- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jenderal (purn) Luhut Panjaitan: Ical Lebih Baik Daripada Jokowi!
TS
b4djul
Jenderal (purn) Luhut Panjaitan: Ical Lebih Baik Daripada Jokowi!
Luhut Panjaitan: Ical Lebih Baik Daripada Jokowi!
Minggu, 20 April 2014 , 19:03:00 WIB

Jenderal (purn) Luhut Binsar Panjaitan
RMOL. Ketua Tim Sukses Aburizal Bakrie (Ical), Jenderal (purn) Luhut Binsar Panjaitan diisukan ngebet menjadi calon wakil presiden pendamping Joko Widodo alias Jokowi. Untuk memuluskan keinginannya itu, pendiri dan komandan pertama Detasemen 81 Anti Teror Kopassus itu sudah lama kasak-kusuk, mulai dari membayar lembaga survei untuk Jokowi hingga membentuk tim untuk mendekati Megawati.
Luhut membantah dirinya menganggap Jokowi lebih baik daripada Ical. Menurut dia, semua capres memiliki plus dan minus tetapi setelah dianalisis kesimpulannya Ical adalah capres yang terbaik. Menurut dia, Ical merupakan sosok pemberani dan tegas sehingga di tangan Ical Indonesia akan menjadi negara yang maju dan sejahtera.
Bantahan tersebut disampaikan Luhut melalui sebuah artikel berjudul "Aburizal Orang yang Berani dan Tegas" yang ditulisnya sendiri dan diposting di blog milik Ical, icalbakrie.com pada 15 April lalu. Menurut Luhut, negeri ini butuh pemimpin yang tidak ragu dan karakter ini ada pada figur Ical.
Berikut artikel lengkap yang ditulis Luhut yang di dalamnya juga berisi cerita awal perkenalan dirinya bersama Ical dan puja-puji lainnya untuk Ical:
Aburizal Orang yang Berani dan Tegas
Saya sudah lama mengenal Aburizal Bakrie, yang sekarang dikenal dengan panggilan ARB. Saya sudah mengenal dia sejak masih bertugas di Timor Timur. Saya seorang tentara dan dia seorang pengusaha.
Di mata saya, Aburizal adalah teman yang baik. Sebagai seorang teman, dia adalah pribadi yang sangat hangat dan setiakawan. Dia juga sosok yang pandai berbisnis dan memimpin organisasi.
Persahabatan saya dengan Aburizal yang sudah puluhan tahun berlanjut saat dia menawari saya untuk masuk ke Partai Golkar sebagai dewan pertimbangan (wantim). Saat itu Aburizal terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Awalnya saya enggan, karena saya sedang sibuk meniti usaha saya waktu itu. Tapi Aburizal ini kawan baik saya, sehingga saya tidak bisa menolak permintaannya. Akhirnya saya membantu dia di Golkar.
Sampai akhirnya teman saya ini maju sebagai calon presiden. Saya mendukung penuh langkah dia. Saya ingin mengantarkan dia. Bukan hanya sebagai seorang sahabat lama, tapi juga karena saya tahu siapa Aburizal Bakrie. Saya tahu kapasitasnya. Dia memiliki kapasitas yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin bangsa.
Aburizal punya pengalaman organisasi yang cukup lengkap, dia juga menguasai masalah ekonomi dan kebangsaan, dan yang tak kalah penting, dia juga punya ketegasan dan keberanian. Ketegasan dan keberanian ini penting untuk memimpin bangsa sebesar dan sekompleks ini.
Negeri ini butuh pemimpin yang tegas dan tidak ada keragu-raguan. Keragu-raguan itu saya jamin tidak ada pada dia. Kalau ada, tidak mungkin saya berteman lama sama dia. Saking beraninya Aburizal ini, dulu saya pernah berkata pada dia:“Coba kita kenal dari dulu, sudah gue suruh masuk Kopassus lu”
Itu saya katakan karena teman saya ini memang seorang yang pemberani. Waktu di Kupang kemarin, di depan tokoh agama saya bilang Aburizal ini orang yang pemberani dan tidak pernah ragu-ragu, Aburizal yang ada di samping saya bilang begini:“Kalo ragu ya bisnisnya ndak akan maju,” ujarnya sambil tersenyum.
Selain itu, saya juga melihat Aburizal ini orang yang mengerti kondisi masyarakat dan apa yang diinginkan masyarakat. Ketika menjadi Menko Kesra, banyak hal yang sudah dikerjakaannya, mulai dari mengatasi kelaparan di Yahukimo, yang kemudian membuat banyak pemberontak OPM menyerah karena merasa diperhatikan, program Kredit Usaha Rakyat (KUR), PMPM, dan lain sebagainya. Soal mensejahterakan rakyat, Aburizal sudah menunjukkan buktinya.
Kalau pun disebut kekurangannya yaitu soal Lumpur Sidoarjo, saya melihat ini adalah kekurangan yang dibuat-buat orang atau lawan politik. Saya juga pengusaha pengeboran, jadi tahu betul Lapindo tidak bersalah, dan keputusan pengadilan (MA) juga menyatakan tidak bersalah. Selain itu, saham Bakrie di Lapindo saat itu juga kecil.
Namun meski tidak bersalah dan dikuatkan secara hukum, Bakrie tetap membantu korban bahkan sampai keluar uang Rp9 triliun. Dia membayar tanah korban 20 kali NJOP atau 20 kali harga aslinya. Coba bayangkan, betapa baiknya kawan saya dan Keluarga Bakrie ini.
Soal Lapindo ini saya bicara fakta. Saya bukan membela dia karena teman saya. Saya utarakan fakta biar publik tahu apa yang sebenarnya. Saya tidak tega juga dia digitukan orang.
Dari itu semua, saya melihat Aburizal ini memang layak jadi presiden. Saya melihat semua capres, tidak ada capres yang tidak saya kenal. Dari semuanya saya membuat matriks. Saya lihat plus dan minus tiap tokoh, kemudian saya simpulkan.
Kesimpulannya, di antara capres yang lain Aburizal Bakrie adalah yang terbaik. Saya yakin di tangan Aburizal Indonesia ini akan menjadi negara yang maju dan sejahtera.
http://politik.rmol.co/read/2014/04/...ipada-Jokowi!-
Penilaian Sepak Terjang Capres Jauh Lebih Penting
Minggu, 20 April 2014 , 19:05:00 WIB
RMOL. Masyarakat diimbau lebih jeli memperhatikan sepak terjang bakal capres yang bertarung di Pemilu 2014. Hal ini dimaksud agar tidak salah memilih pemimpin Indonesia lima tahun ke depan."Kita butuh pemilu pemimpin, mudah dalam menentukan presiden tapi tidak mudah untuk memilih pemimpin," ujar sosiolog UGM Arie Sujito usai menghadiri diskusi bertema 'Menilai Jokowi-Jokowi di Mata Intelektual' di Cikini, Jakarta, Minggu (20/4).
Karena itu, menjelang pemilihan presiden 9 Juli mendatang, semua pihak termasuk juga masyarakat dapat mengisi waktu untuk menguji bakal capres yang ada. Salah satunya seperti dengan membuat diskusi publik."Ini akan bisa mampu menghasilkan pencerahan. Ini bahan penting karena selama ini manuver pimpinan partai jauh lebih dominan," jelas Arie.
Dia menambahkan, selama ini diskursus soal kandidat calon presiden hanya jadi bahan perdebatan sengit di kalangan elit partai. Tanpa melibatkan sedikitpun masarakat yang seyogyanya merupakan penentu dalam pemilu."Penilaian terhadap seorang kandidat perlu karena ini menjadi bagian dari pertarungan politik," demikian Arie.
http://politik.rmol.co/read/2014/04/...Lebih-Penting-
Jokowi Harus Melepaskan Diri dari Konglomerat Hitam
Minggu, 20 April 2014 , 19:19:00 WIB
RMOL. Calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) harus diselamatkan dari cengkeraman pengusaha hitam yang memanfaatkan popularitas dan elektabilitasnya untuk kepentingan gurita bisnis mereka. Tapi, Jokowi pun harus sadar dirinya berada dalam situasi sulit dan terjepit oleh tarik menarik kepentingan besar para konglomerat hitam itu.
Demikian kesimpulan dari diskusi setengah hari bertema “Indonesia Hebat:Capres-Cawapres Jawa-Luar Jawa, Paduan Popularitas Plus Kompetensi dan Integritas” yang digelar Yayasan Indonesia Baru di Jakarta, Minggu (20/4).Tampil sebagai pembicara dosen FISIP UI Vishnu Juwono, Direktur Indo Strategi Andar Nubowo, dosen politik Paramadina Herdi Sahrasad, dan mantan Sekretaris Politik Prof Sumitro Djojohadikusumo, Nehemia Lawalata, dan pimpinan Forum Intelegensia Bebas, Fathur Rasi.
Salah satu pembicara Nehemia Lawata mengatakan sebagai pemimpin dan capres harapan rakyat, Jokowi pasti mampu melepaskan diri dari cengkeraman tersebut. Dia menawarkan solusi."Karena itu, Jokowi harus mampu memilih pendampingnya bukan dari kalangan yang diusulkan, apalagi dipaksakan sekelompok pengusaha yang oleh sebagaian kalangan disebut pengusaha hitam," kata Nehemia.
Pendamping Jokowi, dia menambahkan, harus mampu menutup semua kelemahannya, baik dari sisi kepemimpinan, pemerintahan, ekonomi, sosial, politik, dan hukum, serta hubungan internasional."Figur cawapres Jokowi harus benar-benar memenuhi kriteria itu," katanya.
Para pembicara setuju apabila nama-nama yang diusulkan sejumlah pengusaha untuk mendampingi Jokowi, seperti Jusuf Kalla, Luhut Panjaitan, tidak perlu diakomodasi mengingat nuansa kepentingan ekonomi dan bisnis sangat kental. Mereka khawatir kalau Jokowi berpasangan dengan salah satu dari mereka dan terpilih, pemerintahan tidak akan stabil dan Jokowi tidak bisa efektif memerintah karena sungkan dengan tokoh senior tersebut.
Nehemia menjelaskan panjang lebar soal bahaya konglomerat hitam yang selama ini mempengaruhi bahkan mampu memenangkan kandidat dalam setiap pemilihan, bukan saja pilpres, tapi juga pilkada di sejumlah daerah."Kini para pengusaha berusaha untuk ambil bagian dalam pengaruh mengusung cawapres, tentu dengan dukungan logistik yang sangat besar," demikian Nehemia.
http://politik.rmol.co/read/2014/04/...lomerat-Hitam-
Blunder Luar Biasa, Jokowi Temui Dubes AS
Kamis, 17 April 2014 | 19:24 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyesalkan sikap bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, yang bersama Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri, menemui sejumlah duta besar negara asing di Indonesia beberapa waktu lalu. Menurut Amien, sikap Jokowi itu adalah langkah diplomasi politik yang salah kaprah.
"Secara diplomatis itu blunder luar biasa," kata Amien di sela-sela pertemuan sejumlah tokoh, di Cikini, Jakarta, Kamis (17/4/2014) petang.
Amien mengatakan, posisi duta besar itu jauh di bawah presiden atau bakal calon presiden. Lebih tepat, kata dia, jika pihak duta besar yang mendatangi Jokowi, atau bakal capres lain, seperti Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie, bukan sebaliknya.
"Kalau seorang capres, atau mantan presiden sowan ke Dubes Amerika di rumah seorang pengusaha itu secara diplomatik sulit dipahami. Itu blunder, mudah-mudahan enggak terjadi lagi," kata Amien.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Senin (14/4/2014) malam, Jokowi ditemani Megawati hadir dalam acara makan malam bersama Duta Besar Amerika Serikat, Norwegia, dan beberapa negara Eropa Barat lainnya.
Jokowi mengakui, pertemuan itu dimanfaatkannya untuk belajar tata pergaulan internasional sekaligus menjajaki dukungan negara sahabat terkait pencalonannya sebagai presiden. Ia menampik jika pertemuan itu disebut membahas bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya.
http://nasional.kompas.com/read/2014...emui.Dubes.AS.
--------------------------
Blunder Jokowi dan Megawati mengundang 75 konglomerat China (yang diantaranya ada mantan penjahat BLBI dulu), lalu mengundang Dubes-dubes asing, menyebabkab blunder untuk PDIP dan pencapresan Jokowi ke depan. Sebab, bagaimana pun boroknya elit dan pemimpin di negeri ini, mereka masih punya harga diri tinggi kalau sampai "dikendalikan" atau mau "membonekan diri" pada kekuatan modal konglomerat China dan Asing itu. Mereka pun kini mulai menjauh satu persatu.
Minggu, 20 April 2014 , 19:03:00 WIB

Jenderal (purn) Luhut Binsar Panjaitan
RMOL. Ketua Tim Sukses Aburizal Bakrie (Ical), Jenderal (purn) Luhut Binsar Panjaitan diisukan ngebet menjadi calon wakil presiden pendamping Joko Widodo alias Jokowi. Untuk memuluskan keinginannya itu, pendiri dan komandan pertama Detasemen 81 Anti Teror Kopassus itu sudah lama kasak-kusuk, mulai dari membayar lembaga survei untuk Jokowi hingga membentuk tim untuk mendekati Megawati.
Luhut membantah dirinya menganggap Jokowi lebih baik daripada Ical. Menurut dia, semua capres memiliki plus dan minus tetapi setelah dianalisis kesimpulannya Ical adalah capres yang terbaik. Menurut dia, Ical merupakan sosok pemberani dan tegas sehingga di tangan Ical Indonesia akan menjadi negara yang maju dan sejahtera.
Bantahan tersebut disampaikan Luhut melalui sebuah artikel berjudul "Aburizal Orang yang Berani dan Tegas" yang ditulisnya sendiri dan diposting di blog milik Ical, icalbakrie.com pada 15 April lalu. Menurut Luhut, negeri ini butuh pemimpin yang tidak ragu dan karakter ini ada pada figur Ical.
Berikut artikel lengkap yang ditulis Luhut yang di dalamnya juga berisi cerita awal perkenalan dirinya bersama Ical dan puja-puji lainnya untuk Ical:
Aburizal Orang yang Berani dan Tegas
Saya sudah lama mengenal Aburizal Bakrie, yang sekarang dikenal dengan panggilan ARB. Saya sudah mengenal dia sejak masih bertugas di Timor Timur. Saya seorang tentara dan dia seorang pengusaha.
Di mata saya, Aburizal adalah teman yang baik. Sebagai seorang teman, dia adalah pribadi yang sangat hangat dan setiakawan. Dia juga sosok yang pandai berbisnis dan memimpin organisasi.
Persahabatan saya dengan Aburizal yang sudah puluhan tahun berlanjut saat dia menawari saya untuk masuk ke Partai Golkar sebagai dewan pertimbangan (wantim). Saat itu Aburizal terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Awalnya saya enggan, karena saya sedang sibuk meniti usaha saya waktu itu. Tapi Aburizal ini kawan baik saya, sehingga saya tidak bisa menolak permintaannya. Akhirnya saya membantu dia di Golkar.
Sampai akhirnya teman saya ini maju sebagai calon presiden. Saya mendukung penuh langkah dia. Saya ingin mengantarkan dia. Bukan hanya sebagai seorang sahabat lama, tapi juga karena saya tahu siapa Aburizal Bakrie. Saya tahu kapasitasnya. Dia memiliki kapasitas yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin bangsa.
Aburizal punya pengalaman organisasi yang cukup lengkap, dia juga menguasai masalah ekonomi dan kebangsaan, dan yang tak kalah penting, dia juga punya ketegasan dan keberanian. Ketegasan dan keberanian ini penting untuk memimpin bangsa sebesar dan sekompleks ini.
Negeri ini butuh pemimpin yang tegas dan tidak ada keragu-raguan. Keragu-raguan itu saya jamin tidak ada pada dia. Kalau ada, tidak mungkin saya berteman lama sama dia. Saking beraninya Aburizal ini, dulu saya pernah berkata pada dia:“Coba kita kenal dari dulu, sudah gue suruh masuk Kopassus lu”
Itu saya katakan karena teman saya ini memang seorang yang pemberani. Waktu di Kupang kemarin, di depan tokoh agama saya bilang Aburizal ini orang yang pemberani dan tidak pernah ragu-ragu, Aburizal yang ada di samping saya bilang begini:“Kalo ragu ya bisnisnya ndak akan maju,” ujarnya sambil tersenyum.
Selain itu, saya juga melihat Aburizal ini orang yang mengerti kondisi masyarakat dan apa yang diinginkan masyarakat. Ketika menjadi Menko Kesra, banyak hal yang sudah dikerjakaannya, mulai dari mengatasi kelaparan di Yahukimo, yang kemudian membuat banyak pemberontak OPM menyerah karena merasa diperhatikan, program Kredit Usaha Rakyat (KUR), PMPM, dan lain sebagainya. Soal mensejahterakan rakyat, Aburizal sudah menunjukkan buktinya.
Kalau pun disebut kekurangannya yaitu soal Lumpur Sidoarjo, saya melihat ini adalah kekurangan yang dibuat-buat orang atau lawan politik. Saya juga pengusaha pengeboran, jadi tahu betul Lapindo tidak bersalah, dan keputusan pengadilan (MA) juga menyatakan tidak bersalah. Selain itu, saham Bakrie di Lapindo saat itu juga kecil.
Namun meski tidak bersalah dan dikuatkan secara hukum, Bakrie tetap membantu korban bahkan sampai keluar uang Rp9 triliun. Dia membayar tanah korban 20 kali NJOP atau 20 kali harga aslinya. Coba bayangkan, betapa baiknya kawan saya dan Keluarga Bakrie ini.
Soal Lapindo ini saya bicara fakta. Saya bukan membela dia karena teman saya. Saya utarakan fakta biar publik tahu apa yang sebenarnya. Saya tidak tega juga dia digitukan orang.
Dari itu semua, saya melihat Aburizal ini memang layak jadi presiden. Saya melihat semua capres, tidak ada capres yang tidak saya kenal. Dari semuanya saya membuat matriks. Saya lihat plus dan minus tiap tokoh, kemudian saya simpulkan.
Kesimpulannya, di antara capres yang lain Aburizal Bakrie adalah yang terbaik. Saya yakin di tangan Aburizal Indonesia ini akan menjadi negara yang maju dan sejahtera.
http://politik.rmol.co/read/2014/04/...ipada-Jokowi!-
Penilaian Sepak Terjang Capres Jauh Lebih Penting
Minggu, 20 April 2014 , 19:05:00 WIB
RMOL. Masyarakat diimbau lebih jeli memperhatikan sepak terjang bakal capres yang bertarung di Pemilu 2014. Hal ini dimaksud agar tidak salah memilih pemimpin Indonesia lima tahun ke depan."Kita butuh pemilu pemimpin, mudah dalam menentukan presiden tapi tidak mudah untuk memilih pemimpin," ujar sosiolog UGM Arie Sujito usai menghadiri diskusi bertema 'Menilai Jokowi-Jokowi di Mata Intelektual' di Cikini, Jakarta, Minggu (20/4).
Karena itu, menjelang pemilihan presiden 9 Juli mendatang, semua pihak termasuk juga masyarakat dapat mengisi waktu untuk menguji bakal capres yang ada. Salah satunya seperti dengan membuat diskusi publik."Ini akan bisa mampu menghasilkan pencerahan. Ini bahan penting karena selama ini manuver pimpinan partai jauh lebih dominan," jelas Arie.
Dia menambahkan, selama ini diskursus soal kandidat calon presiden hanya jadi bahan perdebatan sengit di kalangan elit partai. Tanpa melibatkan sedikitpun masarakat yang seyogyanya merupakan penentu dalam pemilu."Penilaian terhadap seorang kandidat perlu karena ini menjadi bagian dari pertarungan politik," demikian Arie.
http://politik.rmol.co/read/2014/04/...Lebih-Penting-
Jokowi Harus Melepaskan Diri dari Konglomerat Hitam
Minggu, 20 April 2014 , 19:19:00 WIB
RMOL. Calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) harus diselamatkan dari cengkeraman pengusaha hitam yang memanfaatkan popularitas dan elektabilitasnya untuk kepentingan gurita bisnis mereka. Tapi, Jokowi pun harus sadar dirinya berada dalam situasi sulit dan terjepit oleh tarik menarik kepentingan besar para konglomerat hitam itu.
Demikian kesimpulan dari diskusi setengah hari bertema “Indonesia Hebat:Capres-Cawapres Jawa-Luar Jawa, Paduan Popularitas Plus Kompetensi dan Integritas” yang digelar Yayasan Indonesia Baru di Jakarta, Minggu (20/4).Tampil sebagai pembicara dosen FISIP UI Vishnu Juwono, Direktur Indo Strategi Andar Nubowo, dosen politik Paramadina Herdi Sahrasad, dan mantan Sekretaris Politik Prof Sumitro Djojohadikusumo, Nehemia Lawalata, dan pimpinan Forum Intelegensia Bebas, Fathur Rasi.
Salah satu pembicara Nehemia Lawata mengatakan sebagai pemimpin dan capres harapan rakyat, Jokowi pasti mampu melepaskan diri dari cengkeraman tersebut. Dia menawarkan solusi."Karena itu, Jokowi harus mampu memilih pendampingnya bukan dari kalangan yang diusulkan, apalagi dipaksakan sekelompok pengusaha yang oleh sebagaian kalangan disebut pengusaha hitam," kata Nehemia.
Pendamping Jokowi, dia menambahkan, harus mampu menutup semua kelemahannya, baik dari sisi kepemimpinan, pemerintahan, ekonomi, sosial, politik, dan hukum, serta hubungan internasional."Figur cawapres Jokowi harus benar-benar memenuhi kriteria itu," katanya.
Para pembicara setuju apabila nama-nama yang diusulkan sejumlah pengusaha untuk mendampingi Jokowi, seperti Jusuf Kalla, Luhut Panjaitan, tidak perlu diakomodasi mengingat nuansa kepentingan ekonomi dan bisnis sangat kental. Mereka khawatir kalau Jokowi berpasangan dengan salah satu dari mereka dan terpilih, pemerintahan tidak akan stabil dan Jokowi tidak bisa efektif memerintah karena sungkan dengan tokoh senior tersebut.
Nehemia menjelaskan panjang lebar soal bahaya konglomerat hitam yang selama ini mempengaruhi bahkan mampu memenangkan kandidat dalam setiap pemilihan, bukan saja pilpres, tapi juga pilkada di sejumlah daerah."Kini para pengusaha berusaha untuk ambil bagian dalam pengaruh mengusung cawapres, tentu dengan dukungan logistik yang sangat besar," demikian Nehemia.
http://politik.rmol.co/read/2014/04/...lomerat-Hitam-
Blunder Luar Biasa, Jokowi Temui Dubes AS
Kamis, 17 April 2014 | 19:24 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyesalkan sikap bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, yang bersama Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri, menemui sejumlah duta besar negara asing di Indonesia beberapa waktu lalu. Menurut Amien, sikap Jokowi itu adalah langkah diplomasi politik yang salah kaprah.
"Secara diplomatis itu blunder luar biasa," kata Amien di sela-sela pertemuan sejumlah tokoh, di Cikini, Jakarta, Kamis (17/4/2014) petang.
Amien mengatakan, posisi duta besar itu jauh di bawah presiden atau bakal calon presiden. Lebih tepat, kata dia, jika pihak duta besar yang mendatangi Jokowi, atau bakal capres lain, seperti Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie, bukan sebaliknya.
"Kalau seorang capres, atau mantan presiden sowan ke Dubes Amerika di rumah seorang pengusaha itu secara diplomatik sulit dipahami. Itu blunder, mudah-mudahan enggak terjadi lagi," kata Amien.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Senin (14/4/2014) malam, Jokowi ditemani Megawati hadir dalam acara makan malam bersama Duta Besar Amerika Serikat, Norwegia, dan beberapa negara Eropa Barat lainnya.
Jokowi mengakui, pertemuan itu dimanfaatkannya untuk belajar tata pergaulan internasional sekaligus menjajaki dukungan negara sahabat terkait pencalonannya sebagai presiden. Ia menampik jika pertemuan itu disebut membahas bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya.
http://nasional.kompas.com/read/2014...emui.Dubes.AS.
Quote:
--------------------------
Blunder Jokowi dan Megawati mengundang 75 konglomerat China (yang diantaranya ada mantan penjahat BLBI dulu), lalu mengundang Dubes-dubes asing, menyebabkab blunder untuk PDIP dan pencapresan Jokowi ke depan. Sebab, bagaimana pun boroknya elit dan pemimpin di negeri ini, mereka masih punya harga diri tinggi kalau sampai "dikendalikan" atau mau "membonekan diri" pada kekuatan modal konglomerat China dan Asing itu. Mereka pun kini mulai menjauh satu persatu.
Diubah oleh b4djul 21-04-2014 12:59
0
3.5K
13
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan
