- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dyslexia atau Disleksia : Kesulitan Mengeja, Membaca dan Menulis


TS
trijugawahyudi
Dyslexia atau Disleksia : Kesulitan Mengeja, Membaca dan Menulis



Hai temen2 kaskuser

tapi ane liyat kurang joss tritnya dan belom HT jadi ane bikin lagi dalam versi ane tentunya

terinspirasi dari sebuah film india tentang anak pengidap disleksia
yang mengguah TS untuk buat neh trit

selamat menikmati trit sederhana ini


Quote:
Tahukah Anda bahwa dyslexia (disleksia dalam bahasa Indonesia) adalah penyebab yang paling umum dari masalah kesulitan mengeja, membaca dan menulis? Bagaimana kita membantu anak-anak mengatasi kesulitan-kesulitan ini agar berhasil di sekolah? Informasi-informasi berikut ini bertujuan membantu orang tua, guru, dan terapis mengerti dyslexia dan membantu anak/murid mengembangkan kecintaan membaca dan menulis.
Apa itu dyslexia dan penyebabnya?
Apa itu dyslexia dan penyebabnya?
Quote:
Dyslexia adalah suatu masalah kesulitan belajar khusus. Dyslexia mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar, mengolah, dan mengerti suatu informasi dengan baik. Secara khusus, hal ini menyebabkan masalah dalam membaca dan menulis karena seseorang dengan problem dyslexia mempunyai kesulitan mengenali dan mengartikan suatu kata, mengerti isi suatu bacaan, dan mengenali bunyi. Tentunya ini menghambat kemampuan seorang anak untuk belajar membaca, bahkan jika anak mempunyai intelegensia normal dan instruksi yang jelas. Dyslexia mempengaruhi 15-20% dari populasi, dan terjadi pada laki-laki dua kali lebih banyak dari pada perempuan.
Quote:
Penyebab dari dyslexia secara umum bisa jadi dari genetika, namun penyebab lain yang tidak umum adalah cedera pada kepala atau trauma. Beberapa anak dyslexia ternyata memproses informasi menggunakan area yang berbeda pada otak dibanding anak-anak tanpa kesulitan belajar. Walaupun begitu, ini bukan merupakan karakteristik pada semua anak dyslexia. Beberapa type dyslexia bisa menunjukkan perbaikan sejalan bertambahnya usia anak.
Faktor-faktor penyebab
Quote:
a. Faktor keturunan
Disleksia cenderung terdapat pada keluarga yang mempunyai anggota kidal. Orang tua yang disleksia tidak secara otomatis menurunkan gangguan ini kepada anak-anaknya, atau anak kidal pasti disleksia. Penelitian John Bradford (1999) di Amerika menemukan indikasi, bahwa 80 persen dari seluruh subjek yang diteliti oleh lembaganya mempunyai sejarah atau latar belakang anggota keluarga yang mengalami learning disabilities, dan 60% di antaranya punya anggota keluarga yang kidal.
Disleksia cenderung terdapat pada keluarga yang mempunyai anggota kidal. Orang tua yang disleksia tidak secara otomatis menurunkan gangguan ini kepada anak-anaknya, atau anak kidal pasti disleksia. Penelitian John Bradford (1999) di Amerika menemukan indikasi, bahwa 80 persen dari seluruh subjek yang diteliti oleh lembaganya mempunyai sejarah atau latar belakang anggota keluarga yang mengalami learning disabilities, dan 60% di antaranya punya anggota keluarga yang kidal.
Quote:
b. Problem pendengaran sejak usia dini
Apabila dalam 5 tahun pertama, seorang anak sering mengalami flu dan infeksi tenggorokan, maka kondisi ini dapat mempengaruhi pendengaran dan perkembangannya dari waktu ke waktu hingga dapat menyebabkan cacat. Kondisi ini hanya dapat dipastikan melalui pemeriksaan intensif dan detail dari dokter ahli. Jika kesulitan pendengaran terjadi sejak dini dan tidak terdeteksi, maka otak yang sedang berkembang akan sulit menghubungkan bunyi atau suara yang didengarnya dengan huruf atau kata yang dilihatnya. Padahal, perkembangan kemampuan ini sangat penting bagi perkembangan kemampuan bahasa yang akhirnya dapat menyebabkan kesulitan jangka panjang, terutama jika disleksia ini tidak segera ditindaklanjuti. Konsultasi dan penanganan dari dokter ahli amatlah diperlukan.
Apabila dalam 5 tahun pertama, seorang anak sering mengalami flu dan infeksi tenggorokan, maka kondisi ini dapat mempengaruhi pendengaran dan perkembangannya dari waktu ke waktu hingga dapat menyebabkan cacat. Kondisi ini hanya dapat dipastikan melalui pemeriksaan intensif dan detail dari dokter ahli. Jika kesulitan pendengaran terjadi sejak dini dan tidak terdeteksi, maka otak yang sedang berkembang akan sulit menghubungkan bunyi atau suara yang didengarnya dengan huruf atau kata yang dilihatnya. Padahal, perkembangan kemampuan ini sangat penting bagi perkembangan kemampuan bahasa yang akhirnya dapat menyebabkan kesulitan jangka panjang, terutama jika disleksia ini tidak segera ditindaklanjuti. Konsultasi dan penanganan dari dokter ahli amatlah diperlukan.
Quote:
c. Faktor kombinasi
Ada pula kasus disleksia yang disebabkan kombinasi dari 2 faktor di atas, yaitu problem pendengaran sejak kecil dan faktor keturunan. Faktor kombinasi ini menyebabkan kondisi anak dengan gangguan disleksia menjadi kian serius atau parah, hingga perlu penanganan menyeluruh dan kontinyu. Bisa jadi, prosesnya berlangsung sampai anak tersebut dewasa. Dengan perkembangan teknologi CT Scan, bisa dilihat bahwa perkembangan sel-sel otak penderita disleksia berbeda dari mereka yang nondisleksia. Perbedaan ini mempengaruhi perkembangan fungsi-fungsi tertentu pada otak mereka, terutama otak bagian kiri depan yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Selain itu, terjadi perkembangan yang tidak proporsional pada sistem magno-cellular di otak penderita disleksia. Sistem ini berhubungan dengan kemampuan melihat benda bergerak. Akibatnya, objek yang mereka lihat tampak berukuran lebih kecil. Kondisi ini menyebabkan proses membaca jadi lebih sulit karena saat itu otak harus mengenali secara cepat huruf-huruf dan sejumlah kata berbeda yang terlihat secara bersamaan oleh mata.
Ada pula kasus disleksia yang disebabkan kombinasi dari 2 faktor di atas, yaitu problem pendengaran sejak kecil dan faktor keturunan. Faktor kombinasi ini menyebabkan kondisi anak dengan gangguan disleksia menjadi kian serius atau parah, hingga perlu penanganan menyeluruh dan kontinyu. Bisa jadi, prosesnya berlangsung sampai anak tersebut dewasa. Dengan perkembangan teknologi CT Scan, bisa dilihat bahwa perkembangan sel-sel otak penderita disleksia berbeda dari mereka yang nondisleksia. Perbedaan ini mempengaruhi perkembangan fungsi-fungsi tertentu pada otak mereka, terutama otak bagian kiri depan yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Selain itu, terjadi perkembangan yang tidak proporsional pada sistem magno-cellular di otak penderita disleksia. Sistem ini berhubungan dengan kemampuan melihat benda bergerak. Akibatnya, objek yang mereka lihat tampak berukuran lebih kecil. Kondisi ini menyebabkan proses membaca jadi lebih sulit karena saat itu otak harus mengenali secara cepat huruf-huruf dan sejumlah kata berbeda yang terlihat secara bersamaan oleh mata.
Quote:
Tokoh-tokoh terkenal yang diketahui mempunyai disfungsi disleksia adalah
• Albert Einstein, Tom Cruise, Orlando Bloom, Whoopi Goldberg, dan Vanessa Amorosi, Orlando Bloom, Cher, Steve Jobs, Walt Disney, Erin Brockovitch , Thomas Edison, Tracey Gold, General George Patton, Salma Hayek, Nelson Rockefeller, Jewel, Pablo Picasso, Keira Knightley, Hans Christian Anderson, Leonardo da Vinci, John Lennon, Alexander Graham Bell, Thomas Jefferson, John F. Kennedy, George Washington, Mohammad Ali, Steven Spielberg
• Albert Einstein, Tom Cruise, Orlando Bloom, Whoopi Goldberg, dan Vanessa Amorosi, Orlando Bloom, Cher, Steve Jobs, Walt Disney, Erin Brockovitch , Thomas Edison, Tracey Gold, General George Patton, Salma Hayek, Nelson Rockefeller, Jewel, Pablo Picasso, Keira Knightley, Hans Christian Anderson, Leonardo da Vinci, John Lennon, Alexander Graham Bell, Thomas Jefferson, John F. Kennedy, George Washington, Mohammad Ali, Steven Spielberg
Quote:
Bagaimana mengidentifikasi dyslexia?
Identifikasi dyslexia mungkin sangat sulit dilakukan sebagai orang tua atau guru di kelas. Namun orang tua dan guru bisa melihat beberapa tanda dan gejala dyslexia, dan bisa mencari pendapat dan evaluasi dari ahli profesional/terapis yang tepat.
Perhatikan beberapa tanda berikut :
• Kesulitan mengasosiasikan (menghubungkan arti) suatu huruf dengan bunyinya
• Terbalik dengan huruf (dia jadi bia) atau kata (tik jadi kit)
• Kesulitan membaca kata tunggal
• Kesulitan mengeja kata tunggal
• Kesulitan mencatat huruf/kata dari papan tulis atau buku
• Kesulitan mengerti apa yang mereka dengar (auditory)
• Kesulitan mengatur tugas, material, dan waktu
• Kesulitan mengingat isi materi baru dan materi sejenisnya
• Kesulitan dengan tugas menulis
• Kesulitan pada kemampuan motorik halus (misalnya memegang alat tulis, mengancing baju)
• Tidak terkoordinasi
• Masalah perilaku dan/atau tidak suka membaca
Jika seorang anak menunjukkan sejumlah tanda-tanda dyslexia, rujuklah anak kepada lembaga pendidikan khusus atau ahli profesional yang terlatih dalam masalah dyslexia, untuk melakukan evaluasi menyeluruh. (Catatan : daftar tanda-tanda di atas tidak merupakan daftar mutlak tanda dan gejala dyslexia. Gunakanlah hanya sebagai panduan umum, bukan sebagai dasar diagnosis. Tanyakanlah dulu kepada ahli untuk rujukan selanjutnya)
Identifikasi dyslexia mungkin sangat sulit dilakukan sebagai orang tua atau guru di kelas. Namun orang tua dan guru bisa melihat beberapa tanda dan gejala dyslexia, dan bisa mencari pendapat dan evaluasi dari ahli profesional/terapis yang tepat.
Perhatikan beberapa tanda berikut :
• Kesulitan mengasosiasikan (menghubungkan arti) suatu huruf dengan bunyinya
• Terbalik dengan huruf (dia jadi bia) atau kata (tik jadi kit)
• Kesulitan membaca kata tunggal
• Kesulitan mengeja kata tunggal
• Kesulitan mencatat huruf/kata dari papan tulis atau buku
• Kesulitan mengerti apa yang mereka dengar (auditory)
• Kesulitan mengatur tugas, material, dan waktu
• Kesulitan mengingat isi materi baru dan materi sejenisnya
• Kesulitan dengan tugas menulis
• Kesulitan pada kemampuan motorik halus (misalnya memegang alat tulis, mengancing baju)
• Tidak terkoordinasi
• Masalah perilaku dan/atau tidak suka membaca
Jika seorang anak menunjukkan sejumlah tanda-tanda dyslexia, rujuklah anak kepada lembaga pendidikan khusus atau ahli profesional yang terlatih dalam masalah dyslexia, untuk melakukan evaluasi menyeluruh. (Catatan : daftar tanda-tanda di atas tidak merupakan daftar mutlak tanda dan gejala dyslexia. Gunakanlah hanya sebagai panduan umum, bukan sebagai dasar diagnosis. Tanyakanlah dulu kepada ahli untuk rujukan selanjutnya)
Quote:
Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu anak dyslexia?
Setelah anak dievaluasi, hasilnya akan menunjukkan dengan cara bagaimana anak bisa belajar paling baik. Ada anak yang belajar lebih baik dengan cara visual (melihat), auditori (mendengarkan), dan taktil (menyentuh/meraba). Menggunakan gaya belajar yang sesuai untuk tiap anak sangat penting supaya mereka bisa belajar lebih baik. Berikut adalah contoh cara belajar untuk masing-masing type anak (saran-saran ini bersifat umum dan tidak harus digunakan secara mutlak pada tiap anak)
Setelah anak dievaluasi, hasilnya akan menunjukkan dengan cara bagaimana anak bisa belajar paling baik. Ada anak yang belajar lebih baik dengan cara visual (melihat), auditori (mendengarkan), dan taktil (menyentuh/meraba). Menggunakan gaya belajar yang sesuai untuk tiap anak sangat penting supaya mereka bisa belajar lebih baik. Berikut adalah contoh cara belajar untuk masing-masing type anak (saran-saran ini bersifat umum dan tidak harus digunakan secara mutlak pada tiap anak)
Quote:
Visual (penglihatan)
Auditori (pendengaran)
Spoiler for visual:
Anak belajar paling baik dengan cara melihat informasi. Karena itu, cara mulai yang baik adalah dengan menggunakan kartu bergambar dengan kata-kata tertulis di bawahnya (flash card). Pilihlah kata-kata yang sesuai dengan level belajar anak. Selain itu, jika anak kesulitan dengan bunyi, tunjukkan di mana bunyi itu dibuat di dalam mulut secara umum.
Contoh : tunjukkan huruf /t/ pada kartu, lalu arahkan ke dalam mulut Anda. Buatlah bunyi /t/ dengan gerakan yang berlebihan. Biarkan anak meniru tindakan Anda sambil melihat ke dalam cermin. Tingkatkan dengan kombinasi suku kata 2 huruf (ta, ti) dan 3 huruf (tas, top), dengan cara menyuarakan dan menulis. Bantulah juga dalam hal kemampuan mengelompokkan dengan menggunakan gambar-gambar dan kata pada kalender harian. Ulanglah kalender ini setiap hari, lalu tandai tugas-tugas yang sudah selesai.
Contoh : tunjukkan huruf /t/ pada kartu, lalu arahkan ke dalam mulut Anda. Buatlah bunyi /t/ dengan gerakan yang berlebihan. Biarkan anak meniru tindakan Anda sambil melihat ke dalam cermin. Tingkatkan dengan kombinasi suku kata 2 huruf (ta, ti) dan 3 huruf (tas, top), dengan cara menyuarakan dan menulis. Bantulah juga dalam hal kemampuan mengelompokkan dengan menggunakan gambar-gambar dan kata pada kalender harian. Ulanglah kalender ini setiap hari, lalu tandai tugas-tugas yang sudah selesai.
Auditori (pendengaran)
Spoiler for auditori:
Anak-anak auditori belajar paling baik dengan cara mendengarkan apa yang diajarkan. Untuk anak yang kesulitan pada masalah bunyi, ajarkan sepasang kata singkat dan mintalah anak untuk mengatakan kata mana yang betul (tas/das). Juga, mintalah mereka menulis huruf, kata, atau kalimat sementara Anda mengucapkannya, untuk melatih kemampuan menulis. Bantulah juga dalam hal kemampuan mengelompokkan dengan memasang kalender “verbal” (diucapkan). Baca dengan keras kepada anak jadwal hariannya dan bantulah dia mengatur tugas, jadwal, dll.
Quote:
Taktil (perabaan)
Spoiler for taktil:
Anak-anak ini belajar paling baik dengan proses ‘menyentuh’. Ini adalah anak-anak yang biasa terlihat memisahkan bagian suatu benda dan kemudian menyatukannya kembali. Mereka belajar paling baik dengan melalui sentuhan, sehingga sangatlah penting untuk memasukkan gaya belajar ini ke dalam perintah-perintah Anda.
Contoh : Biarkan anak membuat bentuk huruf dari tanah liat, untuk membentuk kata singkat. Ulanglah bunyi dari tiap huruf sementara anak membuatnya. Selain itu, alat pengeja taktil juga penting untuk pembelajar type ini. Alat ini meliputi huruf-huruf bertekstur/guratan sehingga anak mendapat rabaan taktil sementara mengeja. Bantulah mengelompokkan dengan mengkombinasikan proses belajar visual dan taktil. Buat kalender dan tandai tiap tanggal penting dengan sticker timbul/bertekstur. Setiap hari, ulanglah kalender ini bersama anak dan buatlah ia menyentuh dan merasakan stiker tersebut. Kombinasi pembelajaran visual dan taktil akan membantu daya ingat.
Contoh : Biarkan anak membuat bentuk huruf dari tanah liat, untuk membentuk kata singkat. Ulanglah bunyi dari tiap huruf sementara anak membuatnya. Selain itu, alat pengeja taktil juga penting untuk pembelajar type ini. Alat ini meliputi huruf-huruf bertekstur/guratan sehingga anak mendapat rabaan taktil sementara mengeja. Bantulah mengelompokkan dengan mengkombinasikan proses belajar visual dan taktil. Buat kalender dan tandai tiap tanggal penting dengan sticker timbul/bertekstur. Setiap hari, ulanglah kalender ini bersama anak dan buatlah ia menyentuh dan merasakan stiker tersebut. Kombinasi pembelajaran visual dan taktil akan membantu daya ingat.
Quote:
Contoh-contoh di atas adalah saran untuk mengajar anak dyslexia dengan memfokus pada gaya belajar individual mereka. Ingatlah bahwa banyaknya waktu mengajar mereka secara individu dan identifikasi dini terhadap kesulitan belajar ini, akan membuat proses belajar lebih berhasil
Penanganan
Quote:
• Usahakan agar benar-benar aktif dalam mendampinginya dari waktu ke waktu. Penderita disleksia setiap saat akan menemukan kesulitan-kesulitan. Dan bila kita biarkan mereka mencari jawabannya sendiri,maka ketika menemukan kegagalan demi kegagalan,si penderita justru akan menjadi semakin bodoh. Keadaan tersebut akan memperburuk penyimpangannya.
• Memberikan dorongan sedemikian rupa untuk mengembalikan kepercayaan dirinya. Penderita disleksia akan cenderung menghabiskan waktunya untuk mencari cara dalam usahanya untuk menguasai sejumlah materi pelajaran seperti,membaca,menulis dan hitungan-hitungan. Perjuangan ini hanya akan tetap bertahan apabila kepercayaan dirinya terus terjaga
• Buatlah semenarik mungkin ketika mengajarinya membaca. Hampir semua anak penderita disleksia tidak suka pelajaran membaca,karena membaca adalah pekerjaan yang paling berat bagi dirinya. Carilah isi bacaan yang disukai oleh subjek,sehingga hal tersebut akan menjadi menarik bagi subjek untuk terus mambacanya walaupun sulit.
• Berikan model peran ,seperti orang-orang sukses yang disleksia. Model peran sangat penting mereka untuk meningkatkan semangatnya, dan tidak selalu harus Albert Einstein, karena mungkin itu terlalu kuno. Ambilah misalnya Orlando Bloom,Jackie Chan,Mc Dreamy,Patrick Dempsey (ini adalah tokoh-tokoh pria sukses yang disleksia). Untuk wanita bisa diberikan tokoh: Selma Hayek,Jewel,Whoopi Goldberg yang tentu akan membangkitkan semangat dan harapan kesembuhan pada dirinya.
• Bantu mereka dengan teknologi yang membantu. Memberikan komputer saja untuk anak-anak disleksia tidak akan sangat membantu. Berikan mereka software seperti Dragon Naturally Speaking atau Kurzweil 3000 . Biarkan mereka belajar sampai ia benar-benar menguasainya .
• Gunakan Metode Pendekatan Multi-Sensori. Wilson Reading System. Orton-Gillingham, dan Slingerland Approach merupakan pendekatan pengajaran Multi-sensori. Mengajar mereka dengan pendekatan multi-sensori akan sangat membantu proses recoverynya.Ke enam cara ini bisa anda gunakan untuk bisa membantu mereka.
Bila si kecil mengalami kesulitan membaca secara teknis, seperti sering terbolak-balik membaca kata atau bingung dengan huruf yang bentuknya mirip, Anda bisa membantunya dengan cara :
• Mulailah melatihnya dengan mengenalkan huruf, suku kata, lalu berlanjut dengan kata yang terdiri dari dua suku kata, dan seterusnya. Anda juga bisa membuatkan huruf dari lilin warna-warni agar ia lebih bersemangat untuk belajar.
• Lakukan metode dikte. Cobalah Anda mendiktekan suatu kata atau kalimat kepadanya dan biarkan ia menuliskannya. Atau lakukan sebaliknya, biarkan si kecil mendikte dan Anda yang menulis. Lalu minta ia membacakannya kembali.
• Ajak si kecil untuk membaca suatu wacana yang sumbernya bisa dari buku bacaan atau buku cerita bergambar. Kemudian lakukan tanya-jawab mengenai wacana tersebut.
• Berikan tugas yang melatih rangsang visualnya.
Latihan Khusus Yang Bisa diberikan
Ajarkan Si Kecil Menulis
• Sebagian anak yang menderita disleksia memiliki tulisan yang kurang bagus. Ini disebabkan kontrol motoriknya yang tidak berfungsi dengan baik. Langkah yang bisa dilakukan antara lain:
• Berikan Ia sebuah buku bergambar dengan pola titik-titik. Ajarkan Ia untuk menghubungkan titik-titik tersebut hingga menjadi sebuah gambar. Ini berfungsi untuk melatih kemampuan motorik halusnya.
• Latihlah terus si kecil untuk menulis halus, berupa pola ataupun kalimat. Berikan pensil yang tebal (misalnya pensil 2B) bila tekanan menulis si anak terlalu lemah dan pensil yang tipis (pensil H) pada anak yang tekanan pada kertasnya terlalu kuat.
Ajak Si Kecil Bermain angka dan Melatih Ingatan Untuk membantunya mengingat urutan hari dalam satu minggu, bulan dalam satu tahun ataupun sejumlah deretan angka, Anda bisa membantunya dengan cara berikut :
• Jangan pernah lupa untuk mengingatkan ia setiap hari tentang tanggal ataupun hari saat ini.
• Lakukan permainan yang melatih kemampuannya dalam mengurutkan, seperti permainan menyusun angka, kalimat dan sebagainya.
• Di waktu luang, mintalah ia menceritakan kembali secara berurutan suatu kejadian yang Ia alami dalam satu hari atau sebuah film pendek yang baru saja ditontonnya.
• Bila si kecil sulit memahami matematika, seperti salah menempatkan angka dan sulit menghitung mundur atau memahami simbol. Gunakan kertas berpetak untuk melakukan penjumlahan atau pengurangan. Ganti lambang-lambang yang sulit dimengerti dengan istilah yang mudah dipahami.
Ajak Si kecil Untuk Memahami orientasi
Kesulitan lain yang dialami anak disleksia adalah sering kali ragu memahami orientasi ruang seperti kanan-kiri, depan-belakang, ataupun atas-bawah. Tak jarang pula dari mereka yang tidak mengerti waktu dan tempat di mana mereka berada. Untuk meningkatkan kemampuan orientasinya, langkah berikut bisa Anda terapkan:
• Ajak si kecil untuk mengikuti permainan baris-berbaris atau permainan “Pegang telinga kiri dengan tangan kananmu!”. Ini berfungsi untuk melatih kemampuan orientasinya
• Jika si kecil benar-benar sulit membedakan mana tangan kanan dan kiri, berilah tanda seperti gelang pada salah satu tangannya.
• Bacakan buku dan bantu mereka saat hendak membaca buku sendiri
• Untuk usia pra sekolah, ajarkan rima, bermain game kata-kata dan puzzle juga akan membantu.
• Ajarkan dan latih bersama bagaimana mengenakan pakaian
• Jangan memfokuskan pada kelemahannya, dukung kegiatan yang disenangi
• Bantu untuk mengerjakan PR
• Tingkatkan kepercayaan diri mereka
Pelatihan Lainnya
• Melatih anak menulis sambung sambil memperhatikan cara anak duduk dan memegang pensilnya. Tulisan sambung memudahkan murid membedakan antara huruf yang hampir sama misalnya ’b’ dengan ’d’. Murid harus diperlihatkan terlebih dahulu cara menulis huruf sambung karena kemahiran tersebut tidak dapat diperoleh begitu saja. Pembentukan huruf yang betul sangatlah penting dan murid harus dilatih menulis huruf-huruf yang hampir sama berulang kali. Misalnya huruf-huruf dengan bentuk bulat: ”g, c, o, d, a, s, q”, bentuk zig zag: ”k, v, x, z”, bentuk linear: ”j, t, l, u, y”, bentuk hampir serupa: ”r, n, m, h”.
• Adanya komunikasi dan pemahaman yang sama mengenai anak disleksia antara orang tua dan guru
• Anak duduk di barisan paling depan di kelas
• Guru senantiasa mengawasi / mendampingi saat anak diberikan tugas, misalnya guru meminta dibuka halaman 15, pastikan anak tidak tertukar dengan membuka halaman lain, misalnya halaman 50
• Guru dapat memberikan toleransi pada anak disleksia saat menyalin soal di papan tulis sehingga mereka mempunyai waktu lebih banyak untuk menyiapkan latihan (guru dapat memberikan soal dalam bentuk tertulis di kertas)
• Anak disleksia yang sudah menunjukkkan usaha keras untuk berlatih dan belajar harus diberikan penghargaan yang sesuai dan proses belajarnya perlu diseling dengan waktu istirahat yang cukup.
• Guru dan orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda ketika belajar matematika dengan anak disleksia, kebanyakan mereka lebih senang menggunakan sistem belajar yang praktikal. Selain itu kita perlu menyadari bahwa anak disleksia mempunyai cara yang berbeda dalam menyelesaikan suatu soal matematika, oleh karena itu tidak bijaksana untuk ”memaksakan” cara penyelesaian yang klasik jika cara terebut sukar diterima oleh sang anak.
• Aspek emosi. Anak disleksia dapat menjadi sangat sensitif, terutama jika mereka merasa bahwa mereka berbeda dibanding teman-temannya dan mendapat perlakukan yang berbeda dari gurunya. Lebih buruk lagi jika prestasi akademis mereka menjadi demikian buruk akibat ”perbedaan” yang dimilikinya tersebut. Kondisi ini akan membawa anak menjadi individu dengan ”self-esteem” yang rendah dan tidak percaya diri. Dan jika hal ini tidak segera diatasi akan terus bertambah parah dan menyulitkan proses terapi selanjutnya. Orang tua dan guru seyogyanya adalah orang-orang terdekat yang dapat membangkitkan semangatnya, memberikan motivasi dan mendukung setiap langkah usaha yang diperlihatkan anak disleksia. Jangan sekali-sekali membandingkan anak disleksia dengan temannya, atau dengan saudaranya yang tidak disleksia.
• Memberikan dorongan sedemikian rupa untuk mengembalikan kepercayaan dirinya. Penderita disleksia akan cenderung menghabiskan waktunya untuk mencari cara dalam usahanya untuk menguasai sejumlah materi pelajaran seperti,membaca,menulis dan hitungan-hitungan. Perjuangan ini hanya akan tetap bertahan apabila kepercayaan dirinya terus terjaga
• Buatlah semenarik mungkin ketika mengajarinya membaca. Hampir semua anak penderita disleksia tidak suka pelajaran membaca,karena membaca adalah pekerjaan yang paling berat bagi dirinya. Carilah isi bacaan yang disukai oleh subjek,sehingga hal tersebut akan menjadi menarik bagi subjek untuk terus mambacanya walaupun sulit.
• Berikan model peran ,seperti orang-orang sukses yang disleksia. Model peran sangat penting mereka untuk meningkatkan semangatnya, dan tidak selalu harus Albert Einstein, karena mungkin itu terlalu kuno. Ambilah misalnya Orlando Bloom,Jackie Chan,Mc Dreamy,Patrick Dempsey (ini adalah tokoh-tokoh pria sukses yang disleksia). Untuk wanita bisa diberikan tokoh: Selma Hayek,Jewel,Whoopi Goldberg yang tentu akan membangkitkan semangat dan harapan kesembuhan pada dirinya.
• Bantu mereka dengan teknologi yang membantu. Memberikan komputer saja untuk anak-anak disleksia tidak akan sangat membantu. Berikan mereka software seperti Dragon Naturally Speaking atau Kurzweil 3000 . Biarkan mereka belajar sampai ia benar-benar menguasainya .
• Gunakan Metode Pendekatan Multi-Sensori. Wilson Reading System. Orton-Gillingham, dan Slingerland Approach merupakan pendekatan pengajaran Multi-sensori. Mengajar mereka dengan pendekatan multi-sensori akan sangat membantu proses recoverynya.Ke enam cara ini bisa anda gunakan untuk bisa membantu mereka.
Bila si kecil mengalami kesulitan membaca secara teknis, seperti sering terbolak-balik membaca kata atau bingung dengan huruf yang bentuknya mirip, Anda bisa membantunya dengan cara :
• Mulailah melatihnya dengan mengenalkan huruf, suku kata, lalu berlanjut dengan kata yang terdiri dari dua suku kata, dan seterusnya. Anda juga bisa membuatkan huruf dari lilin warna-warni agar ia lebih bersemangat untuk belajar.
• Lakukan metode dikte. Cobalah Anda mendiktekan suatu kata atau kalimat kepadanya dan biarkan ia menuliskannya. Atau lakukan sebaliknya, biarkan si kecil mendikte dan Anda yang menulis. Lalu minta ia membacakannya kembali.
• Ajak si kecil untuk membaca suatu wacana yang sumbernya bisa dari buku bacaan atau buku cerita bergambar. Kemudian lakukan tanya-jawab mengenai wacana tersebut.
• Berikan tugas yang melatih rangsang visualnya.
Latihan Khusus Yang Bisa diberikan
Ajarkan Si Kecil Menulis
• Sebagian anak yang menderita disleksia memiliki tulisan yang kurang bagus. Ini disebabkan kontrol motoriknya yang tidak berfungsi dengan baik. Langkah yang bisa dilakukan antara lain:
• Berikan Ia sebuah buku bergambar dengan pola titik-titik. Ajarkan Ia untuk menghubungkan titik-titik tersebut hingga menjadi sebuah gambar. Ini berfungsi untuk melatih kemampuan motorik halusnya.
• Latihlah terus si kecil untuk menulis halus, berupa pola ataupun kalimat. Berikan pensil yang tebal (misalnya pensil 2B) bila tekanan menulis si anak terlalu lemah dan pensil yang tipis (pensil H) pada anak yang tekanan pada kertasnya terlalu kuat.
Ajak Si Kecil Bermain angka dan Melatih Ingatan Untuk membantunya mengingat urutan hari dalam satu minggu, bulan dalam satu tahun ataupun sejumlah deretan angka, Anda bisa membantunya dengan cara berikut :
• Jangan pernah lupa untuk mengingatkan ia setiap hari tentang tanggal ataupun hari saat ini.
• Lakukan permainan yang melatih kemampuannya dalam mengurutkan, seperti permainan menyusun angka, kalimat dan sebagainya.
• Di waktu luang, mintalah ia menceritakan kembali secara berurutan suatu kejadian yang Ia alami dalam satu hari atau sebuah film pendek yang baru saja ditontonnya.
• Bila si kecil sulit memahami matematika, seperti salah menempatkan angka dan sulit menghitung mundur atau memahami simbol. Gunakan kertas berpetak untuk melakukan penjumlahan atau pengurangan. Ganti lambang-lambang yang sulit dimengerti dengan istilah yang mudah dipahami.
Ajak Si kecil Untuk Memahami orientasi
Kesulitan lain yang dialami anak disleksia adalah sering kali ragu memahami orientasi ruang seperti kanan-kiri, depan-belakang, ataupun atas-bawah. Tak jarang pula dari mereka yang tidak mengerti waktu dan tempat di mana mereka berada. Untuk meningkatkan kemampuan orientasinya, langkah berikut bisa Anda terapkan:
• Ajak si kecil untuk mengikuti permainan baris-berbaris atau permainan “Pegang telinga kiri dengan tangan kananmu!”. Ini berfungsi untuk melatih kemampuan orientasinya
• Jika si kecil benar-benar sulit membedakan mana tangan kanan dan kiri, berilah tanda seperti gelang pada salah satu tangannya.
• Bacakan buku dan bantu mereka saat hendak membaca buku sendiri
• Untuk usia pra sekolah, ajarkan rima, bermain game kata-kata dan puzzle juga akan membantu.
• Ajarkan dan latih bersama bagaimana mengenakan pakaian
• Jangan memfokuskan pada kelemahannya, dukung kegiatan yang disenangi
• Bantu untuk mengerjakan PR
• Tingkatkan kepercayaan diri mereka
Pelatihan Lainnya
• Melatih anak menulis sambung sambil memperhatikan cara anak duduk dan memegang pensilnya. Tulisan sambung memudahkan murid membedakan antara huruf yang hampir sama misalnya ’b’ dengan ’d’. Murid harus diperlihatkan terlebih dahulu cara menulis huruf sambung karena kemahiran tersebut tidak dapat diperoleh begitu saja. Pembentukan huruf yang betul sangatlah penting dan murid harus dilatih menulis huruf-huruf yang hampir sama berulang kali. Misalnya huruf-huruf dengan bentuk bulat: ”g, c, o, d, a, s, q”, bentuk zig zag: ”k, v, x, z”, bentuk linear: ”j, t, l, u, y”, bentuk hampir serupa: ”r, n, m, h”.
• Adanya komunikasi dan pemahaman yang sama mengenai anak disleksia antara orang tua dan guru
• Anak duduk di barisan paling depan di kelas
• Guru senantiasa mengawasi / mendampingi saat anak diberikan tugas, misalnya guru meminta dibuka halaman 15, pastikan anak tidak tertukar dengan membuka halaman lain, misalnya halaman 50
• Guru dapat memberikan toleransi pada anak disleksia saat menyalin soal di papan tulis sehingga mereka mempunyai waktu lebih banyak untuk menyiapkan latihan (guru dapat memberikan soal dalam bentuk tertulis di kertas)
• Anak disleksia yang sudah menunjukkkan usaha keras untuk berlatih dan belajar harus diberikan penghargaan yang sesuai dan proses belajarnya perlu diseling dengan waktu istirahat yang cukup.
• Guru dan orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda ketika belajar matematika dengan anak disleksia, kebanyakan mereka lebih senang menggunakan sistem belajar yang praktikal. Selain itu kita perlu menyadari bahwa anak disleksia mempunyai cara yang berbeda dalam menyelesaikan suatu soal matematika, oleh karena itu tidak bijaksana untuk ”memaksakan” cara penyelesaian yang klasik jika cara terebut sukar diterima oleh sang anak.
• Aspek emosi. Anak disleksia dapat menjadi sangat sensitif, terutama jika mereka merasa bahwa mereka berbeda dibanding teman-temannya dan mendapat perlakukan yang berbeda dari gurunya. Lebih buruk lagi jika prestasi akademis mereka menjadi demikian buruk akibat ”perbedaan” yang dimilikinya tersebut. Kondisi ini akan membawa anak menjadi individu dengan ”self-esteem” yang rendah dan tidak percaya diri. Dan jika hal ini tidak segera diatasi akan terus bertambah parah dan menyulitkan proses terapi selanjutnya. Orang tua dan guru seyogyanya adalah orang-orang terdekat yang dapat membangkitkan semangatnya, memberikan motivasi dan mendukung setiap langkah usaha yang diperlihatkan anak disleksia. Jangan sekali-sekali membandingkan anak disleksia dengan temannya, atau dengan saudaranya yang tidak disleksia.
sumber : SUMUR 1SUMUR 2 SUMUR 3


Diubah oleh trijugawahyudi 20-04-2014 16:18
0
6.1K
Kutip
33
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan