Suatu hari ada cowok sebut saja namanya Joni. ( bukan TS

)
....
Joni masuk ke Apotik dan membeli kondom. Dengan riang dia bilang kepada pemilik toko bahwa sebentar lagi dia akan makan malam di rumah pacarnya.
“Bapak kan tahu sendiri, biasanya setelah itu kan ada kelanjutannya”, tambah Joni sambil menyeringai. Satu sachet kondom pun berpindah tangan. Baru beberapa langkah ke luar toko, dia kembali masuk ke Apotik.
“Pak! Saya minta satu lagi”, adik pacar saya juga cantik, agak genit pula. Saya rasa dia juga naksir saya. Siapa tahu malam ini saya mujur…”.
Kondom kedua berpindah tangan. Belum beberapa menit keluar dari Apotik, si Joni kembali masuk dan minta tambahan satu kondom lagi.
“Anu begini pak, ibunya juga tak kalah seksi. Penampilannya jauh lebih muda dari usianya. Dan kalau duduk di depan saya, dia selalu menyilangkan kaki. Saya yakin dia juga tak keberatan kalau saya dekati…”
Jreeng!! dengan berbekal tiga kondom, Joni datang ke rumah pacarnya sambil tak putus bersiul sungguh tampak riang Joni sore itu. Dan tibalah dirumah pacar, sajian pun sudah siap. Pacar Joni, adik dan ibunya sudah menunggu untuk makan malam. Joni pun langsung bergabung. Tinggal menunggu sang ayah. Begitu sang ayah masuk ke ruang makan, Joni langsung memimpin doa sambil menunduk dalam-dalam.
Yang lain-lain ikut menundukkan kepala. Satu menit berlalu.... Joni makin khusuk berdoa. Dua menit. Joni terus komat-kamit, cukup panjang untuk sebuah doa sebelum makan....
Pada menit keempat, pacarnya menyenggol kakinya dan berbisik,
“Hei beb, aku baru tahu kamu ternyata sangat religius”. Sambil terus menunduk, Joni menjawab dengan suara hampir menangis,
“Aku juga baru tahu kalau Ayah kamu yang punya apotik…”