartini, malah menghasilkan wanita yg semakin haus akan pengakuan
oh satu lagi, kalau saya jadi kementrian pendidikan kelak, saya akan melarang anak2 menyanyikan lagu "kasih ibu kepada beta"
karena zaman sekarang itu hanya sebuah propaganda dari wanita yg haus pengakuan
lagi pula karena kesetaraan gender jadi gak perlu adanya lembaga pemberdayaan perempuan & anak, cukup lembaga pemberdayaan anak saja
kalau dulu sih kenyataan

TS pageone
Thread ini didukung oleh :
Klik Banner Untuk Mengunjungi Markas Kami
Quote:

hargai karya orang lain dgn



ts sangat berterimakasih bwt agan yg mw ngasih ane



0
13.5K
Kutip
135
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan