"dua, tiga nasi di wajah
tanpa basa basi langsung saja"
sumber; yahoo
Quote:
Desta (23), mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), heran melihat struk pengisian premium yang hanya tertera Rp 80.000. Padahal jelas-jelas dia menyerahkan uang pecahan Rp 100.000 sesusai dengan yang tertera pada angka rupiah di mesin pengisi BBM.
"Kejadiannya beberapa waktu lalu. Saya waktu itu sudah jalan hendak meninggalkan SPBU di kawasan Ciledug, Kota Tangerang. Karena yang tertera di struk hanya Rp 80.000, saya balik lagi," kisah Desta.
Ketika dikonfirmasi, kata Desta, petugas SPBU tidak mengakui kalau dia melakukan kecurangan. Dia malah berkilah, kalau struk yang diberikan kepada Desta adalah struk untuk kendaraan sebelumnya. "Padahal jelas-jelas saya lihat struk itu keluar bersamaan dengan selesainya pengisian premium mobil saya," katanya kesal.
Dalam kasus ini Desta yakin bahwa premium yang masuk ke tangki bensin mobilnya hanya Rp 80.000 atau setara dengan 12,3 liter. Seharusnya, kata dia, dengan lembar Rp 100.000-an dia bisa memperoleh 15,3 liter dan jarum amper meternya yang asalnya berada di tengah harus menunjuk ke strip terakhir.
Tetapi yang terjadi petunjuk ampernya malah masih di bawah batas maksimal. Berarti, kata Desta, petugas pengisi di SPBU itu hanya mengisi 11,23 liter karena ada selisih Rp 20.000 atau setara dengan 3,07 liter. "Kalau setiap pembeli bbm diambil segitu, berapa jumlah kelebihan SPBU setiap harinya. Buat apa ada logo 'Pasti Pas' kalau SPBU itu tetap nyolong (nakal)," kata Desta.
Hal yang sama juga dialami Irvan, sopir bemo rute di seputaran Benhil sampai Pejompongan. Saat mengisi di SPBU di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, dengan premium 10 liter, dari jumlah itu, Irvan hanya memperoleh 9,95 liter saja atau kurang 0,05 liter untuk setiap liter premiumnya.
Perbedaan 0,05 liter di gelas takar begitu tipis. Tapi, jadi besar untuk Irvan yang penghasilanya hanya Rp 60.000/hari. Selisih 0,05 liter/liter itu jika dikalikan setahun, uang Irvan yang "tertelan" SPBU nakal Rp 1,1 juta.
Untuk membuktikan masih banyak SPBU yang nakal, Warta Kota juga mencoba membeli premium di beberapa SPBU. Salah satu SPBU berlogo "Pasti Pas" di kawasan Palmerah, dicoba oleh Warta Kota. Saat itu Warta Kota mengisi premium sebesar Rp 36.000. Dengan uang sebesar itu seharusnya Warta Kota mendapat 5,54 liter sesuai di struk pembayaran.
Ketika premium itu dikeluarkan lagi menggunakan takaran, ternyata premium yang seharusnya 5,54 liter itu hanya ada 4,8 liter. Artinya apabila mengikuti ukuran mesin SPBU, pengelola SPBU sudah mengurangi takaran 0,74 liter atau 0,13 liter untuk setiap 1 liter premium atau kalau dirupiahkan menjadi Rp 845 setiap liternya.
Jika dihitung, penghasilan SPBU dari selisih atau kelebihan takaran tersebut jumlahnya cukup besar. Untuk SPBU yang per harinya bisa menghabiskan 10.000 liter premium saja, maka SPBU itu memiliki kelebihan Rp 8.450.000. (Harian Warta Kota)
sekarang ke bagian komentarnya
Quote:
Spoiler for orang pintar:
Spoiler for orang pintar:
Spoiler for orang pintar:
maaf kaka ane maci kecil lom ngerti apa - apa. cuma mau tanya
dari
mahasiswa , pemerintah, yang bikin berita, yang komentar, orang kaya, orang susah,pom bengsin, penjaga pom bengsin, yang punya mobil, yang punya motor, yang lagi ketawa baca trid, dll
jadi siapa yang salah. dan apa alecannya?
ga boleh jawab "semuanya yang salah" & "ts yang salah"
kayanya cuma di indonesia doang yang suka begitu ya
Spoiler for komentar bocah:
seandanya yang komentar-komentar di atas berubah. misal menjadi
Quote:
nice info, besok-besok ane minta struk plus ane plototin tuh angka sama mas-masnya sekalian biar ane ga di curangin
Quote:
besok kalo ane di curangin. bakal ane takutin tu yang jaga dgn cara ane bilang om ane Jenderal ente curangin ane, ane laporin lo ke om ane yang jenderal manager tuh pom bensin biar dia takut.
Quote:
kalo gw yang di curangin, gw bakal marah-marah sama yang jaga biar org2 pada tau tu penjaga main curang, dan sekalian biar managernya keluar gw semprot sekalian dengan pake nama GM atau YLKI.
tapi dari banyak yang komentar di atas sepertinya orang-orang lebih suka mencari hal-hal negatif dan mencari siapa yang harus di kambing hitamkan? dari pada mencari manfaat atau solusi apa yang harus kita ambil untuk meminimalisir masalah ini.
yah inilah indonesia generasi terbaru. gak penting masalahnya apa, yang penting cari kambing hitamnya lalu hajar/bully bila ada yang berbeda pemikiran, yang benar di anggap salah yang salah di anggap benar, yang kerja di bilang pencitraan, yang gak kerja di anggap bisa membawa indonesia jadi maju.
sebelum merubah negara dan orang lain agar menjadi baik maka rubahlah diri sendiri terlebih dahulu.
cekian trid dari anak kecil. anak kecil mau lanjut cekolah dulu biar bica merubah diri sendiri jadi lebih baik