Kaskus

Entertainment

xenovalkryiumAvatar border
TS
xenovalkryium
Rumah Makan Surga Dunia: Makan Semaunya dengan Harga Sesukanya
Apa yang terpikir olehmu pertama kali seandainya ada orang yang menawarkan bisnis investasi denganmu. Kalau saya, yang tergambar pertama kali adalah seberapa besar keuntungan yang didapatkan. Semakin besar keuntungan yang dijanjikan tentunya saya akan semakin tertarik. Segera minta brosur-brosurnya untuk dipelajari. Tanya sana-sini tentang kemungkinan untung ruginya. Kalau banyak yang mengatakan itu investasi masuk akal dengan keuntungan lebih dari lumayan, hal ini pasti bisa dijadikan sebagai rujukan utama untuk pengambilan keputusan: ikut atau tidak?
Rumah Makan Surga Dunia: Makan Semaunya dengan Harga Sesukanya
Artinya, meskipun tawaran bisnis investasi tersebut bisa dipertanggungjawabkan karena bukan investasi bodong, tetap perlu pertimbangan yang matang. Jadi tidak langsung mengangguk-anggukkan kepala saja, lalu tanam uang saya di situ semuanya. Kenapa? Karena setiap bisnis apapun, kemungkinan untung ruginya dipastikan ada. Walau peluang untung 90%, tetapi tetap terbuka celah yang 10 % nya, yaitu rugi.
Rumah Makan Surga Dunia: Makan Semaunya dengan Harga Sesukanya
Nah, sekarang bagaimana pendapatmu jika seseorang yang menawarkan bisnis investasi kepadamu itu justru secara terus terang mengungkapkan peluang ruginya lebih besar ketimbang untungnya. Tak tersurat memang, namun dari brosur yang ia berikan padamu tampak secara tersirat bahwa bisnis itu lebih mengarah kepada kebangkrutan. Yakinkah engkau akan tertarik untuk ikut? Tidak bukan? Dan hanya orang yang tidak waras sajalah yang mau menginvestasikan uangnya ke situ. Dan yang lebih tidak waras lagi tentunya orang yang menawarkan investasi itu sendiri. Ya, bagaimana mau disebut waras, sementara orang menawarkan bisnis keuntungan tetapi ia justru menawarkan kerugian.

Adalah Ray, Mahasiswa Kimia Universitas Padjajaran inilah yang punya ide gila itu. Diwawancarai di acara 360 MetroTV yang ditayangkan pada 08/05/2014 pukul 21.05, Ray yang bernama lengkap Nurachman berinisiatif untuk membuka sebuah rumah makan. Inisiatif ini bermula dari latar belakang keluarganya yang dari kalangan kurang mampu. Sering mengalami kesulitan di dalam mengatur uang kirimannya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Nasib serupa ini pun dialami pula oleh teman-teman mahasiswa lain yang senasib dengannya.

Karena itulah, ia ingin membantu teman-temannya tersebut dengan membuka rumah makan yang lain daripada yang lain. Jika kita makan di rumah makan pada umumnya, setiap selesai bersantap tentu si kasir akan menghitung sudah habis berapa kita makan di situ. Makannya pakai lauk apa, minumnya minum apa, dan seterusnya … dan seterusnya. Jadi besarnya kisaran rupiah yang kita habiskan tergantung dari jenis makanan apa yang kita santap. Hal inilah yang menyebabkan setiap pengunjung menghabiskan rupiah dengan nominal yang berbeda-beda juga.

Pada Rumah Makan Surga Dunia yang didirikan Ray, hal di atas takkan kita dapati. Yang terjadi saat selesai makan, justru kita yang disuruh menulis sendiri sesuka kita berapa uang yang harus kita bayarkan untuk makanan yang sudah kita makan. Aneh kan?

Seperti juga saya, barangkali timbul pertanyaan dalam dirimu. “Apa nggak rugi?” Maka wajarlah ketika Ray menawari orang untuk berinvestasi ke usaha yang ia kelola ini, banyak yang melakukan tolakan. Malah ia sempat diusir karena bisnis yang ditawarkannya tersebut dianggap Bisnis Rugi. Tetapi berkat kegigihan dia, akhirnya ada investor nekad yang bersedia menanamkan modal dalam usaha yang terbilang nekad pula.

Kendala pasti ada. Banyak malahan. Bahkan menurut Ray, pernah ada serombongan anak muda yang turun dari sebuah mobil mewah, dan pastinya mereka dari kalangan berada, masuk ke rumah makan, lalu pesan banyak makanan, dan setelah selesai hanya membayar lima ribu rupiah saja untuk semua makanan yang sudah mereka pesan. Dan kejadian ini tak hanya terjadi sekali atau dua kali, melainkan lebih beberapa kali. Tetapi memang itulah konsekuensi yang mesti diterima Ray terhadap Rumah Makan Surga Dunia yang ia kelola, karena mottonya adalah Makan semaunya bayar sesukanya. Apalagi konsep dasar usaha yang ia rintis ialah untuk beramal. Jadi ia tak terlalu memusingkan kendala-kendala yang demikian. Tak masuk akal memang. Bahkan jatuh bangunnya bisnis aneh yang ia kelola bukannya membuat rumah makan tersebut menjadi gulung tikar, malahan justru membuat usahanya semakin berkibar.

Saya pun pada akhirnya percaya. Selama Ray tetap memegang teguh keyakinan konsep dasar usahanya, yaitu untuk beramal, maka selama itu pula usaha Ray tak akan mengalami kebangkrutan. Karena sebenarnya Ray sedang mempraktekkan makna dari konsep sedekah. Dan asal tahu saja, tak ada orang yang menjadi jatuh miskin karena sering bersedekah. Sebab sedekah punya rumus dan logikanya sendiri yang tak bisa dipahami jika kita memandangnya dengan kacamata kebakhilan.
Rumah Makan Surga Dunia: Makan Semaunya dengan Harga Sesukanya
Ray, Pemilik rumah Makan Surga Dunia

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah ayat 261)

http://ekonomi.kompasiana.com/wiraus...ya-654638.html
0
1.8K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan