- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Perahu Pencari Suaka Dipaksa Balik ke Indonesia


TS
zanaf231
Perahu Pencari Suaka Dipaksa Balik ke Indonesia
INILAHCOM, Denpasar – Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa mengatakan, penambahan tiga penumpang pada perahu kayu pencari suaka yang dipaksa balik ke Indonesia oleh Australia adalah “perkembangan yang sangat serius”.
Awak perahu pencari suaka itu diwawancarai oleh anggota TNI-AL. Mereka menyatakan bahwa dua kapal perang Australia menambahkan tiga penumpang ekstra (seorang WNI dan dua orang Albania) ke perahu mereka, sebelum perahu pencari suaka itu digiring paksa oleh kapal perang Australia ke perairan Indonesia, Ahad (4/5/2014).
Namun Marty, yang berbicara pada KTT para menlu di Bali Selasa (6/5/2014) mengatakan, bahwa informasi tiga orang penumpang tambahan dipindahkan ke perahu pencari suaka tersebut belum dikonfirmasi kebenarannya.
“Saya mendapat informasi bahwa selain 18 pencari suaka yang menumpang dua perahu yang sebelumnya membawa mereka ke perairan Australia, dengan terang-terangan kapal perang Australia menambahkan lagi tiga penumpang di perahu tersebut yang dipaksa kembali ke perairan Indonesia,” tutur Marty, seperti ditulis ABC News Australia, Rabu dini hari (7/5/2014).
“Jika benar, maka ini jelas perkembangan sangat serius,” tambah Marty.
“Sebelumnya, sejak awal saya mengatakan, kita menanggung risiko memfasilitasi pemerintah Australia dalam menangani orang-orang perahu ini jika mereka dipaksa kembali ke Indonesia,”
TNI-AL mengeluarkan pernyataan berdasar pengakuan awak perahu yang membawa para pencari suaka. Perahu kayu mereka ditemukan terdampar di sebuah pulau kecil di Indonesia timur.
Awak perahu itu mengatakan, mereka berada di perairan Australia pada 1 Mei lalu dengan membawa 18 pencari suaka dari India, Nepal menuju Ashmore Reef, Australia..
Menurut awak perahu, kapal-kapal Australia menggring perahu mereka kembali ke perairan Indonesia sehari kemudian.
Juru bicara TNI-AL Kolonel Suradi Agung Slamet mengatakan, para awak perahu bercerita kepada para penyelidik TNI-AL bahwa tiga penumpang tambahan tersebut ditumpangkan ke perahu mereka pada pukul 03:00 Minggu. Dan perahu itu sudah kembali memasuki perairan Indonesia pada pukul 05:30.
Pada pukul 08:00 mesin perahu ini mati dan terdampar di Pulau Lay dan ditemukan oleh TNI-AL.
Menanggapi klaim Indonesia, wanita juru bicara Menteri Imigrasi Australia Scott Morison mengatakan, pemerintahnya tak mau berkomentar soal “on-water operations”.
Sementara itu, juru bicara komisi Imigrasi Partai Buruh Australia Richard Marles menyebut tuduhan Indonesia itu sangat serius.”Kami segera ingin mendengar langsung dari pemerintah (Australia),” kata Marles.
Ketua Partai Hijau Christine Milne mengatakan dirinya terkejut membaca laporan-laporan pengusiran paksa para pencari suaka ke perairan Indonesia.Jika benar, maka ini bertentangan dengan hukum internasional, kata Milne
“Ini pelanggaran serius bukan hanya terhadap hukum internasional tetapi juga pelanggaran terhadap proses yang patut,” tambah Milne tegas mengkritik pemerintahan PM Tony Abbott.
Awak perahu pencari suaka itu diwawancarai oleh anggota TNI-AL. Mereka menyatakan bahwa dua kapal perang Australia menambahkan tiga penumpang ekstra (seorang WNI dan dua orang Albania) ke perahu mereka, sebelum perahu pencari suaka itu digiring paksa oleh kapal perang Australia ke perairan Indonesia, Ahad (4/5/2014).
Namun Marty, yang berbicara pada KTT para menlu di Bali Selasa (6/5/2014) mengatakan, bahwa informasi tiga orang penumpang tambahan dipindahkan ke perahu pencari suaka tersebut belum dikonfirmasi kebenarannya.
“Saya mendapat informasi bahwa selain 18 pencari suaka yang menumpang dua perahu yang sebelumnya membawa mereka ke perairan Australia, dengan terang-terangan kapal perang Australia menambahkan lagi tiga penumpang di perahu tersebut yang dipaksa kembali ke perairan Indonesia,” tutur Marty, seperti ditulis ABC News Australia, Rabu dini hari (7/5/2014).
“Jika benar, maka ini jelas perkembangan sangat serius,” tambah Marty.
“Sebelumnya, sejak awal saya mengatakan, kita menanggung risiko memfasilitasi pemerintah Australia dalam menangani orang-orang perahu ini jika mereka dipaksa kembali ke Indonesia,”
TNI-AL mengeluarkan pernyataan berdasar pengakuan awak perahu yang membawa para pencari suaka. Perahu kayu mereka ditemukan terdampar di sebuah pulau kecil di Indonesia timur.
Awak perahu itu mengatakan, mereka berada di perairan Australia pada 1 Mei lalu dengan membawa 18 pencari suaka dari India, Nepal menuju Ashmore Reef, Australia..
Menurut awak perahu, kapal-kapal Australia menggring perahu mereka kembali ke perairan Indonesia sehari kemudian.
Juru bicara TNI-AL Kolonel Suradi Agung Slamet mengatakan, para awak perahu bercerita kepada para penyelidik TNI-AL bahwa tiga penumpang tambahan tersebut ditumpangkan ke perahu mereka pada pukul 03:00 Minggu. Dan perahu itu sudah kembali memasuki perairan Indonesia pada pukul 05:30.
Pada pukul 08:00 mesin perahu ini mati dan terdampar di Pulau Lay dan ditemukan oleh TNI-AL.
Menanggapi klaim Indonesia, wanita juru bicara Menteri Imigrasi Australia Scott Morison mengatakan, pemerintahnya tak mau berkomentar soal “on-water operations”.
Sementara itu, juru bicara komisi Imigrasi Partai Buruh Australia Richard Marles menyebut tuduhan Indonesia itu sangat serius.”Kami segera ingin mendengar langsung dari pemerintah (Australia),” kata Marles.
Ketua Partai Hijau Christine Milne mengatakan dirinya terkejut membaca laporan-laporan pengusiran paksa para pencari suaka ke perairan Indonesia.Jika benar, maka ini bertentangan dengan hukum internasional, kata Milne
“Ini pelanggaran serius bukan hanya terhadap hukum internasional tetapi juga pelanggaran terhadap proses yang patut,” tambah Milne tegas mengkritik pemerintahan PM Tony Abbott.
Spoiler for SUMUR:
0
1.1K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan