- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pebulu Tangkis indonesia indonesia!!!


TS
romyalfarezy
Pebulu Tangkis indonesia indonesia!!!
WELCOME TO MY THREAD

Rudi Hartono Kurniawan lahir di Surabaya, Jawa Timur,pada 18 Agustus 1949 dalah seorang mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Ia pernah memenangkan kejuaraan dunia pada tahun 1980, dan Kejuaraan All England selama 8 kali pada tahun 1960'an dan 1970'an.

Lucia Francisca Susi Susanti hir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971; umur 43 tahun) adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia.
Dia menikah dengan Alan Budikusuma, yang meraih medali emas bersamanya di Olimpiade Barcelona 1992. Selain itu, ia pernah juga meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996. Pasangan Alan dan Susi memiliki 3 orang anak yang bernama Laurencia Averina (1999), Albertus Edward (2000), dan Sebastianus Frederick (2003).[1]
International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) pada bulan Mei 2004 memberikan penghargaan Hall Of Fame kepada Susi Susanti. Pemain Indonesia lainnya yang memperoleh penghargaan Hall Of Fame yaitu Rudy Hartono Kurniawan, Dick Sudirman, Christian Hadinata, dan Liem Swie King.
Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996
Medali Perunggu Asian Games 1990, dan 1994
Juara World Championship 1993, semifinalis World Championship 1991, 1995
Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994, Finalis All England 1989
Juara World Cup 1989 ,1990, 1993, 1994, 1996, 1997
Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994 dan 1996
Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997
Juara Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, dan 1997
Juara Japan Open 1991 1992, 1994, dan 1995
Juara Korea Open 1995
Juara Dutch Open 19931994
Juara German Open 1992, 1993 1994
Juara Denmark Open 1991 dan 1992
Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994
Juara Swedish Open 1991 1992
Juara Vietnam Open 1997
Juara China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996
Juara SEA Games 1987,1989, 1991,1995 1997(team)
Juara PON 1993
juara world championship junior 5 kali 1985(ws,wd,xd=3 nomor sekaligus)1987(ws,wd)
juara australia open 1990
Juara Piala Sudirman 1989 (Tim Indonesia)
Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Sudirman 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Uber 1998 (Tim Indonesia)
Finalis Asian Games 1990, 1994 (Tim Indonesia)
Semifinalis Piala Uber 1988, 1990, 1992 (Tim Indonesia)
Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
Juara PON 1993 (Tim Jawa Barat)

Liem Swie King lahir di Kudus, Jawa Tengah, 28 Februari 1956; umur 58 tahun) adalah seorang pemain bulu tangkis yang dulu selalu menjadi buah bibir sejak dia mampu menantang Rudy Hartono di final All England tahun 1976 dalam usianya yang ke-20. Kemudian Swie King menjadi pewaris kejayaan Rudy di kejuaraan paling bergengsi saat itu dengan tiga kali menjadi juara ditambah empat kali menjadi finalis. Bila ditambah dengan turnamen "grand prix" yang lain, gelar kemenangan Swie King menjadi puluhan kali. Swie King juga menyumbang medali emas Asian Games di Bangkok 1978, dan enam kali membela tim Piala Thomas. Tiga di antaranya Indonesia menjadi juara.
Mulai bermain bulu tangkis sejak kecil atas dorongan orangtuanya di kota kelahiran Kudus, Swie King yang lahir 28 Februari 1956 akhirnya masuk ke dalam klub PB Djarum yang banyak melahirkan para pemain nasional.
Usai menang di Pekan Olahraga Nasional saat berusia 17 tahun, akhir 1973, Liem Swie King direkrut masuk pelatnas yang bermarkas di Hall C Senayan. Setelah 15 tahun berkiprah, Swie King merasa telah cukup dan mengundurkan diri pada tahun 1988. Saat aktif sebagai pemain, Liem terkenal dengan pukulan smash andalannya, berupa jumping smash, yang dijuluki sebagai King Smash.

Ricky Ahmad Subagja (lahir di Bandung, Jawa Barat, 27 Januari 1971; umur 43 tahun) adalah salah satu pebulu tangkis ganda putra legendaris dunia dari Indonesia yang ketika berpasangan dengan Rexy Mainaky berhasil menjuarai hampir seluruh turnamen bergensi dunia, seperti Medali Emas Olimpiade (1996), Asian Games (1994, 1998), Juara Dunia (1995), Juara All England (1995, 1996). Ia juga adalah mantan suami dari perenang nasional Elsa Manora Nasution Ia juga menjadi presenter televisi olahraga.
Piala Sudirman - 1989, 1991, 1993, 1995, 1997[2]
Piala Thomas 1994, 1996, 1998, 2000 - Juara bersama Tim Indonesia
Asian Games 1994, 1998 - Juara Beregu Putra bersama Tim Indonesia
SEA Games 1993, 1995, 1997 - Juara Beregu Putra bersama Tim Indonesia
Olimpiade Atlanta 1996 - Medali Emas Bulutangkis Ganda Putra berpasangan dengan Rexy Mainaky[3][4]
Asian Games 1994, 1998 - Medali Emas Bulutangkis Ganda Putra berpasangan dengan Rexy Mainaky
Badminton World Cup 1993, 1995, 1997 - Juara Ganda Putra berpasangan dengan Rexy Mainaky
Final World Badminton Grand Prix 1992, 1994, 1996 - Juara Ganda Putra berpasangan dengan Rexy Mainaky
Kejuaraan Dunia 1993, 1995 - Juara Ganda Putra berpasangan dengan Gunawan (1993) dan Rexy Mainaky (1995)
All England Open 1995, 1996 - Juara Ganda Putra berpasangan dengan Rexy Mainaky
Japan Open 1994, 1995, 1996, 1997 - Juara Ganda Putra bersama Denny Kantono (1994) dan Rexy Mainaky (1995, 1996, 1997)
Malaysia Open 1993, 1994, 1997 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Indonesia Open 1993, 1994, 1998, 1999 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Singapore Open 1994, 1995 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Korea Open 1995, 1996 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
China Open 1992 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Hong Kong Open 1992 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Denmark Open 1998 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Swedish Open 1993, 1994 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Thailand Open 1992 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Vietnam Open 1997 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
SEA Games 1991 - Juara Ganda Campuran bersama Rosiana Tendean

Christian Hadinata (lahir di Sempor, Jawa Tengah, 11 Desember 1949; umur 64 tahun) adalah pemain bulu tangkis Indonesia di era 1970-an hingga 1980-an. Setelah pensiun, ia berkarier sebagai pelatih dan pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia.
1971
Juara nasional ganda putra berpasangan dengan Atik Jauhari
Juara Asia ganda campuran berpasangan dengan Retno Kustiyah
1972
Juara All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Demonstrasi Olympic Games 1972 ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
1973
Juara All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
1974
Runner-up All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Medali Perak Asian Games ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Asian Games ganda campuran berpasangan dengan Regina Masli
1975
Runner-up All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
1977
Medali Perak Kejuaraan Dunia ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Runner-up All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
1978
Runner-up All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Asian Games ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Medali Perunggu Asian Games ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1979
Juara Kanada Terbuka ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Kanada Terbuka ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
Juara All England ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1980
Juara Denmark Terbuka ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Swedia Terbuka ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Dunia ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Dunia ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1981
Juara Jepang Terbuka ganda putra berpasangan dengan Lius Pongoh
Runner-up All England ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1982
Juara Swedia Terbuka ganda putra berpasangan dengan Lius Pongoh
Juara Asian Games ganda putra berpasangan dengan Icuk Sugiato
Juara Asian Games ganda campuran berpasangan dengan Ivana Lie
Runner-up All England ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1983
Juara Malaysia Terbuka ganda putra berpasangan dengan Boby Ertanto
Medali Perunggu Kejuaraan Dunia ganda putra berpasangan dengan Boby Ertanto
Juara SEA Games ganda campuran berpasangan dengan Ivana Lie
Juara Indonesia Terbuka ganda campuran berpasangan dengan Ivana Lie
1984
Juara Thailand Terbuka ganda putra berpasangan dengan Hadibowo
Juara Indonesia Terbuka ganda putra berpasangan dengan Hadibowo
Juara Indonesia Terbuka ganda campuran berpasangan dengan Ivana Lie
1985
Juara Piala Dunia ganda campuran berpasangan dengan Ivana Lie
Juara SEA Games ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1972-1986
Memperkuat Tim Piala Thomas selama enam kali dengan berganti-ganti pasangan antara lain dengan Ade Chandra, Hadibowo Susanto dan Liem Swie King

Taufik Hidayat (lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1981; umur 32 tahun) adalah pemain bulu tangkis tunggal putra dari Indonesia yang berasal dari klub SGS Elektrik Bandung dengan tinggi badan 176 cm.
Putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini adalah peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final. Pada 21 Agustus 2005, dia menjadi juara dunia dengan mengalahkan permain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia BWF dan Olimpiade pada saat yang sama. Selain itu, ia juga sedang memegang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006). Ia tampil di Olimpiade Beijing 2008, namun langsung kalah di pertandingan pertamanya, melawan Wong Choong Hann di babak kedua.
Selain itu, dia juga telah enam kali menjuarai Indonesia Terbuka: 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006.
Pengalaman lainnya antara lain pada Piala Thomas (2000, 2002, 2004, 2006, dan 2008) serta Piala Sudirman (1999, 2001, 2003, dan 2005).
Ia menikahi Ami Gumelar, putri Agum Gumelar dan Linda Amalia Sari. Mereka telah dikaruniai seorang putri pada tanggal 3 Agustus 2007, yang kemudian diberi nama Natarina Alika Hidayat. Kelahiran putrinya ini tepat beberapa hari sebelum ia berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengikuti Kejuaraan Dunia. Kemudian mereka telah dikaruniai seorang putra pada tanggal 11 Juni 2010, yang kemudian diberi nama Nayutama Prawira Hidayat Taufik kemudian mundur dari Pelatnas Cipayung pada 30 Januari 2009. Setelah itu ia menjadi pemain profesional. Beberapa waktu lalu ia juga menjalin bisnis dengan Yonex dalam pengadaan alat olahraga.
1998: Juara Brunei Open
1999: Juara Indonesia Open, Juara SEA Games
2000: Juara Indonesia Open, Juara Malaysia Open, Juara Kejuaraan Asia
2001: Juara Singapore Open
2002: Juara Sanyo-BNI Maybank Indonesia Open, Juara Taiwan Open, Juara Asian Games
2003: Juara Sanyo-BNI Maybank Indonesia Open
2004: Juara Indonesia Open, Juara Kejuaraan Asia, Juara Olimpiade
2005: Juara Singapore Open, Juara Kejuaraan Dunia
2006: Juara Indonesia Open, Juara Asian Games
2007: Juara Kejuaraan Asia, Juara SEA Games
2008: Juara Macau Open
2009: Juara US Open, Juara India Open
2010: Juara Canada Open, Juara Indonesia GP Gold, Juara French Open SS
2011: Semifinalis VICTOR- BWF Superseries Finals, Runner Up PROTON MALAYSIA OPEN SUPER SERIES, Semifinalis Victor Korea Open Super Series Premier, Semifinalis Yonex – Sunrise India Open Superseries, Perempat final Indonesia Open Superseries Premier 2011, perempat final 2011 Yonex OCBC US Open Grand Prix Gold, Runner - up 2011 Yonex Canada Open, Semi final Bankaltim Indonesia Open GP Gold 2011, Juara India Open Grand Prix Gold 2011
2012: Semifinal Maybank Malaysia Open Presented by PROTON, Perempat final YONEX All England Open Badminton Championships 2012, Semi final Swiss Open 2012, Perempat final 2012 Yonex Australian Open GP Gold, Perempat final Yonex Sunrise India Open 2012, Perempat final YONEX Open Japan 2012



Devil Rose 



Spoiler for Rudi Hartono kurniawan:

Rudi Hartono Kurniawan lahir di Surabaya, Jawa Timur,pada 18 Agustus 1949 dalah seorang mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Ia pernah memenangkan kejuaraan dunia pada tahun 1980, dan Kejuaraan All England selama 8 kali pada tahun 1960'an dan 1970'an.
Spoiler for masa kecil:
Rudy Hartono adalah anak ketiga dari 9 bersaudara yang lahir dari pasangan Zulkarnain Kurniawan. Orang tua Rudy tinggal di Jalan Kaliasin 49 (sekarang Jalan Basuki Rahmat), Surabaya, Jawa Timur dan bekerja sebagai penjahit pakaian pria. Selain itu orang tua Rudy juga mempunyai usaha pemrosesan susu sapi di Wonokromo, Jawa Timur.
Seperti anak-anak seumuran lainnya, Rudy kecil juga tertarik dengan berbagai macam olahraga sejak SD, terutama atletik dan renang. Pada masa SMP dia juga berkecimpung di olahraga bola voli dan pada masa SMA dia juga adalah pemain sepak bola yang handal. Tapi dari semua olahraga yang dia ikuti, keinginan terbesarnya akhirnya hanya jatuh pada permainan bulu tangkis. Pada usia 9 tahun, Rudy kecil sudah menunjukkan bakatnya di bulu tangkis. Tetapi ayahnya baru menyadarinya ketika Rudi sudah berumur 11 tahun. Sebelum itu Rudy hanya berlatih di jalan raya aspal di depan kantor PLN di Surabaya, yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Gemblongan -- ditulis oleh Rudy Hartono dalam bukunya Rajawali Dengan Jurus Padi (1986). Rudy berlatih hanya pada hari Minggu, dari pagi hari hingga pukul 10 malam. Setelah merasa cukup, Rudy memutuskan utuk mengikuti kompetisi-kompetisi kecil yang ada di sekitar Surabaya yang pada masa itu biasanya hanya diterangi oleh sinar lampu petromax.
Setelah ayahnya menyadari bakat anaknya, maka Rudy kecil mulai dilatih secara sistematik pada Asosiasi Bulu Tangkis Oke dengan pola latihan yang telah ditentukan oleh ayahnya. Sekedar informasi, ayah Rudy juga pernah menjadi pemain bulu tangkis pada masa mudanya. Zulkarnain pernah bermain di kompetisi kelas utama di Surabaya. Zulkarnain pertama kalinya bermain untuk Asosiasi Bulu Tangkis Oke yang dia dirikan sendiri pada tahun 1951. Di asosiasi ini ayah Rudy juga melatih para pemain muda. Program kepelatihannya ditekankan pada empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Tidak mengherankan banyak program kepelatihannya lebih menekankan pada sisi atletik, seperti lari jarak panjang dan pendek dan juga latihan melompat (high jump).
Ketika Rudy mulai berlatih di Asosiasi yang dimiliki ayah pada saat itulah Rudy merasakan latihan profesional yang sesungguhnya. Pada saat itu asosiasi tempat ayah Rudy melatih hanya mempunyai ruangan latihan di gudang gerbong kereta api di PJKA Karangmenjangan. Dengan kondisi seperti itu Rudy tetap berlatih dengan bersemangat bahkan dia merasa bahwa tempat latihan ayahnya jauh lebih baik dari tempat latihan sebelumnya karena ruangan gedung telah memakai cahaya lampu listrik sehingga dia bisa tetap berlatih dengan maksimal sampai malam hari. Selain itu lapangan yang disediakan juga lebih baik dibanding sebelumnya dan juga ada kantin yang berada di samping gedung latihan.
Seperti anak-anak seumuran lainnya, Rudy kecil juga tertarik dengan berbagai macam olahraga sejak SD, terutama atletik dan renang. Pada masa SMP dia juga berkecimpung di olahraga bola voli dan pada masa SMA dia juga adalah pemain sepak bola yang handal. Tapi dari semua olahraga yang dia ikuti, keinginan terbesarnya akhirnya hanya jatuh pada permainan bulu tangkis. Pada usia 9 tahun, Rudy kecil sudah menunjukkan bakatnya di bulu tangkis. Tetapi ayahnya baru menyadarinya ketika Rudi sudah berumur 11 tahun. Sebelum itu Rudy hanya berlatih di jalan raya aspal di depan kantor PLN di Surabaya, yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Gemblongan -- ditulis oleh Rudy Hartono dalam bukunya Rajawali Dengan Jurus Padi (1986). Rudy berlatih hanya pada hari Minggu, dari pagi hari hingga pukul 10 malam. Setelah merasa cukup, Rudy memutuskan utuk mengikuti kompetisi-kompetisi kecil yang ada di sekitar Surabaya yang pada masa itu biasanya hanya diterangi oleh sinar lampu petromax.
Setelah ayahnya menyadari bakat anaknya, maka Rudy kecil mulai dilatih secara sistematik pada Asosiasi Bulu Tangkis Oke dengan pola latihan yang telah ditentukan oleh ayahnya. Sekedar informasi, ayah Rudy juga pernah menjadi pemain bulu tangkis pada masa mudanya. Zulkarnain pernah bermain di kompetisi kelas utama di Surabaya. Zulkarnain pertama kalinya bermain untuk Asosiasi Bulu Tangkis Oke yang dia dirikan sendiri pada tahun 1951. Di asosiasi ini ayah Rudy juga melatih para pemain muda. Program kepelatihannya ditekankan pada empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Tidak mengherankan banyak program kepelatihannya lebih menekankan pada sisi atletik, seperti lari jarak panjang dan pendek dan juga latihan melompat (high jump).
Ketika Rudy mulai berlatih di Asosiasi yang dimiliki ayah pada saat itulah Rudy merasakan latihan profesional yang sesungguhnya. Pada saat itu asosiasi tempat ayah Rudy melatih hanya mempunyai ruangan latihan di gudang gerbong kereta api di PJKA Karangmenjangan. Dengan kondisi seperti itu Rudy tetap berlatih dengan bersemangat bahkan dia merasa bahwa tempat latihan ayahnya jauh lebih baik dari tempat latihan sebelumnya karena ruangan gedung telah memakai cahaya lampu listrik sehingga dia bisa tetap berlatih dengan maksimal sampai malam hari. Selain itu lapangan yang disediakan juga lebih baik dibanding sebelumnya dan juga ada kantin yang berada di samping gedung latihan.
Spoiler for awal karir profesional:
Setelah beberapa lama bergabung dengan grup ayahnya, akhirnya Rudy memutuskan untuk pindah ke grup bulu tangkis yang lebih besar yaitu Grup Rajawali, grup yang telah melahirkan banyak pemain bulu tangkis dunia. Pada awal dia bergabung dengan grup ini, Rudy merasa sudah menemukan grup terbaik untuk mengembangkan bakat bulu tangkisnya. Akan tetapi setelah berdiskusi dengan ayahnya, Rudy mengakui bahwa jika dia ingin kariernya di bulu tangkis meningkat maka dia harus pindah ke tempat latihan yang lebih baik, oleh sebab itu Rudy memutuskan untuk pindah pada Pusat Pelatihan Thomas Cup pada akhir tahun 1965. Tak lama setelah itu, penampilan Rudy semakin membaik. Bahkan dia turut ambil bagian dalam memenangkan Thomas Cup untuk Indonesia pada tahun 1967. Pada umur 18 tahun, untuk pertama kalinya Rudy memenangkan titel Juara All England dengan mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia dengan hasil akhir 15-12 dan 15-9. Setelah itu dia terus memenangkan titel ini sampai dengan tahun 1974.
Spoiler for Susi susanti:

Lucia Francisca Susi Susanti hir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971; umur 43 tahun) adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia.
Dia menikah dengan Alan Budikusuma, yang meraih medali emas bersamanya di Olimpiade Barcelona 1992. Selain itu, ia pernah juga meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996. Pasangan Alan dan Susi memiliki 3 orang anak yang bernama Laurencia Averina (1999), Albertus Edward (2000), dan Sebastianus Frederick (2003).[1]
International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) pada bulan Mei 2004 memberikan penghargaan Hall Of Fame kepada Susi Susanti. Pemain Indonesia lainnya yang memperoleh penghargaan Hall Of Fame yaitu Rudy Hartono Kurniawan, Dick Sudirman, Christian Hadinata, dan Liem Swie King.
Spoiler for prestasi:
Spoiler for tunggal putri:
Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996
Medali Perunggu Asian Games 1990, dan 1994
Juara World Championship 1993, semifinalis World Championship 1991, 1995
Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994, Finalis All England 1989
Juara World Cup 1989 ,1990, 1993, 1994, 1996, 1997
Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994 dan 1996
Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997
Juara Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, dan 1997
Juara Japan Open 1991 1992, 1994, dan 1995
Juara Korea Open 1995
Juara Dutch Open 19931994
Juara German Open 1992, 1993 1994
Juara Denmark Open 1991 dan 1992
Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994
Juara Swedish Open 1991 1992
Juara Vietnam Open 1997
Juara China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996
Juara SEA Games 1987,1989, 1991,1995 1997(team)
Juara PON 1993
juara world championship junior 5 kali 1985(ws,wd,xd=3 nomor sekaligus)1987(ws,wd)
juara australia open 1990
Spoiler for beregu putri:
Juara Piala Sudirman 1989 (Tim Indonesia)
Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Sudirman 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Uber 1998 (Tim Indonesia)
Finalis Asian Games 1990, 1994 (Tim Indonesia)
Semifinalis Piala Uber 1988, 1990, 1992 (Tim Indonesia)
Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
Juara PON 1993 (Tim Jawa Barat)
Spoiler for Liem Swie King:

Liem Swie King lahir di Kudus, Jawa Tengah, 28 Februari 1956; umur 58 tahun) adalah seorang pemain bulu tangkis yang dulu selalu menjadi buah bibir sejak dia mampu menantang Rudy Hartono di final All England tahun 1976 dalam usianya yang ke-20. Kemudian Swie King menjadi pewaris kejayaan Rudy di kejuaraan paling bergengsi saat itu dengan tiga kali menjadi juara ditambah empat kali menjadi finalis. Bila ditambah dengan turnamen "grand prix" yang lain, gelar kemenangan Swie King menjadi puluhan kali. Swie King juga menyumbang medali emas Asian Games di Bangkok 1978, dan enam kali membela tim Piala Thomas. Tiga di antaranya Indonesia menjadi juara.
Mulai bermain bulu tangkis sejak kecil atas dorongan orangtuanya di kota kelahiran Kudus, Swie King yang lahir 28 Februari 1956 akhirnya masuk ke dalam klub PB Djarum yang banyak melahirkan para pemain nasional.
Usai menang di Pekan Olahraga Nasional saat berusia 17 tahun, akhir 1973, Liem Swie King direkrut masuk pelatnas yang bermarkas di Hall C Senayan. Setelah 15 tahun berkiprah, Swie King merasa telah cukup dan mengundurkan diri pada tahun 1988. Saat aktif sebagai pemain, Liem terkenal dengan pukulan smash andalannya, berupa jumping smash, yang dijuluki sebagai King Smash.
Spoiler for perjalan hidup:
Liem Swie King lahir di Kudus, Jawa Tengah, 28 Februari 1956. Ia terkenal dengan pukulan jumping smash, yang dijuluki sebagai King Smash.
Sejak kecil Swie King sudah bermain bulu tangkis atas dorongan orangtuanya di Kudus, kota kelahirannya. Kepiawaiannya bermain bulu tangkis makin terasah ketika ia masuk ke dalam klub PB Djarum yang telah banyak melahirkan para pemain nasional.
Dalam catatan Pusat Data Tokoh Indonesia, Liem Swie King meraih berbagai prestasi selama 15 tahun berkiprah di bulu tangkis. Pertama kali, Swie King meraih Juara I Yunior se-Jawa Tengah (1972). Pada usia 17 tahun (1973), ia menjuarai (II) Pekan Olahraga Nasional. Setelah itu, Liem Swie King direkrut masuk pelatnas yang bermarkas di Hall C Senayan. Ia pun meraih Juara Kejurnas 1974 dan 1975.
Kemudian berkiprah di kejuaraan internasional, meraih Juara II All England (1976 & 1977). Kemudian tiga kali menjadi juara All England (1978, 1979, 1981), kejuaraan paling bergengsi kala itu. Selain itu, puluhan medali grand prix lainya, medali emas Asian Games di Bangkok 1978, dan tiga medali emas Piala Thomas (1976, 1979, 1984) dari enam kali membela tim Piala Thomas.
Sejak kecil Swie King sudah bermain bulu tangkis atas dorongan orangtuanya di Kudus, kota kelahirannya. Kepiawaiannya bermain bulu tangkis makin terasah ketika ia masuk ke dalam klub PB Djarum yang telah banyak melahirkan para pemain nasional.
Dalam catatan Pusat Data Tokoh Indonesia, Liem Swie King meraih berbagai prestasi selama 15 tahun berkiprah di bulu tangkis. Pertama kali, Swie King meraih Juara I Yunior se-Jawa Tengah (1972). Pada usia 17 tahun (1973), ia menjuarai (II) Pekan Olahraga Nasional. Setelah itu, Liem Swie King direkrut masuk pelatnas yang bermarkas di Hall C Senayan. Ia pun meraih Juara Kejurnas 1974 dan 1975.
Kemudian berkiprah di kejuaraan internasional, meraih Juara II All England (1976 & 1977). Kemudian tiga kali menjadi juara All England (1978, 1979, 1981), kejuaraan paling bergengsi kala itu. Selain itu, puluhan medali grand prix lainya, medali emas Asian Games di Bangkok 1978, dan tiga medali emas Piala Thomas (1976, 1979, 1984) dari enam kali membela tim Piala Thomas.
Spoiler for ricky subagja:

Ricky Ahmad Subagja (lahir di Bandung, Jawa Barat, 27 Januari 1971; umur 43 tahun) adalah salah satu pebulu tangkis ganda putra legendaris dunia dari Indonesia yang ketika berpasangan dengan Rexy Mainaky berhasil menjuarai hampir seluruh turnamen bergensi dunia, seperti Medali Emas Olimpiade (1996), Asian Games (1994, 1998), Juara Dunia (1995), Juara All England (1995, 1996). Ia juga adalah mantan suami dari perenang nasional Elsa Manora Nasution Ia juga menjadi presenter televisi olahraga.
Spoiler for karier:
Piala Sudirman - 1989, 1991, 1993, 1995, 1997[2]
Piala Thomas 1994, 1996, 1998, 2000 - Juara bersama Tim Indonesia
Asian Games 1994, 1998 - Juara Beregu Putra bersama Tim Indonesia
SEA Games 1993, 1995, 1997 - Juara Beregu Putra bersama Tim Indonesia
Olimpiade Atlanta 1996 - Medali Emas Bulutangkis Ganda Putra berpasangan dengan Rexy Mainaky[3][4]
Asian Games 1994, 1998 - Medali Emas Bulutangkis Ganda Putra berpasangan dengan Rexy Mainaky
Badminton World Cup 1993, 1995, 1997 - Juara Ganda Putra berpasangan dengan Rexy Mainaky
Final World Badminton Grand Prix 1992, 1994, 1996 - Juara Ganda Putra berpasangan dengan Rexy Mainaky
Kejuaraan Dunia 1993, 1995 - Juara Ganda Putra berpasangan dengan Gunawan (1993) dan Rexy Mainaky (1995)
All England Open 1995, 1996 - Juara Ganda Putra berpasangan dengan Rexy Mainaky
Japan Open 1994, 1995, 1996, 1997 - Juara Ganda Putra bersama Denny Kantono (1994) dan Rexy Mainaky (1995, 1996, 1997)
Malaysia Open 1993, 1994, 1997 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Indonesia Open 1993, 1994, 1998, 1999 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Singapore Open 1994, 1995 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Korea Open 1995, 1996 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
China Open 1992 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Hong Kong Open 1992 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Denmark Open 1998 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Swedish Open 1993, 1994 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Thailand Open 1992 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
Vietnam Open 1997 - Juara Ganda Putra bersama Rexy Mainaky
SEA Games 1991 - Juara Ganda Campuran bersama Rosiana Tendean
Spoiler for Christian Hadinata:

Christian Hadinata (lahir di Sempor, Jawa Tengah, 11 Desember 1949; umur 64 tahun) adalah pemain bulu tangkis Indonesia di era 1970-an hingga 1980-an. Setelah pensiun, ia berkarier sebagai pelatih dan pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia.
Spoiler for prestasi:
1971
Juara nasional ganda putra berpasangan dengan Atik Jauhari
Juara Asia ganda campuran berpasangan dengan Retno Kustiyah
1972
Juara All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Demonstrasi Olympic Games 1972 ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
1973
Juara All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
1974
Runner-up All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Medali Perak Asian Games ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Asian Games ganda campuran berpasangan dengan Regina Masli
1975
Runner-up All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
1977
Medali Perak Kejuaraan Dunia ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Runner-up All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
1978
Runner-up All England ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Asian Games ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Medali Perunggu Asian Games ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1979
Juara Kanada Terbuka ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Kanada Terbuka ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
Juara All England ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1980
Juara Denmark Terbuka ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Swedia Terbuka ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Dunia ganda putra berpasangan dengan Ade Chandra
Juara Dunia ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1981
Juara Jepang Terbuka ganda putra berpasangan dengan Lius Pongoh
Runner-up All England ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1982
Juara Swedia Terbuka ganda putra berpasangan dengan Lius Pongoh
Juara Asian Games ganda putra berpasangan dengan Icuk Sugiato
Juara Asian Games ganda campuran berpasangan dengan Ivana Lie
Runner-up All England ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1983
Juara Malaysia Terbuka ganda putra berpasangan dengan Boby Ertanto
Medali Perunggu Kejuaraan Dunia ganda putra berpasangan dengan Boby Ertanto
Juara SEA Games ganda campuran berpasangan dengan Ivana Lie
Juara Indonesia Terbuka ganda campuran berpasangan dengan Ivana Lie
1984
Juara Thailand Terbuka ganda putra berpasangan dengan Hadibowo
Juara Indonesia Terbuka ganda putra berpasangan dengan Hadibowo
Juara Indonesia Terbuka ganda campuran berpasangan dengan Ivana Lie
1985
Juara Piala Dunia ganda campuran berpasangan dengan Ivana Lie
Juara SEA Games ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna
1972-1986
Memperkuat Tim Piala Thomas selama enam kali dengan berganti-ganti pasangan antara lain dengan Ade Chandra, Hadibowo Susanto dan Liem Swie King
Spoiler for Taufik Hidayat:

Taufik Hidayat (lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1981; umur 32 tahun) adalah pemain bulu tangkis tunggal putra dari Indonesia yang berasal dari klub SGS Elektrik Bandung dengan tinggi badan 176 cm.
Putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini adalah peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final. Pada 21 Agustus 2005, dia menjadi juara dunia dengan mengalahkan permain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia BWF dan Olimpiade pada saat yang sama. Selain itu, ia juga sedang memegang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006). Ia tampil di Olimpiade Beijing 2008, namun langsung kalah di pertandingan pertamanya, melawan Wong Choong Hann di babak kedua.
Selain itu, dia juga telah enam kali menjuarai Indonesia Terbuka: 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006.
Pengalaman lainnya antara lain pada Piala Thomas (2000, 2002, 2004, 2006, dan 2008) serta Piala Sudirman (1999, 2001, 2003, dan 2005).
Ia menikahi Ami Gumelar, putri Agum Gumelar dan Linda Amalia Sari. Mereka telah dikaruniai seorang putri pada tanggal 3 Agustus 2007, yang kemudian diberi nama Natarina Alika Hidayat. Kelahiran putrinya ini tepat beberapa hari sebelum ia berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengikuti Kejuaraan Dunia. Kemudian mereka telah dikaruniai seorang putra pada tanggal 11 Juni 2010, yang kemudian diberi nama Nayutama Prawira Hidayat Taufik kemudian mundur dari Pelatnas Cipayung pada 30 Januari 2009. Setelah itu ia menjadi pemain profesional. Beberapa waktu lalu ia juga menjalin bisnis dengan Yonex dalam pengadaan alat olahraga.
Spoiler for prestasi:
1998: Juara Brunei Open
1999: Juara Indonesia Open, Juara SEA Games
2000: Juara Indonesia Open, Juara Malaysia Open, Juara Kejuaraan Asia
2001: Juara Singapore Open
2002: Juara Sanyo-BNI Maybank Indonesia Open, Juara Taiwan Open, Juara Asian Games
2003: Juara Sanyo-BNI Maybank Indonesia Open
2004: Juara Indonesia Open, Juara Kejuaraan Asia, Juara Olimpiade
2005: Juara Singapore Open, Juara Kejuaraan Dunia
2006: Juara Indonesia Open, Juara Asian Games
2007: Juara Kejuaraan Asia, Juara SEA Games
2008: Juara Macau Open
2009: Juara US Open, Juara India Open
2010: Juara Canada Open, Juara Indonesia GP Gold, Juara French Open SS
2011: Semifinalis VICTOR- BWF Superseries Finals, Runner Up PROTON MALAYSIA OPEN SUPER SERIES, Semifinalis Victor Korea Open Super Series Premier, Semifinalis Yonex – Sunrise India Open Superseries, Perempat final Indonesia Open Superseries Premier 2011, perempat final 2011 Yonex OCBC US Open Grand Prix Gold, Runner - up 2011 Yonex Canada Open, Semi final Bankaltim Indonesia Open GP Gold 2011, Juara India Open Grand Prix Gold 2011
2012: Semifinal Maybank Malaysia Open Presented by PROTON, Perempat final YONEX All England Open Badminton Championships 2012, Semi final Swiss Open 2012, Perempat final 2012 Yonex Australian Open GP Gold, Perempat final Yonex Sunrise India Open 2012, Perempat final YONEX Open Japan 2012
Spoiler for buka!!!:








Diubah oleh romyalfarezy 21-04-2014 18:57
0
7.6K
Kutip
62
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan