Kaskus

News

xenovalkryiumAvatar border
TS
xenovalkryium
Ini Dia Sosok "Spiderman Dari Jerman" Sang Pembersih Monas
JAKARTA, KOMPAS.com — Pembersihan yang dilakukan PT Karcher menjadi sejarah baru untuk Monumen Nasional (Monas) yang sudah 22 tahun tidak "dimandikan". Pengalaman ini yang membuat Kepala Tim Teknisi dari Karcher Jerman Thorsten Moewes menyampaikan pendapat dan kinerjanya sebagai teknisi pembersih Monas.
Ini Dia Sosok "Spiderman Dari Jerman" Sang Pembersih Monas
Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Ketua Tim Teknisi Jerman Karcher Thorsten Moewes (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan seusai memanjat dan memasang instalasi di Monas, Kamis (8/5/2014). Karcher akan membersihkan Monas dari 5 hingga 15 Mei 2014.

Pria Jerman ini mengaku, dalam menjalankan pekerjaan sebagai teknisi yang turun dari puncak ke cawan Monas, timnya seolah seperti tokoh superhero Amerika. "Kamu bisa panggil saya Spiderman," ujar Moewes sambil tertawa kepada wartawan di Monas, Kamis (8/5/2014).

Moewes menuturkan, pemandangan indah melihat Jakarta tergambar saat dirinya naik ke puncak Monas. Dia merasa, monumen bersejarah ini perlu dibersihkan.

Moewes mengaku sudah melakukan riset dengan mendatangi Monas dua tahun silam. Menurutnya, kondisi Monas tahun 2014 tidak berbeda jauh dengan dua tahun lalu.

Sebelum memulai pembersihan, Moewes melakukan pengecekan terlebih dulu pada kondisi monumen, yaitu material yang digunakan dan memastikan pembersihan ini tidak merusak apa pun. Untuk mengukur kekotoran Monas, ia mengambil sedikit sampel dari pelat batu. Sampel tersebut lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Setelah itu, baru dapat ditentukan metode pembersihan harus menggunakan mesin jenis apa.

Moewes mengatakan, pihaknya harus sangat sensitif tentang material karena ini adalah monumen bersejarah. Dia juga memeriksakan debu yang menempel di batu tersebut.

Moewes menuturkan, debu atau kotoran yang menempel menyebabkan masalah pada batu di Monas. Setelah beberapa lama, akan ada reaksi kimia dari panas, asam, polusi, dan hujan yang menyebabkan mineral keluar dari batunya. Ini membuat lapisan keras dapat menutupi pori-pori batu sehingga batu tidak dapat bernapas.

"Idealnya, batu dapat bernapas. Itulah kenapa membersihkan debu sangat penting," kata Moewes.

Moewes melanjutkan, batu tidak bernapas dapat terjadi ketika ada air masuk. Air pun tidak dapat keluar lagi dikarenakan lapisan kerak. Jadi, menurut Moewes, lebih baik menyingkirkan debu tersebut. Debu tersebut membuat reaksi kimia. Ini sebab, batu berbeda dengan kerak yang memiliki tensi dan gerak partikel berkecepatan. Batu bergerak lebih cepat ketimbang debu dan menyebabkan keretakan. Jika hal itu terjadi, maka batu berpotensi jatuh.

Menurut Moewes, kondisi Monas tidak terlalu buruk, meskipun pembersihan terakhir terjadi pada 22 tahun lalu, sehingga tidak mengalami kesulitan. Masalah arsitektur, kata Moewes, menjadi lebih besar dibandingkan pembersihan Monas.

"Lebih ke masalah arsitektur, kamu bisa lihat korosi di mana-mana. Itu karena pengelola menggunakan pelat besi biasa. Harusnya menggunakan besi antikorosi. Ini mengubah warna dan membuat noda di mana-mana. Korosi tergantung pada pelatnya. Kalau makin parah, pelatnya bisa copot seperti yang terjadi beberapa tahun lalu di sini," kata Moewes.

Tim Karcher, lanjut Moewes, memilih metode pembersihan yang sensitif karena timnya tidak dapat menghilangkan debu dengan sekali bilas saja, tetapi harus berulang kali.

Tim Karcher yang membersihkan Monas merupakan orang-orang yang berpengalaman di bidangnya. Kecintaan Moewes pada bidang pekerjaan ini membuatnya terlatih untuk menangani dengan serius pembersihan Monas.

Seperti diketahui, Moewes bersama dua orang anggota Tim Karcher Jerman, yakni Sebastian Burg dan Lars Neuser, telah memulai pembersihan pada Kamis (8/5/2014) sekitar pukul 16.00 WIB. Moewes menyatakan, dalam setahun, ia dapat menangani pembersihan 3 sampai 6 monumen.

Pembersihan monumen sendiri tidak dapat diperkirakan waktunya. Hal ini tergantung pada proyek monumen. Ada yang mampu dikerjakan selama 2 minggu, ada pula yang 3 bulan.

Pengalaman Moewes setiap membersihkan monumen tidak sama. Baginya, semua monumen susah untuk ditangani, tetapi selalu menjadi tantangan baru. Beberapa tantangan di antaranya cara mengembangkan akses tali, cara teknisi untuk masuk dan keluar, dan pemakaian air dingin atau air panas.

Tidak ada waktu ideal dalam membersihkan monumen. Pembersihan tergantung pada cuaca, iklim, dan polusi di setiap negara yang jelas memiliki karakter berbeda. "Jadi, ya ini cukup ideal untuk Monas," ucap Moewes.

http://megapolitan.kompas.com/read/2...embersih.Monas

Thank you sir......S E N S O Ran yg penting bisa promosi hoho
0
4.6K
32
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan