kabar24..com, JAKARTA—Tim dari Indonesia raih juara 2 Go Green in the City 2014 East Asia Regional Challenge di Ho Chi Min City.

Sementara itu, predikat pertama diraih oleh tim dari Vietnam yang mengusung konsep Energy Bank for Smart City. Tim yang terdiri dari Mai Anh Dang dan Thuy Duong Nguyen Thi berasal dari Ho Chi Minh City Foreign Trade University.

Indonesia berhasil mengalahkan tujuh pesetta lainnya. Kontes itu sendiri diikuti oleh 9 tim berasal dari Kamboja, Korea Selatan, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Filipina, Singapura, Taiwan, dan Thailand.

Mereka mempresentasikan project pengelolaan energi yang efisien dan inovativ di depan panel juri yang terdiri dari pakar pengelolaan energi dari mancanegara.

Tim dari Indonesia, Epic Java team dari Universitas Kristen Satya Wacana telah mempresentasikan project berjudul Hubhee (Human Body Heat Energy Harvester”) yang di tahap final nasional diberi judul Lungguh yang berarti duduk.

Project tersebut berupa sebuah bantalan kursi yang mampu menyerap energi panas tubuh manusia dan kemudian mengonversikannya menjadi energi listrik, sehingga dapat digunakan untuk men-charge ponsel, tablet atau alat elektronik portable lainnya. Tim yang terdiri dari FA Brian Ganda Pratama dan Chintya Amanda ini berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan keluar sebagai juara ke dua.

Zeljko Kosanovic, Senior Vice President, East Asia Zone President of Schneider Electric mengatakan sangat terkesan dengan inovasi yang diciptakan tim dari Indonesia.

“Kami sangat terkesan dengan ide yang dipresentasikan oleh tim dari semua negara dan menurut saya, semua tim adalah pemenang, dan semua ide memancarkan inovasi yang mengagumkan. Di Schneider Electric,” ujarnya.

Dia mengatakan mereka mengembangkan teknologi terkini dan juga solusi inovatif yang berujung pada satu fokus, yaitu memaksimalkan efisiensi energi dengan membantu dunia usaha dan juga pemerintah untuk mengelola energi secara optimal.

Go Green in the City menawarkan sebuah platform bagi mahasiswa untuk berbagi visi mereka ke dunia global sekaligus batu loncatan bagi mereka untuk mengembangkan dan meraih hasil dari potensi yang mereka miliki.

Sementara itu, tim Vietnam menampilkan konsep Energy Bank for Smart City mengambil inspirasi dari konsep perbankan. Industri ekonomi dan keuangan, perbankan didefiniskan sebagai medium untuk meminjamkan uang yang telah ditabung oleh sekelompok orang kepada orang lain yang membutukannya sehingga sirkulasi uang di tengah masyarakat, secara teori, tidak berubah.

Bunga kemudian dihitung sebagai presentasi spesifik dari jumlah uang yang didepositkan, semakin besar tabungan maka semakin besar pula bunganya. Di tengah era e-banking, dengan adanya komputer dan smart phone, memungkinkan kita untuk meng-update informasi dan juga status rekening kita secara online.

Konsep “Perbankan” itu sebenarnya dapat menyelesaikan masalah yang kini dihadapi di bidang pengelolaan energi untuk memastikan stabilitas permintaan energi sehingga kita dapat menghindari kepasifan dalam penyediaan energi. Konsep tersebut juga dapat mendorong semangat semakin “banyak menabung/menghemat, maka semakin besar pula hasil yang kita dapatkan” di sepanjang rantai konsumsi energi.

Tim pemenang akan mewakilkan wilayah East Asia dan berangkat ke Paris untuk bertanding di babak final Go Green in the City International Case Challenge pada 14-21 Juni 2014. Mereka akan berkompetisi dengan finalis lain dari berbagai belahan dunia. (kabar24..com)