Saat masih remaja, Omer Kiyani tertembak di wajahnya dengan pistol yang tanpa pengaman. Sampai saat ini pun, ia harus merasakan trauma akan kejadian tersebut. Tapi, insinyur di Detroit tersebut kini menciptakan sebuah perangkat pengaman bagi pistol.
Dia menyebutnya dengan "identilock", dan saat ini masih menjadi purwarupa yang akan terus dikembangkan. Kiyani berharap, teknologi senjata pintar ini, bisa dijual di toko-toko yang memperjual-belikan senjata.
Perangkat tersebut akan mengunci pelatuk pistol, dan untuk membukanya dibutuhkan sidik jari orang yang memilikinya, sehingga akan aman jika sebuah pistol lupa tergeletak begitu saja.
Menggunakan teknologi otentifikasi biometrik, Identilock memanfaatkan sensor jari yang sama dengan yang digunakan pada telepon seluler pintar bikinan Apple, iPhone 5S. Sensor itu sudah mendapat izin dari polisi federal AS (FBI) dan banyak digunakan dalam alat-alat pindai badan keamanan.
"Sensor ini telah terbukti kemampuannya dalam mengidentifikasikan seseorang, di berbagai tempat. Kuncinya adalah kehandalan," kata Kiyani.
Saat sidik jari menyentuh sensor tersebut, hanya dibutuhkan waktu satu detik untuk membuka pengaman. Sehingga jika seorang polisi atau pihak keamanan lainnya bertugas, dapat dengan sigap melakukan aksinya.
Di Amerika saja, sekitar 14 orang tewas pada tahun 2010 karena pistol yang tidak sengaja meletus. Namun korban bisa jauh lebih tinggi, jika diakumulasikan di seluruh dunia.
“Tujuan utama dari kepemilikan senjata adalah untuk mempertahankan diri,” kata Omer Kiyani, pencipta teknologi senjata cerdas itu.
Teknologi pengaman dan sensor itu sendiri bukan gagasan baru karena pernah hadir dalam film terakhir agen intelijen Inggris, James Bond “Skyfall”. Dalam film itu satu-satunya senjata berteknologi canggih Bond adalah sepucuk pistol yang pelatuknya hanya bisa ditarik oleh Bond.
Kiyani berencana meluncurkan Identilock di AS tahun ini. Rencananya alat itu akan dijual dengan harga sekitar 300 dolar AS atau sekitar Rp3,4 juta.