"Kami sangat menghormati dan menghargai tokoh itu. Tapi memang sejak awal, tokoh itu kita plot jadi capres, tidak memplot mereka jadi wapres."

SIARNUSA.com – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berencana mengusung Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil Presiden (Cawapres). Padahal, sebelumnya Partai berlambang sembilan bintang ini sempat sesumbar menggandeng Rhoma Irama atau Mahfud MD sebagai calon presiden (Capres).

"Hasil hitung cepat menyebut kenaikan suara PKB hingga memperoleh 9% di pemilu ini. Namun, perolehan suara itu belum cukup untuk membuat PKB bisa mengajukan sendiri pasangan capres-cawapresnya. Karena itu PKB lebih memilih menyediakan cawapres untuk dipasangkan dengan capres dari partai dominan," ujar ketua DPP PKB, Marwan Jafar, di Jakarta, Minggu (13/4).

Manuver politik ini, menurut Marwan, terpaksa dilakukan partainya karena PKB harus berkoalisi. Berdasarkan keputusan partai, sambungnya, PKB memutuskan untuk mengajukan nama Muhaimin Iskandar.

Praktis, keputusan tersebut memupuskan harapan Rhoma dan Mahfud. Padahal, baliho kedua tokoh tersebut sempat menghiasi jalanan.

"Kami sangat menghormati dan menghargai tokoh itu. Tapi memang sejak awal, tokoh itu kita plot jadi capres, tidak memplot mereka jadi wapres," tambah Marwan.

Pengamat komunikasi politik dari Universits Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, menyebut PKB bersikap inkonsisten. Sebab, meningkatnya perolehaan suara legislatif PKB bukan hanya karena kembalinya massa PKB (Nahdiyin), melainkan juga karena figur yang dimunculkan PKB dalam kampanye pemilu legislatif.

"PKB yang menjual nama Rhoma Irama, Mahfud MD, dan Jusuf Kalla sebagai cpres sangat memacu perolehan suara PKB," katanya.