- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
24 Pemuda & Pemudi Calon Pemimpin Masa Depan Indonesia Belajar ke Jepang


TS
MuslimAirForce
24 Pemuda & Pemudi Calon Pemimpin Masa Depan Indonesia Belajar ke Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Namanya program Jenesys2.0Asean dari Kementerian Luar Negeri Jepang (MOFA). Program ini bertujuan untuk mencari manusia Indonesia terbaik sebagai pemimpin bangsa nantinya. Kali ini terpilih 24 orang dari Aceh, Bandung dan Yogyakarta dari tujuh pendidikan tinggi yaitu ITB, UGM, Universitas Syiah Kuala, UIN Ar-Raniry, Korsa, Universitas Komputer Indonesia dan STMIK Ubudiyah Indonesia.
"Saya senang sekali bisa ke Jepang, rasanya mimpi, kapan lagi ya bisa ke sini kayaknya nggak mungkin deh kecuali gratis," papar Jehan Maisarah, gadis cantik dari Aceh ini kepada Tribunnews.com, Rabu (19/3/2014) malam.

Semua ada 24 orang mengaku pertama kali ke Jepang. Kecuali Darang Melati dan Muhammad Riza Andrian--keduanya juga dari Aceh--yang mengaku kali kedua datang ke Jepang.
Melati dan Riza baru saja dari Jepang Februari lalu untuk peliputan, pembuatan film dokumenter Aceh serta bencana alam tsunami Jepang yang terjadi 11 Maret 2011 lalu.
"Kita membuat lima film dokumenter dengan panjang masing-masing sekitar 20 menit dan baru akan diputar di Aceh Indonesia Desember mendatang bertepatan dengan 10 tahun peringatan Tsunami di Aceh," papar Melati yang keluarganya ada yang meninggal terbawa arus tsunami lalu di Aceh.
Namun yang jelas keduanya mengakui banyak sekali belajar dari Jepang setelah ikut dalam program Jenesys2.0Asean dari MOFA.
"Kita berkunjung ke berbagai tempat pencegahan bencana alam. Luar biasa Jepang sangat baik teknologi dan sistem yang ada sudah terpadu dan mapan sekali," papar mereka.
Joko Wiyono dari Bandung menceritakan pengalamannya selama seminggu di Jepang sangat terkesan dengan jalan orang Jepang yang sangat cepat.
"Jalannya cepat banget orang Jepang. Tempat wisata indah sekali dengan arsitektur rumah juga luar biasa, memakai tatami yang menyejukkan. Kami juga ke tempat pemandian air panas, saya tak bisa memotret jadi saat presentasi saya memakai foto dari internet saja," paparnya.
Mengenai makanan Jepang Joko sangat terkesan karena sangat bervariasi dan juga sangat enak. "Ada changko nabe, sushi, sashimi, gyudon, onigiri dan sebagainya semua enak sekali ya," tekannya.
Sebanyak 24 pemuda Indonesia tersebut dengan tahun kelahiran antara tahun 1985 sampai dengan tahun 1994.
Sarah Sausan dari Yogyakarta menekankan perhatiannya kepada pop culture Jepang.
"Arsitek pop nya sangat indah, lihat saja Sky Tree bukan main cantik ya. Bangunan di daerah Omotesando Tokyo juga bagus-bagus. Lalu anime juga sangat luar biasa, semua anak dan pemuda di Indonesia pasti tahu anime Jepang terutama Doraemon, Crayon Sinchan, Konan dan sebagainya. Saya sih berharap lain kali bisa dibuat tur ke Museum Doraemon, pasti menyenangkan," tekannya.
Selain itu Sarah juga menjelaskan mengapa Jepang bisa dikatakan "cool" karena memang kreasi orang Jepang yang modern tetap memperlihatkan itentitas Jepang asli.
"Selain itu mereka juga melestarikan budaya aslinya, jadi memang hebat sekali Jepang ini dalam segala hal," katanya.
Sementara Managing Director Japan Overseas Cooperative Association (JOCA), Masaaki Otsuka, yang ditunjuk oleh MOFA untuk mengkoordinir acara tersebut menyebutkan bahwa tahun 2014 ini ada sekitar 1.200 pemuda dari ASEAN akan diundang ke Jepang dan dari Indonesia akan ada sekitar 200 orang.
"Repot sekali memang acara tahun ini sampai dengan Desember mendatang. Tetapi semua untuk semakin mengakrabkan lebih baik lagi hubungan Jepang dengan pemuda dari negara-negara di ASEAN," paparnya kepada Tribunnews.com.
Sasaki berharap setelah para pemuda Indonesia itu pulang ke Indonesia nantinya dapat memberikan pengalamannya kepada teman lainnya di Indonesia dan dapat menjadi jembatan yang baik antara Indonesia dan Jepang di masa mendatang.
Pejabat MOFA, Yoshikaru Kato yang hadir dalam acara tersebut pun berharap agar para anggota Jenesys2.0Asean tersebut nantinya bisa banyak aktif menjembatani antara Indonesia dan Jepang di masa depan dan aktif pula ikut serta dalam setiap kegiatan terkait Jepang yang ada di Indonesia.
"Jangan lupakan pengalaman selama di Jepang ya dan datang lagi ke Jepang di masa depan," harap Kato kepada para peserta Jenesys2.0Asean tersebut.
Selama seminggu di Jepang mereka mengunjungi Museum Edo, Kantor Preventif Bencana Tokyo, perusahaan Wheather News, ke Kota Choshi dan Kota Asahi, Universitas Chiba, kuil Meiji di Harajuku, dan bertemu CEO Noboru, perusahaan pembuat alat-alat terkait bencana alam. Tempat tinggal homestay di perumahan rakyat Jepang di Ichikawa.
http://www.tribunnews.com/internasio...ajar-ke-jepang
"Saya senang sekali bisa ke Jepang, rasanya mimpi, kapan lagi ya bisa ke sini kayaknya nggak mungkin deh kecuali gratis," papar Jehan Maisarah, gadis cantik dari Aceh ini kepada Tribunnews.com, Rabu (19/3/2014) malam.

Semua ada 24 orang mengaku pertama kali ke Jepang. Kecuali Darang Melati dan Muhammad Riza Andrian--keduanya juga dari Aceh--yang mengaku kali kedua datang ke Jepang.
Melati dan Riza baru saja dari Jepang Februari lalu untuk peliputan, pembuatan film dokumenter Aceh serta bencana alam tsunami Jepang yang terjadi 11 Maret 2011 lalu.
"Kita membuat lima film dokumenter dengan panjang masing-masing sekitar 20 menit dan baru akan diputar di Aceh Indonesia Desember mendatang bertepatan dengan 10 tahun peringatan Tsunami di Aceh," papar Melati yang keluarganya ada yang meninggal terbawa arus tsunami lalu di Aceh.
Namun yang jelas keduanya mengakui banyak sekali belajar dari Jepang setelah ikut dalam program Jenesys2.0Asean dari MOFA.
"Kita berkunjung ke berbagai tempat pencegahan bencana alam. Luar biasa Jepang sangat baik teknologi dan sistem yang ada sudah terpadu dan mapan sekali," papar mereka.
Joko Wiyono dari Bandung menceritakan pengalamannya selama seminggu di Jepang sangat terkesan dengan jalan orang Jepang yang sangat cepat.
"Jalannya cepat banget orang Jepang. Tempat wisata indah sekali dengan arsitektur rumah juga luar biasa, memakai tatami yang menyejukkan. Kami juga ke tempat pemandian air panas, saya tak bisa memotret jadi saat presentasi saya memakai foto dari internet saja," paparnya.
Mengenai makanan Jepang Joko sangat terkesan karena sangat bervariasi dan juga sangat enak. "Ada changko nabe, sushi, sashimi, gyudon, onigiri dan sebagainya semua enak sekali ya," tekannya.
Sebanyak 24 pemuda Indonesia tersebut dengan tahun kelahiran antara tahun 1985 sampai dengan tahun 1994.
Sarah Sausan dari Yogyakarta menekankan perhatiannya kepada pop culture Jepang.
"Arsitek pop nya sangat indah, lihat saja Sky Tree bukan main cantik ya. Bangunan di daerah Omotesando Tokyo juga bagus-bagus. Lalu anime juga sangat luar biasa, semua anak dan pemuda di Indonesia pasti tahu anime Jepang terutama Doraemon, Crayon Sinchan, Konan dan sebagainya. Saya sih berharap lain kali bisa dibuat tur ke Museum Doraemon, pasti menyenangkan," tekannya.
Selain itu Sarah juga menjelaskan mengapa Jepang bisa dikatakan "cool" karena memang kreasi orang Jepang yang modern tetap memperlihatkan itentitas Jepang asli.
"Selain itu mereka juga melestarikan budaya aslinya, jadi memang hebat sekali Jepang ini dalam segala hal," katanya.
Sementara Managing Director Japan Overseas Cooperative Association (JOCA), Masaaki Otsuka, yang ditunjuk oleh MOFA untuk mengkoordinir acara tersebut menyebutkan bahwa tahun 2014 ini ada sekitar 1.200 pemuda dari ASEAN akan diundang ke Jepang dan dari Indonesia akan ada sekitar 200 orang.
"Repot sekali memang acara tahun ini sampai dengan Desember mendatang. Tetapi semua untuk semakin mengakrabkan lebih baik lagi hubungan Jepang dengan pemuda dari negara-negara di ASEAN," paparnya kepada Tribunnews.com.
Sasaki berharap setelah para pemuda Indonesia itu pulang ke Indonesia nantinya dapat memberikan pengalamannya kepada teman lainnya di Indonesia dan dapat menjadi jembatan yang baik antara Indonesia dan Jepang di masa mendatang.
Pejabat MOFA, Yoshikaru Kato yang hadir dalam acara tersebut pun berharap agar para anggota Jenesys2.0Asean tersebut nantinya bisa banyak aktif menjembatani antara Indonesia dan Jepang di masa depan dan aktif pula ikut serta dalam setiap kegiatan terkait Jepang yang ada di Indonesia.
"Jangan lupakan pengalaman selama di Jepang ya dan datang lagi ke Jepang di masa depan," harap Kato kepada para peserta Jenesys2.0Asean tersebut.
Selama seminggu di Jepang mereka mengunjungi Museum Edo, Kantor Preventif Bencana Tokyo, perusahaan Wheather News, ke Kota Choshi dan Kota Asahi, Universitas Chiba, kuil Meiji di Harajuku, dan bertemu CEO Noboru, perusahaan pembuat alat-alat terkait bencana alam. Tempat tinggal homestay di perumahan rakyat Jepang di Ichikawa.
http://www.tribunnews.com/internasio...ajar-ke-jepang
Diubah oleh MuslimAirForce 04-04-2014 14:36
0
1.5K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan