- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Pengorbanan Mereka di Balik Gadget Canggih Yang Anda Beli


TS
pisercool
Kisah Pengorbanan Mereka di Balik Gadget Canggih Yang Anda Beli

Quote:
Saat ini, jutaan orang di dunia menikmati canggihnya android, smartphone dan berbagai gadget yang mereka miliki. Membeli dengan harga yang reasonable demi sebuah gaya hidup atau pekerjaan.
Jaman memang terus bergulir dan Anda perlu mengaktualisasi diri lewat beberapa hal, misalnya ponsel. Namun di balik ponsel canggih yang bisa memberikan Anda foto selfie atau foto narsis terbaik itu, ada pengorbanan orang-orang yang tak pernah Anda temui, namun membuatkan ponsel itu untuk Anda.
Dilansir dari Elite Daily, kebanyakan perangkat smartphone di dunia ini, dibuat oleh para pekerja di China. Mayoritas pekerja ini adalah anak-anak muda yang masih berusia belasan tahun dan memutuskan keluar dari rumah untuk bekerja agar tak menjadi beban bagi orang tua.
Mereka bekerja lebih dari 10 jam sehari dan hanya punya hari libur sehari dalam satu bulan. Mereka yang terjun dalam industri pembuatan perangkat ponsel dan gadget canggih ini, setiap hari harus bergulat dengan sebuah bahan bernama Benzene, di dalam ruangan dengan aroma yang pengap dan hampir tak ada ventilasi.
Lama berkutat di dalam ruangan tersebut, membuat mereka tak menyadari bahwa bahaya benzene telah mencederai kesehatan mereka. Semestinya ketika mereka berada di usia 20-an, mereka tengah dalam masa kejayaannya. Namun ternyata, mereka harus divonis terkena leukemia.
Penggunaan bahan-bahan berbahaya seperti benzene menjadi masalah serius yang masih diperdebatkan hingga kini. Secara produksi memang bisa menguntungkan perusahaan, namun banyak pekerja yang mempertaruhkan nyawanya untuk mata pencaharian ini.
Demi gadget canggih yang ada di genggaman Anda, mungkin ada orang yang harus membayar dengan nyawanya. Kenyataan ini memang miris. Tak berarti Anda harus membenci gadget yang Anda miliki. Hanya saja, mari melirik kenyataan lain yang ada di balik ponsel kita.
Sebuah video berdurasi 9 menit menceritakan bagaimana kesengsaraan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup, sehingga harus rela berjuang di dalam pabrik yang berzat bahaya. Video ini diunggah oleh ID yang bernama Who Pays Film. Mereka ingin mendapatkan lingkungan kerja yang sehat, sedangkan yang sudah terkena dampak diobati oleh perusahaan.
kalo ga bisa kebuka videonya klik youtube
Jaman memang terus bergulir dan Anda perlu mengaktualisasi diri lewat beberapa hal, misalnya ponsel. Namun di balik ponsel canggih yang bisa memberikan Anda foto selfie atau foto narsis terbaik itu, ada pengorbanan orang-orang yang tak pernah Anda temui, namun membuatkan ponsel itu untuk Anda.
Dilansir dari Elite Daily, kebanyakan perangkat smartphone di dunia ini, dibuat oleh para pekerja di China. Mayoritas pekerja ini adalah anak-anak muda yang masih berusia belasan tahun dan memutuskan keluar dari rumah untuk bekerja agar tak menjadi beban bagi orang tua.
Mereka bekerja lebih dari 10 jam sehari dan hanya punya hari libur sehari dalam satu bulan. Mereka yang terjun dalam industri pembuatan perangkat ponsel dan gadget canggih ini, setiap hari harus bergulat dengan sebuah bahan bernama Benzene, di dalam ruangan dengan aroma yang pengap dan hampir tak ada ventilasi.
Lama berkutat di dalam ruangan tersebut, membuat mereka tak menyadari bahwa bahaya benzene telah mencederai kesehatan mereka. Semestinya ketika mereka berada di usia 20-an, mereka tengah dalam masa kejayaannya. Namun ternyata, mereka harus divonis terkena leukemia.
Penggunaan bahan-bahan berbahaya seperti benzene menjadi masalah serius yang masih diperdebatkan hingga kini. Secara produksi memang bisa menguntungkan perusahaan, namun banyak pekerja yang mempertaruhkan nyawanya untuk mata pencaharian ini.
Demi gadget canggih yang ada di genggaman Anda, mungkin ada orang yang harus membayar dengan nyawanya. Kenyataan ini memang miris. Tak berarti Anda harus membenci gadget yang Anda miliki. Hanya saja, mari melirik kenyataan lain yang ada di balik ponsel kita.
Sebuah video berdurasi 9 menit menceritakan bagaimana kesengsaraan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup, sehingga harus rela berjuang di dalam pabrik yang berzat bahaya. Video ini diunggah oleh ID yang bernama Who Pays Film. Mereka ingin mendapatkan lingkungan kerja yang sehat, sedangkan yang sudah terkena dampak diobati oleh perusahaan.

kalo ga bisa kebuka videonya klik youtube
sumur
Update
Quote:
Dua orang pembuat film bernama Heather White dan Lynn Zhang mendokumentasikan kegiatan dan kesehatan para pekerja pabrik elektronik di China dalam film mereka yang berjudul "Who Pays the Price?" yang berarti Siapa yang Membayar Harganya? Tragis, harganya dibayar oleh nyawa. Berikut ini beberapa pengalaman para pekerja tersebut seperti yang ada di dalam video buatan White dan Zhang :
Chen Qianqian
"Ketika saya berada di kelas 3 SD, mama saya pergi meninggalkan rumah untuk bekerja di luar dan kami berhenti mendengar kabar darinya sejak itu. Saya ingin tahu dia ada dimana, saya ingin mencarinya." Ujar Chen.
Untuk mendapatkan uang, Chen lalu bekerja di pabrik sampai akhirnya dia mendapatkan leukemia. Menurut tempatnya bekerja, penyakit yang dia derita tidak ada hubungannya dengan pabrik, sehingga dia tidak mendapat kompensasi apa-apa.
"Selama tinggal di jalanan, saya selalu bertanya pada orang-orang, adakah yang pernah melihat mama saya. Tapi sekarang saya menderita kanker dan semuanya…semuanya berakhir."
Shang Jiaojiao
"Saya baru berumur 14 tahun, saat bekerja di pabrik. Saya harus bekerja karena orangtua saya telah bekerja begitu keras untuk pendidikan saya." Ujarnya. Shang kemudian menderita keracunan karena N-Hexane. "Waktu saya ada di rumah sakit, saya tidak bisa berjalan. Tapi saya tidak berani mengatakannya kepada mama saya. Saya berpikir bahwa saya harus bertanggung jawab agar tidak meninggalkan beban buat orangtua saya. Tapi kenyataannya, saya malah membuat mereka terbebani."
Ming Kunpeng
Baru berumur 26 tahun, dia didiagnosa leukemia sejak tahun 2009. Dia terkena racun benzene. "Apakah engkau rindu rumah? Apakah kamu ingin pulang? Ayo kita pulang," ujar sang ayah kepada Ming. Enam minggu setelah melakukan wawancara tersebut dengan Who Pays Film, Ming bunuh diri.
Yi Yeting
Pria yang mempunyai satu anak laki-laki ini sudah melakukan 28 kemoterapi karena menderita leukemia. Tulangnya terasa sakit, seperti ribuan semut menggigit bagian dalam tubuhnya.
Butuh waktu 19 bulan untuk membuktikan bahwa leukemia yang dideritanya akibat benzene yang ada di pabrik tempatnya bekerja. Dia sudah melakukan petisi kepada pemerintah berulang kali, namun hanya dipaksa pulang.
Chen Chuang
"Saya sudah tinggal di rumah sakit selama 6 tahun sekarang, rasanya seperti di penjara, tidak ada jalan keluar. Saya merasa hidup saya sudah berakhir, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan." Ujar penderita leucopenia akibat benzene ini.
Kini di China ada perkumpulan para penderita penyakit parah akibat bekerja di pabrik yang menginginkan perbaikan kehidupan. Menurut salah satu aktivis sekaligus penderita, Yi Yeting, Ming bunuh diri karena tidak tahan. "Dia terjun dari gedung. Dia memilih mengakhiri hidupnya, tidak mampu lagi menahan beban, bergumul dengan penyakitnya, pabrik, dan rancun benzene. Mari kita berdiri untuk sejenak memberikan tribute pada Ming"
"Kita semua penderita akibat racun benzene. Kita semua yang masih hidup, harus berjuang untuk hidup kita, untuk keadilan, dan untuk kehidupan." Ujarnya lagi. Menurut statistic pemerintah China, satu orang bisa diracun oleh bahan kimia setiap lima jam, mayoritas berasal dari benzene. Tidak hanya berbahaya bagi pekerja, pengguna gadget pun dapat terkena bahaya benzene.
Chen Qianqian
"Ketika saya berada di kelas 3 SD, mama saya pergi meninggalkan rumah untuk bekerja di luar dan kami berhenti mendengar kabar darinya sejak itu. Saya ingin tahu dia ada dimana, saya ingin mencarinya." Ujar Chen.
Untuk mendapatkan uang, Chen lalu bekerja di pabrik sampai akhirnya dia mendapatkan leukemia. Menurut tempatnya bekerja, penyakit yang dia derita tidak ada hubungannya dengan pabrik, sehingga dia tidak mendapat kompensasi apa-apa.
"Selama tinggal di jalanan, saya selalu bertanya pada orang-orang, adakah yang pernah melihat mama saya. Tapi sekarang saya menderita kanker dan semuanya…semuanya berakhir."
Shang Jiaojiao
"Saya baru berumur 14 tahun, saat bekerja di pabrik. Saya harus bekerja karena orangtua saya telah bekerja begitu keras untuk pendidikan saya." Ujarnya. Shang kemudian menderita keracunan karena N-Hexane. "Waktu saya ada di rumah sakit, saya tidak bisa berjalan. Tapi saya tidak berani mengatakannya kepada mama saya. Saya berpikir bahwa saya harus bertanggung jawab agar tidak meninggalkan beban buat orangtua saya. Tapi kenyataannya, saya malah membuat mereka terbebani."
Ming Kunpeng
Baru berumur 26 tahun, dia didiagnosa leukemia sejak tahun 2009. Dia terkena racun benzene. "Apakah engkau rindu rumah? Apakah kamu ingin pulang? Ayo kita pulang," ujar sang ayah kepada Ming. Enam minggu setelah melakukan wawancara tersebut dengan Who Pays Film, Ming bunuh diri.
Yi Yeting
Pria yang mempunyai satu anak laki-laki ini sudah melakukan 28 kemoterapi karena menderita leukemia. Tulangnya terasa sakit, seperti ribuan semut menggigit bagian dalam tubuhnya.
Butuh waktu 19 bulan untuk membuktikan bahwa leukemia yang dideritanya akibat benzene yang ada di pabrik tempatnya bekerja. Dia sudah melakukan petisi kepada pemerintah berulang kali, namun hanya dipaksa pulang.
Chen Chuang
"Saya sudah tinggal di rumah sakit selama 6 tahun sekarang, rasanya seperti di penjara, tidak ada jalan keluar. Saya merasa hidup saya sudah berakhir, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan." Ujar penderita leucopenia akibat benzene ini.
Kini di China ada perkumpulan para penderita penyakit parah akibat bekerja di pabrik yang menginginkan perbaikan kehidupan. Menurut salah satu aktivis sekaligus penderita, Yi Yeting, Ming bunuh diri karena tidak tahan. "Dia terjun dari gedung. Dia memilih mengakhiri hidupnya, tidak mampu lagi menahan beban, bergumul dengan penyakitnya, pabrik, dan rancun benzene. Mari kita berdiri untuk sejenak memberikan tribute pada Ming"
"Kita semua penderita akibat racun benzene. Kita semua yang masih hidup, harus berjuang untuk hidup kita, untuk keadilan, dan untuk kehidupan." Ujarnya lagi. Menurut statistic pemerintah China, satu orang bisa diracun oleh bahan kimia setiap lima jam, mayoritas berasal dari benzene. Tidak hanya berbahaya bagi pekerja, pengguna gadget pun dapat terkena bahaya benzene.
Diubah oleh pisercool 20-04-2014 04:45
0
2.5K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan