- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{ Tebak PKS Suka Gaya Apa } Berbekal suara 6%, PKS mau koalisi gaya apa?


TS
aceminus
{ Tebak PKS Suka Gaya Apa } Berbekal suara 6%, PKS mau koalisi gaya apa?
Quote:
Berbekal suara 6%, PKS mau koalisi gaya apa?
Reporter : Ramadhian Fadillah | Minggu, 13 April 2014 06:30

Kampanye PKS. ©2014 merdeka.com/imam buhori
Merdeka.com - Dalam hitung cepat Pemilu 2014 versi Lembaga Survei Indonesia (LSI), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memperoleh 6,46 persen atau berada di urutan keenam. Sedangkan versi Kompas, PKS mendapat 6,98 persen.
Sudah dua kali PKS berkoalisi dengan Partai Demokrat di Pemilu 2004 dan 2009. Saat itu Demokrat memimpin koalisi dan mengantarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI.
Kini peta politik berubah. Partai Demokrat tak seperkasa 2009 lalu. Suara mereka merosot dari 20 persen ke kisaran 9 persen. Presiden SBY pun sudah tak bisa lagi mencalonkan diri.
Melihat kekuatan, ada tiga kemungkinan pasangan capres dan cawapres di Pilpres mendatang. Jokowi dari PDI Perjuangan, Aburizal Bakrie dari Golkar dan Prabowo dari Gerindra. Siapa yang kira-kira akan dipilih PKS untuk berkoalisi?
Berikut langkah-langkah PKS menggalang koalisi.
1.PKS siap pimpin oposisi
Merdeka.com - Presiden PKS Anis menegaskan, jika PKS tidak berkoalisi, akan siap jadi oposisi.
"Kalau tidak memimpin koalisi, ya mimpin oposisi," tegas Anis.
Dia menambahkan, koalisinya bebas tanpa basis agama maupun nasionalis, menunggu hasil survei akhir.
Kita terbuka saja kepada partai apapun. Sudah ada komunikasi dengan partai lain," katanya.
Mengenai pencapresan, Anis mengatakan akan menyerahkan sepenuhnya kepada Majelis Syuro PKS. "Kalau masalah pencapresan, tunggu hasil pileg, baru Majelis Syuro mengumumkan, itu semua urusannya Majelis Syuro," tegasnya.
2.PKS ditawari biar tak move on
Merdeka.com - Lewat akun twitternya politikus Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring berkicau. PKS sedang dirayu mantan kawan di koalisi untuk bergabung kembali.
Tifatul menggambarkan soal koalisi ini dalam bentuk pantun, Sabtu (12/4).
Baru mencoba cicipi kelepon/
Makanan tersaji nasi kebuli/
Baru mencoba untuk move-on/
Mantan koalisi ngajak kembali...
Namun dia tak menyebut apakah Partai Demokrat yang menahan PKS biar tak move on.
3.Belajar dari pengalaman
Merdeka.com - Wakil Sekjen DPP PKS, Fahri Hamzah mengatakan pihaknya tidak akan mengekor partai lain mencari pasangan koalisi untuk membentuk pemerintahan mendatang tanpa konsep yang jelas. PKS telah belajar dari pengalaman masa transisi sejak 1998 yang menggambarkan koalisi selalu gagal dalam praktiknya.
Dia menambahkan, PKS sedang menyiapkan konsep koalisi yang baik dan benar serta sesuai dengan sistem pemerintahan yang ada. Sebab selama ini pemerintahan transisi semua koalisinya kurang berhasil.
"Karena itu kami tidak mau ikut-ikutan mencari partner koalisi sebelum jelas konsep koalisinya," ujar Fahri di Jakarta, Sabtu (12/4).
Atas dasar itu, kata Fahri, partainya belum menggalang pertemuan dengan partai mana pun.Alasannya, PKS tidak akan menemui partai lain kalau untuk berkoalisi kalau belum menjabarkan konsep koalisi mereka.
4.Tak mau cuma bagi-bagi kue
Merdeka.com - Menurut Sekjen PKS Fahri Hamzah seharusnya koalisi sejak awal sudah menyepakati bersama-sama apapun yang terkait pemerintahan yang dijalankan bersama. Sebab, PKS tidak mau lagi ikut-ikutan membangun sesuatu yang akan hancur dalam waktu singkat.
"Konsep yang ada sekarang cuma 'bagi-bagi kue' yang tidak ada untungnya buat rakyat. Harus jelas bagaimana misalnya pemberantasan korupsi akan dilakukan, bagaimana membangun infrastruktur pemerintahan yang benar dan sebagainya," kata Fahri.
Fahri melanjutkan, dengan sistem dan kondisi saat ini, tanpa disiasati maka siapapun presiden yang berkuasa akan menghadapi kesulitan.
"Kami selalu dituduh menjadi biang kerok dalam koalisi, padahal kami ini korban dari sistem koalisi yang tidak dipimpin secara baik," katanya.
Reporter : Ramadhian Fadillah | Minggu, 13 April 2014 06:30

Kampanye PKS. ©2014 merdeka.com/imam buhori
Merdeka.com - Dalam hitung cepat Pemilu 2014 versi Lembaga Survei Indonesia (LSI), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memperoleh 6,46 persen atau berada di urutan keenam. Sedangkan versi Kompas, PKS mendapat 6,98 persen.
Sudah dua kali PKS berkoalisi dengan Partai Demokrat di Pemilu 2004 dan 2009. Saat itu Demokrat memimpin koalisi dan mengantarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI.
Kini peta politik berubah. Partai Demokrat tak seperkasa 2009 lalu. Suara mereka merosot dari 20 persen ke kisaran 9 persen. Presiden SBY pun sudah tak bisa lagi mencalonkan diri.
Melihat kekuatan, ada tiga kemungkinan pasangan capres dan cawapres di Pilpres mendatang. Jokowi dari PDI Perjuangan, Aburizal Bakrie dari Golkar dan Prabowo dari Gerindra. Siapa yang kira-kira akan dipilih PKS untuk berkoalisi?
Berikut langkah-langkah PKS menggalang koalisi.
1.PKS siap pimpin oposisi
Merdeka.com - Presiden PKS Anis menegaskan, jika PKS tidak berkoalisi, akan siap jadi oposisi.
"Kalau tidak memimpin koalisi, ya mimpin oposisi," tegas Anis.
Dia menambahkan, koalisinya bebas tanpa basis agama maupun nasionalis, menunggu hasil survei akhir.
Kita terbuka saja kepada partai apapun. Sudah ada komunikasi dengan partai lain," katanya.
Mengenai pencapresan, Anis mengatakan akan menyerahkan sepenuhnya kepada Majelis Syuro PKS. "Kalau masalah pencapresan, tunggu hasil pileg, baru Majelis Syuro mengumumkan, itu semua urusannya Majelis Syuro," tegasnya.
2.PKS ditawari biar tak move on
Merdeka.com - Lewat akun twitternya politikus Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring berkicau. PKS sedang dirayu mantan kawan di koalisi untuk bergabung kembali.
Tifatul menggambarkan soal koalisi ini dalam bentuk pantun, Sabtu (12/4).
Baru mencoba cicipi kelepon/
Makanan tersaji nasi kebuli/
Baru mencoba untuk move-on/
Mantan koalisi ngajak kembali...

Namun dia tak menyebut apakah Partai Demokrat yang menahan PKS biar tak move on.
3.Belajar dari pengalaman
Merdeka.com - Wakil Sekjen DPP PKS, Fahri Hamzah mengatakan pihaknya tidak akan mengekor partai lain mencari pasangan koalisi untuk membentuk pemerintahan mendatang tanpa konsep yang jelas. PKS telah belajar dari pengalaman masa transisi sejak 1998 yang menggambarkan koalisi selalu gagal dalam praktiknya.
Dia menambahkan, PKS sedang menyiapkan konsep koalisi yang baik dan benar serta sesuai dengan sistem pemerintahan yang ada. Sebab selama ini pemerintahan transisi semua koalisinya kurang berhasil.
"Karena itu kami tidak mau ikut-ikutan mencari partner koalisi sebelum jelas konsep koalisinya," ujar Fahri di Jakarta, Sabtu (12/4).
Atas dasar itu, kata Fahri, partainya belum menggalang pertemuan dengan partai mana pun.Alasannya, PKS tidak akan menemui partai lain kalau untuk berkoalisi kalau belum menjabarkan konsep koalisi mereka.
4.Tak mau cuma bagi-bagi kue
Merdeka.com - Menurut Sekjen PKS Fahri Hamzah seharusnya koalisi sejak awal sudah menyepakati bersama-sama apapun yang terkait pemerintahan yang dijalankan bersama. Sebab, PKS tidak mau lagi ikut-ikutan membangun sesuatu yang akan hancur dalam waktu singkat.
"Konsep yang ada sekarang cuma 'bagi-bagi kue' yang tidak ada untungnya buat rakyat. Harus jelas bagaimana misalnya pemberantasan korupsi akan dilakukan, bagaimana membangun infrastruktur pemerintahan yang benar dan sebagainya," kata Fahri.
Fahri melanjutkan, dengan sistem dan kondisi saat ini, tanpa disiasati maka siapapun presiden yang berkuasa akan menghadapi kesulitan.
"Kami selalu dituduh menjadi biang kerok dalam koalisi, padahal kami ini korban dari sistem koalisi yang tidak dipimpin secara baik," katanya.
P S K
kira kira PSK suka gaya apa ya

0
2.7K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan