6 Bulan Ditahan KPK, Chairun Nisa Raih 25.000 Suara
30 April 2014
CALON legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Golkar, Chairun Nisa, masih sanggup meraih 25 ribu suara, walaupun berstatus sebagai terpidana kasus korupsi dan telah mendekam selama 6 bulan lebih di balik jeruji penjara.
Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu legislatif 2014 tingkat nasional provinsi Kalimantan Tengah yang disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Selasa (29/4), Caleg nomer urut 1 daerah pemilihan Kalteng tersebut meraih 25.277 suara. Padahal sejak Oktober 2013, anggota Komisi VIII DPR RI tersebut ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena kasus dugaan penyuapan.
Kendati meraih 25 ribu suara, perempuan yang selalu tampil berjilbab itu secara matematis tak dapat merebut kursi. Pasalnya, di Dapil Kalteng (provinsi ini cuma memiliki satu Dapil untuk DPR RI), kursi yang diperebutkan hanya 6 buah. Sementara Caleg partai berlambang pohon beringin tersebut yang mereguk suara tertinggi di Dapil tersebut adalah Agatie Sulie Mahyudin (nomor urut 2). Agatie memperoleh 32.297 suara.
Dari hasil rekapitulasi Kalteng untuk pemilihan calon anggota DPR RI, jumlah suara sahnya adalah 1.139.544. Sedangkan partai yang mendapatkan suara tertinggi adalah PDI Perjuangan yaitu 350.701 suara, diikuti oleh Golkar: 141.095 suara, Gerindra: 120.019 suara, NasDem: 85.960, PAN: 84.259 suara, PPP: 79.756 suara. Dengan perolehan tersebut, diperkirakan PDIP akan merebut 2 kursi dari Dapil Kalteng, sementara empat lainnya menjadi jatah Caleg dengan perolehan suara tertinggi dari empat partai lain di bawahnya. Kalkulasi tersebut berdasarkan teori bilangan pembagi pemilih (BPP).
Chairun Nisa ditangkap tangan oleh KPK di Jakarta pada Oktober 2013. Saat itu, dirinya berusaha menyuap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar dalam kasus sengketa pemilihan Bupati Gunung Mas Kalteng. Politisi Golkar itu telah dijatuhi vonis hukuman 4 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor pada 27 Maret lalu.
M. Syafiq Syeirozi | Wisnu
Rakyat Kalteng gimana sih, kok masih ada yang milih terpidana...
Btw mengenai Chairunnisa saya nemu satu info lama: