UNESCO Teliti Batu di Tanjabbar
Minggu, 27 April 2014 20:16 WIB
KUALA TUNGKAL - Kumpulan batu di daerah Lubuk Bernai, Kecamatan Batang Asam, medapat perhatian banyak pihak setelah United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) melakukan penelitian di sana.
Menurut Kadis ESDM Tanjab Barat, Yon Heri,
setelah diteliti, ternyata batu-batu di tengah perkampungan warga itu sama persis dengan batu yang berada di Kutub Utara. Bahkan kata Yon, meneliti UNESCO menyebut tak ada perbedaan dengan batu di Kutub Utara, bahkan dari bentuk struktur.
Para ahli dari UNESCO kata Yon Heri memiliki banyak perkiraan setelah meneliti batu-batuan itu, ada kemungkinan batu yang ada di Kutub Utara memiliki jalur pergerakan sama dengan yang di Tanjab Barat. "Jadi ke depan lokasi ini begitu menarik jadi obyek penelitian," paparnya, beberapa hari lalu.
Belum diketahui seberapa luas lokasi yang menjadi tempat tumpukan batu, namun kasat mata terlihat batu tersebar di beberapa lokasi yang kini menjadi pemukiman warga.
Peneliti yang datang untuk melihat batu ini, adalah mereka yang sebelumnya meneliti geopark di Merangin.
Dan ke depan, Pemkab Tanjab Barat diakui Yon mensupport pihak-pihak yang akan meneliti bebatuan itu, bahkan dirinya optimis wilayah-wilayah yang ditempati bebatuan ini, ke depan akan sangat berkembang menjadi lokasi wisata penelitian.
"Tekstur di lapangan memang bukan seperti lokasi wisata, tapi batu-batu yang ada di sana cukup menarik bagi peneliti asing, sehingga wilayah itu bisa menjadi lokasi wisata penelitian," tukasnya.
Batu
Jauh juga ya dari Kutub Utara bisa nyasar ke Jambi
Quote:
Kadis ESDM TJB : Batu Alam Mirip Di Kutub Utara Di Lubuk Bernai Menjadi Penelitian UNESCO
KUALATUNGKAL(SR28) - Sejak dikunjungi peneliti wisata alam dari UNESCO beberapa waktu lalu, ternyata di Tanjab Barat ditemukan batu yang sama dengan yang ada di Kutub Utara.
“ Karena adanya kesamaan itu para ahli mempertanyakan apakah dulu Kutub Utara itu bergerak dari daerah kita atau sebaliknya. Penemuan ini akan sangat menarik di masa mendatang. Lokasi penemuan batu itu berada di Desa Lubuk Bernai Kecamatan Batang Asam Tungkal Ulu yang tidak jauh dari pemukiman warga,” ujar Yon Hery, Kadis Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kamis (24/04) saat dikunjungi SR28 dan beberapa awak media di Kantor Bupati Tanjab Barat.
“ Dari temuan bebatuan yang memiliki kesamaan dengan yang ada di Kutub Utara, belum diketahui berapa luas sebaran batu-batu itu. Hanya saja bentuknya tidak seperti yang kita bayangkan. Bentuknya biasa-biasa saja, tetapi memiliki kemiripan dengan yang ditemukan di Kutub Utara. Temuan itulah yang menarik para ahli dari UNESCO,” paparnya.
“ Untuk mengkaji lebih dalam, para peneliti UNESCO mengunjungi 3 kabupaten, yaitu Merangin, Kerinci, dan Tanjab Barat sejak 3 bulan lalu,” ungkapnya.
“ Dengan adanya temuan batu-batu unik tersebut, kita tidak akan melakukan pemagaran atau pematokan, karena lahan tersebut masih milik masyarakat. Kita menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga daerah yang memiliki batu tersebut, jangan merusak, atau menanam sawit di lahan tersebut. Nanti bisa jadi lahan tersebut menjadi lokasi cagar budaya, karena ditemukan batu yang bentuknya sama dengan yang ditemukan di Kutub Utara,” tandasnya.
Kutub
Quote:
Batu di Desa Lubuk Bernai Mirip Bebatuan Kutub Utara
KUALA TUNGKAL - Jika warisan dunia berupa geopark ada Kabupaten Merangin, kedepannya akan bertambah. Pasalnya di Tanjabbar terdapat kumpulan batu yang berada di Desa Lubuk Bernai, Kecamatan Batang Asam, yang disebut-sebut memiliki kemiripan dengan batu yang terdapat di Kutub Utara.
‘’Hal ini diketahui setelah beberapa waktu lalu, ada peneliti dari Unesco yang melakukan penelitian di tempat,” jelas Kadis ESDM Tanjabbar, Yon Heri.
Dikatakannya, saat ini kawasan tersebut sudah menjadi objek wisata bagi masyarakat setempat dan kemungkinan tentunya bisa dikembangkan menjadi objek wisata penelitian, mengingat adanya hasil penelitan dari tim Unesco.
‘’Pihak Unesco sendiri tidak menuntut pemda untuk memagar areal. Hanya saja, masyarakat dihimbau untuk tidak mendirikan bangunan di atas kawasan. Bahkan merubah untuk dijadikan perkebunan atau melakukan penambangan di atasnya, itu tidak diperbolehkan. Wilayah ini khusus untuk objek wisata penelitian," tegasnya.
Utara
Penampakan batunya: