- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Papua Mutlak Bagian Dari NKRI


TS
semangatgaruda
Papua Mutlak Bagian Dari NKRI
Masalah Papua sudah selesai sejak 19 November 1969 melalui sidang Dewan Keamanan PBB, yang mensahkan bahwa Irian Barat, sekarang bernama Papua adalah milik Indonesia, sehingga mulai saat itu persoalan Papua sudah tutup buku, dan tidak perlu dipersoalkan lagi. Papua mutlak secara legal dan sah dan diakui oleh seluruh Dunia melalui PBB merupakan bagian dari NKRI. Hal ini bahkan sudah pernah diakui dan ditegaskan oleh mantan Menteri Luar Negeri OPM Nick Messet pada saat memanasnya pro kontra pembukaan perwakilan Kantor Organisasi Papua Merdeka di Oxford Inggris pada Mei 2013 lalu, yang menyatakan bahwa Papua tidak mungkin merdeka, karena dunia sudah mengakui Papua atau yang dulu bernama Irian Barat melalui Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) adalah bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jadi, bila saat ini ada yang mempersoalkan masalah Papua dan memimpikan kemerdekaan, itu hanyalah pekerjaan sia-sia yang tidak akan pernah membawa hasil, itu hanyalah tindakan pengacau yang ingin cari perhatian saja dan dukungan dana karena kantongnya sudah mulai tipis dengan dalih memperjuangkan hak orang-orang tertindas (ntah orang tertindas yang mana) untuk kepentingan dan keuntungan pribadinya serta dengan dalih memperjuangkan agar kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua yang notabene dicreate oleh mereka sendiri untuk eksis dan terkenal sehingga dapat sokongan dana dari luar negeri.
Tidakkah kita tahu, Legalitas bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia, sudah ada sejak 4 Agustus 1928, sehingga ketika sumpah pemuda dikumandangkan, Irian Barat atau Papua sudah termasuk dalam Indonesia. Namun, dalam perjalanan sejarah, Pemerintah Belanda menyangkal hal itu bahkan membohongi orang Papua. Belanda tipu orang Papua, mereka katakan Papua bukan bagian dari Indonesia, padahal kepada seluruh dunia, Belanda mengakui Papua/Irian Barat adalah wilayah Indonesia sungguh mahluk bermuka dua yang berniat membawa kekacauan dan kehancuran di Bumi Papua untuk melemahkan NKRI.
Bahkan setelah Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1962, pendiri Organisasi Papua Merdeka Nikolas Jouwe sempat melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika saat itu John F Keneddy dan menanyakan, kenapa jual tanah saya tanah Papua ke Indonesia dan kenapa mengakui Papua bagian dari NKRI. Tanggapan John F Keneddy menyatakan bahwa Papua tidak dijual oleh Amerika, tapi Belanda lah yang mengakui Irian Barat/Papua sebagai bagian dari Indonesia.
Setelah mendengar kabar tersebut, Nick Messet mengakui bahwa selama 40 tahun dia berjuang bagi kemerdekaan Papua di Eropa akhirnya dia menyadari bahwa perjuangan Papua Merdeka sia-sia, karena dunia sudah mengakui Papua/Irian Barat bagian dari Indonesia yang tak terpisahkan bahkan Belanda sekalipun mengakuinya. Semua perjuangan sia-sia dan Papua tidak mungkin merdeka, Pepera hanya sebagai momentum peringatan dan simbol agar dunia tahu secara legal dan universal bahwa kembalinya Papua kepangkuan NKRI sesuai dengan hukum Internasional.
Berdasarkan fakta-fakta diatas, sudah semestinya kita sebagai rakyat dan bangsa yang hebat bernama Indonesia menyadari dan membuka mata hati dan pikiran kita bahwa tidak ada gunanya melakukan gerakan perlawanan yang malah menjadikan kita yang seharusnya bersatu melawan musuh malah saling melukai saudara seperjuangan, sebangsa dan setanah air sendiri. Misi untuk memerdekakan Papua merupakan tindakan yang sia-sia dan banyak menguras tenaga dan pikiran untuk hal-hal yang tidak ada juntrungannya karena dunia melalui PBB sudah mengakui Papua adalah bagian dari Indonesia tidak ada yang perlu dipersoalkan lagi, lebih baik mari membangun Papua dengan semangat otonomi khusus yang sudah diberikan pemerintah karena “Kitorang Basudara” sudah selayaknya saudara saling mendukung dan berjuang bersama bukan saling perang, gontok-gonrokan dan mau diadu domba.
Jadi, bila saat ini ada yang mempersoalkan masalah Papua dan memimpikan kemerdekaan, itu hanyalah pekerjaan sia-sia yang tidak akan pernah membawa hasil, itu hanyalah tindakan pengacau yang ingin cari perhatian saja dan dukungan dana karena kantongnya sudah mulai tipis dengan dalih memperjuangkan hak orang-orang tertindas (ntah orang tertindas yang mana) untuk kepentingan dan keuntungan pribadinya serta dengan dalih memperjuangkan agar kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua yang notabene dicreate oleh mereka sendiri untuk eksis dan terkenal sehingga dapat sokongan dana dari luar negeri.
Tidakkah kita tahu, Legalitas bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia, sudah ada sejak 4 Agustus 1928, sehingga ketika sumpah pemuda dikumandangkan, Irian Barat atau Papua sudah termasuk dalam Indonesia. Namun, dalam perjalanan sejarah, Pemerintah Belanda menyangkal hal itu bahkan membohongi orang Papua. Belanda tipu orang Papua, mereka katakan Papua bukan bagian dari Indonesia, padahal kepada seluruh dunia, Belanda mengakui Papua/Irian Barat adalah wilayah Indonesia sungguh mahluk bermuka dua yang berniat membawa kekacauan dan kehancuran di Bumi Papua untuk melemahkan NKRI.
Bahkan setelah Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1962, pendiri Organisasi Papua Merdeka Nikolas Jouwe sempat melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika saat itu John F Keneddy dan menanyakan, kenapa jual tanah saya tanah Papua ke Indonesia dan kenapa mengakui Papua bagian dari NKRI. Tanggapan John F Keneddy menyatakan bahwa Papua tidak dijual oleh Amerika, tapi Belanda lah yang mengakui Irian Barat/Papua sebagai bagian dari Indonesia.
Setelah mendengar kabar tersebut, Nick Messet mengakui bahwa selama 40 tahun dia berjuang bagi kemerdekaan Papua di Eropa akhirnya dia menyadari bahwa perjuangan Papua Merdeka sia-sia, karena dunia sudah mengakui Papua/Irian Barat bagian dari Indonesia yang tak terpisahkan bahkan Belanda sekalipun mengakuinya. Semua perjuangan sia-sia dan Papua tidak mungkin merdeka, Pepera hanya sebagai momentum peringatan dan simbol agar dunia tahu secara legal dan universal bahwa kembalinya Papua kepangkuan NKRI sesuai dengan hukum Internasional.
Berdasarkan fakta-fakta diatas, sudah semestinya kita sebagai rakyat dan bangsa yang hebat bernama Indonesia menyadari dan membuka mata hati dan pikiran kita bahwa tidak ada gunanya melakukan gerakan perlawanan yang malah menjadikan kita yang seharusnya bersatu melawan musuh malah saling melukai saudara seperjuangan, sebangsa dan setanah air sendiri. Misi untuk memerdekakan Papua merupakan tindakan yang sia-sia dan banyak menguras tenaga dan pikiran untuk hal-hal yang tidak ada juntrungannya karena dunia melalui PBB sudah mengakui Papua adalah bagian dari Indonesia tidak ada yang perlu dipersoalkan lagi, lebih baik mari membangun Papua dengan semangat otonomi khusus yang sudah diberikan pemerintah karena “Kitorang Basudara” sudah selayaknya saudara saling mendukung dan berjuang bersama bukan saling perang, gontok-gonrokan dan mau diadu domba.
0
1.3K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan