- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ada Gerhana Bulan Total 15 April dan Gerhana Matahari Cincin 29 April
TS
suketiawan
Ada Gerhana Bulan Total 15 April dan Gerhana Matahari Cincin 29 April
Assalamualaikum gan,
ada info menarik nih... ini beritanya
maaf gan newbi kalo acak-acak an pake HP
ada info menarik nih... ini beritanya
maaf gan newbi kalo acak-acak an pake HP
Spoiler for ilustrasi:
Quote:
Jakarta - Jangan lewatkan fenomena alam di bulan April 2014 ini. Pada 15 April besok, akan ada gerhana bulan total. Dan pada 29 April 2014 ada gerhana matahari total. Namun tak semua wilayah Indonesia
bisa menyaksikan fenomena alam ini. "Gerhana bulan total yang terjadi pada tanggal 15 April 2014 dapat diamati dari Indonesia bagian tengah dan timur pada tahap akhir fase gerhana," ujar Sub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG, seperti dilansir dalam web resmi BMKG, Senin (14/4/2014).
Fase akhir gerhana itu terjadi pada pukul 15.24 WIB hingga 17.39 WIB sehingga fase akhir gerhana itu bersamaan dengan waktu terbit bulan. Warga di Papua dan sebagian besar Maluku bagian Timur akan mendapati bulan sedang berada dalam fase gerhana bulan sebagian pada saat bulan terbit. Untuk selanjutnya warga di daerah ini akan bisa mengamati gerhana hingga selesai.
Sementara warga di Maluku bagian Barat, Sulawesi, Nusa Tenggara, sebagian besar Kalimantan bagian timur dan Jawa bagian timur akan mendapati bulan berada dalam fase gerhana bulan penumbra hingga berakhirnya gerhana ini pada pukul 17.39 WIB.
Adapun warga di Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat dan Sumatera tidak dapat mengamati gerhana
bulan total 15 April 2014. Ini mengingat proses gerhana sudah berakhir pada saat bulan terbit di wilayah tersebut.
Fase awal gerhana bulan total itu memang tak dapat diamati di Indonesia karena proses awal gerhana berlangsung saat bulan di wilayah Indonesia belum terbit yakni pukul 11.52 WIB hingga puncaknya pukul 14.45 WIB.
"Proses gerhana saat bulan terbit dapat terlihat di Samudera Pasifik bagian barat, Australia dan Asia bagian timur," ujar rilis tersebut.
Gerhana Matahari.
Sedangkan gerhana matahari cincin akan terjadi pada 29 April 2014. Beberapa kota yang dapat mengamati gerhana matahari cincin ini yakni tenggara Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang berupa gerhana matahari
sebagian.
Masih ada 2 gerhana lagi yang akan terjadi di tahun 2014 ini yakni pada bulan Oktober 2014, di mana tanggal 8 akan terjadi gerhana bulan total yang dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia. Kemudian pada 23 Oktober 2014 ada gerhana matahari sebagian namun kali ini tidak dapat diamati dari Indonesia.
bisa menyaksikan fenomena alam ini. "Gerhana bulan total yang terjadi pada tanggal 15 April 2014 dapat diamati dari Indonesia bagian tengah dan timur pada tahap akhir fase gerhana," ujar Sub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG, seperti dilansir dalam web resmi BMKG, Senin (14/4/2014).
Fase akhir gerhana itu terjadi pada pukul 15.24 WIB hingga 17.39 WIB sehingga fase akhir gerhana itu bersamaan dengan waktu terbit bulan. Warga di Papua dan sebagian besar Maluku bagian Timur akan mendapati bulan sedang berada dalam fase gerhana bulan sebagian pada saat bulan terbit. Untuk selanjutnya warga di daerah ini akan bisa mengamati gerhana hingga selesai.
Sementara warga di Maluku bagian Barat, Sulawesi, Nusa Tenggara, sebagian besar Kalimantan bagian timur dan Jawa bagian timur akan mendapati bulan berada dalam fase gerhana bulan penumbra hingga berakhirnya gerhana ini pada pukul 17.39 WIB.
Adapun warga di Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat dan Sumatera tidak dapat mengamati gerhana
bulan total 15 April 2014. Ini mengingat proses gerhana sudah berakhir pada saat bulan terbit di wilayah tersebut.
Fase awal gerhana bulan total itu memang tak dapat diamati di Indonesia karena proses awal gerhana berlangsung saat bulan di wilayah Indonesia belum terbit yakni pukul 11.52 WIB hingga puncaknya pukul 14.45 WIB.
"Proses gerhana saat bulan terbit dapat terlihat di Samudera Pasifik bagian barat, Australia dan Asia bagian timur," ujar rilis tersebut.
Gerhana Matahari.
Sedangkan gerhana matahari cincin akan terjadi pada 29 April 2014. Beberapa kota yang dapat mengamati gerhana matahari cincin ini yakni tenggara Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang berupa gerhana matahari
sebagian.
Masih ada 2 gerhana lagi yang akan terjadi di tahun 2014 ini yakni pada bulan Oktober 2014, di mana tanggal 8 akan terjadi gerhana bulan total yang dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia. Kemudian pada 23 Oktober 2014 ada gerhana matahari sebagian namun kali ini tidak dapat diamati dari Indonesia.
Spoiler for sumber:
m.detik.com/news/read/2014/04/14/102954/2554117/10/ada-gerhana-bulan-total-15-april-dan-gerhana-matahari-cincin-29-april?9922022
Berita laiinya
Spoiler for Ilustrasi:
Spoiler for berita 1:
15 April 2014 Bulan Berwarna `Merah Darah`, Pertanda Kiamat?
Liputan6.com, Houston Sebuah fenomena alam menarik akan terjadi pada 14-15 April 2014 malam. Saat itu, akan terjadi gerhana bulan. Sebelum tengah malam, satelit Bumi itu akan berwarna kemerahan. Seperti darah (blood moon).
Gerhana pertengahan April menjadi yang pertama dari gerhana total dari 4 gerhana bulan berturut-turut. atau 'tetrad series of eclipses' tahun 2014. Empat gerhana berturut-turut adalah peristiwa yang cukup langka. Seri tersebut terakhir terjadi pada tahun 2003 dan 2004. Ini hanya akan terjadi tujuh kali lagi di abad ini.
Sejumlah orang meyakini blood moon itu adalah sebuah pertanda, baik kiamat atau akan datangnya bencana.
Seperti takhayul yang dimuat dalam buku, "Four Blood Moons: Something Is About to Change" (Worthy Publishing, 2013) karya John Hagee, yang menunjukkan hubungan antara 4 gerhana bulan total dengan nurbuat soal kiamat.
Menurut ilmuwan, ketika mekanisme di balik gerhana yang kurang dipahami dengan baik, mereka dianggap pertanda kabar buruk, seperti halnya komet. Seperti Komet Elenin yang pernah dianggap planet liar Nibiru, yang akan menabrak dan mengguncang Bumi. Kini Elenin telah mati.
sumber
Spoiler for Berita 2:
BMKG: 15 April Terjadi Gerhana Bulan Total
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gerhana bulan total akan terjadi pada 15 April 2014.
"Gerhana ini dapat diamati dari wilayah Indonesia kecuali Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat dan Sumatera," kata Kepala BMKG, Andi Eka Sakya, di Jakarta, Jumat (11/4).
Andi menjelaskan wilayah Indonesia hanya dapat mengamati bagian akhir dari proses gerhana bulan tersebut.
Pada gerhana bulan total, bulan akan tepat berada pada daerah umbra yaitu bayangan inti yang berada di bagian tengah sangat gelap pada saat terjadi gerhana bulan.
Lebih lanjut, dia mengatakan gerhana bulan total tersebut juga dapat diamati dari Afrika bagian barat, Eropa bagian barat dan Samudera Atlantik saat bulan sedang terbenam.
Seluruh proses gerhana akan dapat diamati dari Amerika Selatan bagian barat dan Amerika Utara serta Samudera Pasifik bagian timur.
sumber
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gerhana bulan total akan terjadi pada 15 April 2014.
"Gerhana ini dapat diamati dari wilayah Indonesia kecuali Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat dan Sumatera," kata Kepala BMKG, Andi Eka Sakya, di Jakarta, Jumat (11/4).
Andi menjelaskan wilayah Indonesia hanya dapat mengamati bagian akhir dari proses gerhana bulan tersebut.
Pada gerhana bulan total, bulan akan tepat berada pada daerah umbra yaitu bayangan inti yang berada di bagian tengah sangat gelap pada saat terjadi gerhana bulan.
Lebih lanjut, dia mengatakan gerhana bulan total tersebut juga dapat diamati dari Afrika bagian barat, Eropa bagian barat dan Samudera Atlantik saat bulan sedang terbenam.
Seluruh proses gerhana akan dapat diamati dari Amerika Selatan bagian barat dan Amerika Utara serta Samudera Pasifik bagian timur.
sumber
UPDATE
Quote:
Nantikan, Gerhana Matahari Bakal Terjadi pada Selasa Siang
sumber
Spoiler for news:
KOMPAS.com -- Selasa (29/4/2014), bulan akan berada di antara bumi dan matahari. Akibatnya, matahari akan tertutup, menyebabkan fenomena yang disebut sebagai gerhana matahari.
Dari wilayah Indonesia, gerhana besok akan tampak sebagai gerhana matahari sebagian. Matahari akan tampak seperti apel yang baru sekali digigit.
Sejumlah 62 kabupaten/kota yang tersebar di enam provinsi berpotensi menyaksikan fenomena astronomi menarik ini.
Enam provinsi yang dimaksud adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara sejumlah kabupaten/kota itu antara lain Wonosari, Wates, Bantul, Wonogiri, Banyuwangi, Jember, Gianyar, Denpasar, Mataram, Bima, Waingapu, Waikabubak, dan Baa.
Astronom amatir Ma'rufin Sudibyo mengatakan, durasi gerhana bervariasi untuk masing-masing wilayah. Durasi gerhana terlama adalah di Baa, yakni selama 64 menit.
Waktu terbaik untuk menyaksikan puncak gerhana juga bervariasi, tetapi berkisar antara pukul 13.59 - 14.06 untuk Indonesia barat dan 15.07 - 15.21 untuk Indonesia tengah.
Sementara itu, besarnya permukaan matahari yang "digigit" oleh bulan, disebut magnitudo gerhana, juga bervariasi.
Untuk wilayah Indonesia, magnitudo gerhana matahari besok berkisar antara 0,2 - 7,6 persen. Artinya, hanya 0,2 - 7,6 persen dari piringan matahari yang tertutup bulan.
Atas dasar magnitudo itulah, Ma'rufin mengatakan bahwa gerhana besok tetap sulit untuk diamati. Pengamatan harus dilakukan dengan teleskop berkualitas baik.
Gerhana matahari besok merupakan gerhana pertama pada tahun 2014. Sejatinya, fenomena besok merupakan gerhana matahari cincin.
Disebut gerhana matahari cincin karena pada lokasi yang paling optimal untuk menyaksikan puncak fenomenanya, bagian matahari yang akan tampak hanya koronanya.
Gerhana matahari cincin terjadi ketika jarak bumi, bulan, dan matahari terletak pada satu garis lurus, tetapi jarak antara bumi dan matahari tergolong jauh.
Akibat dari jarak bumi dan matahari yang jauh, bayang-bayang inti bulan tidak jatuh di permukaan bumi, tetapi di satu titik di angkasa.
Yang jatuh di permukaan bumi adalah bayang-bayang tambahan (atumbra). Di wilayah itulah gerhana matahari cincin bisa dilihat.
Untuk besok, gerhana matahari cincin hanya bisa dilihat di wilayah utara Antartika. Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 13.03 WIB.
Menurut astronom amatir Ma'rufin Sudibyo, di Antartika, sebesar 98,68 piringan matahari akan tertutup bulan. Matahari akan tampak 77 persen lebih redup dari biasanya.
Sementara Indonesia menyaksikan gerhana matahari sebagian karena wilayahnya merupakan tempat jauhnya penumbra, bukan atumbra.
Bagi warga Indonesia yang ingin menyaksikan fenomena gerhana besok, Ma'rufin yang dihubungi Kompas.com, Senin (28/4/2014), mengatakan, cara paling praktis adalah bergabung dengan komunitas astronomi terdekat.
Beberapa komunitas astronomi yang menggelar pengamatan antara lain Jogja Astro Club, Surabaya Astronomy Club, Observatorium As-Salam Surakarta, dan Lajnah Falakiyyah Jawa Timur.
Ma'rufin tidak menganjurkan pengamatan secara langsung dengan menatap matahari atau tidak langsung dengan menatap pantulan sinar matahari pada air yang tenang.
Menurut Ma'rufin, pengamatan secara langsung maupun tidak langsung berbahaya karena berpotensi merusak penglihatan.
Pengamatan dengan teleskop yang tidak dilengkapi dengan filter matahari juga berbahaya. Dengan teleskop yang tak dilengkapi filter, cahaya matahari yang ditangkap 100 kali lebih besar dibanding yang akan lewat pengamatan langsung.
Dari wilayah Indonesia, gerhana besok akan tampak sebagai gerhana matahari sebagian. Matahari akan tampak seperti apel yang baru sekali digigit.
Sejumlah 62 kabupaten/kota yang tersebar di enam provinsi berpotensi menyaksikan fenomena astronomi menarik ini.
Enam provinsi yang dimaksud adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara sejumlah kabupaten/kota itu antara lain Wonosari, Wates, Bantul, Wonogiri, Banyuwangi, Jember, Gianyar, Denpasar, Mataram, Bima, Waingapu, Waikabubak, dan Baa.
Astronom amatir Ma'rufin Sudibyo mengatakan, durasi gerhana bervariasi untuk masing-masing wilayah. Durasi gerhana terlama adalah di Baa, yakni selama 64 menit.
Waktu terbaik untuk menyaksikan puncak gerhana juga bervariasi, tetapi berkisar antara pukul 13.59 - 14.06 untuk Indonesia barat dan 15.07 - 15.21 untuk Indonesia tengah.
Sementara itu, besarnya permukaan matahari yang "digigit" oleh bulan, disebut magnitudo gerhana, juga bervariasi.
Untuk wilayah Indonesia, magnitudo gerhana matahari besok berkisar antara 0,2 - 7,6 persen. Artinya, hanya 0,2 - 7,6 persen dari piringan matahari yang tertutup bulan.
Atas dasar magnitudo itulah, Ma'rufin mengatakan bahwa gerhana besok tetap sulit untuk diamati. Pengamatan harus dilakukan dengan teleskop berkualitas baik.
Gerhana matahari besok merupakan gerhana pertama pada tahun 2014. Sejatinya, fenomena besok merupakan gerhana matahari cincin.
Disebut gerhana matahari cincin karena pada lokasi yang paling optimal untuk menyaksikan puncak fenomenanya, bagian matahari yang akan tampak hanya koronanya.
Gerhana matahari cincin terjadi ketika jarak bumi, bulan, dan matahari terletak pada satu garis lurus, tetapi jarak antara bumi dan matahari tergolong jauh.
Akibat dari jarak bumi dan matahari yang jauh, bayang-bayang inti bulan tidak jatuh di permukaan bumi, tetapi di satu titik di angkasa.
Yang jatuh di permukaan bumi adalah bayang-bayang tambahan (atumbra). Di wilayah itulah gerhana matahari cincin bisa dilihat.
Untuk besok, gerhana matahari cincin hanya bisa dilihat di wilayah utara Antartika. Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 13.03 WIB.
Menurut astronom amatir Ma'rufin Sudibyo, di Antartika, sebesar 98,68 piringan matahari akan tertutup bulan. Matahari akan tampak 77 persen lebih redup dari biasanya.
Sementara Indonesia menyaksikan gerhana matahari sebagian karena wilayahnya merupakan tempat jauhnya penumbra, bukan atumbra.
Bagi warga Indonesia yang ingin menyaksikan fenomena gerhana besok, Ma'rufin yang dihubungi Kompas.com, Senin (28/4/2014), mengatakan, cara paling praktis adalah bergabung dengan komunitas astronomi terdekat.
Beberapa komunitas astronomi yang menggelar pengamatan antara lain Jogja Astro Club, Surabaya Astronomy Club, Observatorium As-Salam Surakarta, dan Lajnah Falakiyyah Jawa Timur.
Ma'rufin tidak menganjurkan pengamatan secara langsung dengan menatap matahari atau tidak langsung dengan menatap pantulan sinar matahari pada air yang tenang.
Menurut Ma'rufin, pengamatan secara langsung maupun tidak langsung berbahaya karena berpotensi merusak penglihatan.
Pengamatan dengan teleskop yang tidak dilengkapi dengan filter matahari juga berbahaya. Dengan teleskop yang tak dilengkapi filter, cahaya matahari yang ditangkap 100 kali lebih besar dibanding yang akan lewat pengamatan langsung.
sumber
jika berkenan di dan kasih gan
sekian
waalaikumsaIlam...
Diubah oleh suketiawan 29-04-2014 00:27
nona212 memberi reputasi
1
5.1K
Kutip
57
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan