Ryamizard: Saya Enggak Pernah Culik-culik Orang...
JAKARTA, Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa dirinya tidak pernah terlibat dalam penculikan sejumlah aktivis saat terjadi kerusuhan pada Mei 1998. Menurut dia, musuh bangsa Indonesia bukanlah aktivis, melainkan para pemberontak.
Hal itu disampaikan Ryamizard ketika salah satu audiens bertanya tentang perannya saat terjadinya kerusuhan Mei 1998. "Enggak ada tuh. Saya enggak ngerti. Saya enggak pernah culik-culik orang," katanya di Posko Relawan Pro Jokowi, Pancoran, Jakarta, Rabu (30/4/2014).
Ryamizard mengatakan, saat terjadinya kerusuhan itu, jabatannya adalah Kepala Staf Komando Strategis Angkatan Darat dengan pangkat mayor jenderal. Dia mengatakan, aktivis bukanlah musuh karena sama-sama anak bangsa. Sementara, baginya, pemberontaklah yang harus diperangi.
"Kalau memberontak, saya hadapi, seperti di Aceh, Papua. Kalau mereka minta (merdeka), yang lain nanti minta, bagaimana? Kalau dalam Islam, pemberontak harus diperangi. Tapi kalau saya, islah, islah, islah. Kalau enggak mau, ya perangi," kata mantan Panglima Komando Daerah Militer Brawijaya itu.
Ryamizard menyebutkan, pandangannya tentang posisi Nanggroe Aceh Darussalam. Menurut dia, persoalan Aceh akan selesai apabila Aceh menjadi bagian dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Baginya, NKRI adalah harga mati.
"Kalau saya, NKRI itu harga mati yang enggak boleh berubah-ubah menjadi negara Islam, negara komunis, atau negara federal," katanya.
SUMBER.......