- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Warga Malaka [NTT]: Pak Dahlan Iskan, Tolonglah Beli Sorgum Kami


TS
InRealLife
Warga Malaka [NTT]: Pak Dahlan Iskan, Tolonglah Beli Sorgum Kami
http://regional.kompas.com/read/2014...li.Sorgum.Kami
![Warga Malaka [NTT]: Pak Dahlan Iskan, Tolonglah Beli Sorgum Kami](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/90/Lokasi_Nusa_Tenggara_Timur_Kabupaten_Malaka.svg/320px-Lokasi_Nusa_Tenggara_Timur_Kabupaten_Malaka.svg.png)
Kab Malaka (yang warna merah)
Ada yang tau, sorgum bisa dibuat apa?
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Malaka
![Warga Malaka [NTT]: Pak Dahlan Iskan, Tolonglah Beli Sorgum Kami](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/90/Lokasi_Nusa_Tenggara_Timur_Kabupaten_Malaka.svg/320px-Lokasi_Nusa_Tenggara_Timur_Kabupaten_Malaka.svg.png)
Kab Malaka (yang warna merah)
Quote:
Warga Malaka: Pak Dahlan Iskan, Tolonglah Beli Sorgum Kami
Rabu, 2 April 2014 | 19:06 WIB
BETUN, KOMPAS.com - Warga Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, mendesak Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahkan Iskan untuk segera membeli ratusan sorgum (gandum) mereka yang mubazir. Pasalnya, karena mubazir, tanaman gandum mereka terpaksa diberikan pada ternak.
“Kami mohon Pak Dahlan Iskan tolonglah beli sorgum kami yang banyak ini karena setelah kami panen hasilnya tidak bermanfaat apa-apa. Kami sekarang bingung sorgum yang banyak ini mau diapakan,” kata ketua kelompok tani Desa Fahiluka, Kecamatan Malaka Tengah, Agustinus Manek, Rabu (2/4/2014) malam.
Menurut Manek, Dahlan harus bertanggung jawab dengan semua hasil penen sorgum warga dengan mendatangkan pembeli atau perusahaan yang siap menampung semua sorgum yang ada di Kabupaten Malaka yang jumlahnya mencapai ribuan ton.
“Besok, saya akan kumpulkan kelompok tani yang lain untuk kemudian kita membahas sorgum ini, apakah kita akan bersurat secara resmi ke Pak Dahlan Iskan (Kementrian BUMN), ataukah seperti apa. Karena pada waktu Pak Dahlan Iskan berkunjung ke Kabupaten Belu sebagai Kabupaten Induk tahun 2013 lalu, Pak Dahlan membandingkan antara jagung dan sorgum katanya lebih untung sorgum, namun ternyata justru malah terbalik,” keluhnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluh lantaran janji pemerintah setempat dan pengusaha untuk membeli hasil sorgum yang ditanam warga tidak ditepati. Karena tidak jadi dibeli, hasil panenan sorgum terpaksa diberikan pada ternak sebagai pakan, dan sebagian lagi dibuang.
“Kami seperti ditipu oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian dan petugas PPL. Awalnya mereka menjanjikan kepada masyarakat dengan imbalan uang dan tawaran lain yang menggiurkan. Namun ternyata realisasi di lapangan tidak ada,” kata Agustinus, kemarin.
Menurut Manek, masyarakat juga menjadi bingung karena sorgum yang dipanen ternyata tidak ada yang beli.
“Padahal waktu sosialisasi mereka janjikan mau beli dari buah, batang sampai akarnya. Ternyata sampai sekarang tidak ada. Di kabupaten Malaka ini, sekitar 60 persen masyarakat yang tanam sorgum. Ada masyarakat yang menanam di lahannya seluas setengah hektar dan ada pula yang satu hektar, dengan harapan akan mendapat keuntungan banyak,” ungkap Manek.
Manek mengatakan masyarakat mulai disuruh tanam sorgum pada tahun 2013 lalu yakni sekitar bulan Oktober dan Desember. Mereka diberikan bibit oleh dinas pertanian dan mereka dikerahkan untuk membuat sumur bor agar tetap mendapatkan air karena musim panas.
Dinas Pertanian Malaka menghitung setiap pohon yang ditanam dan mereka diberikan uang Rp 20.000. Karena tergiur, masyarakat akhirnya hanya fokus menanam sorgum. Sementara itu tanaman pokok masyarakat lainnya seperti jagung dan ubi, tidak ditanam.
“Harapannya kalau bisa ya dilihat bagaimana jalan keluarnya karena masyarakat sementara kelaparan. Rencananya kita akan adukan hal ini ke DPRD dan pemerintah daerah. Kepala desa dan camat hanya diam saja. Mereka katanya masih konsultasi ke atas (Pemda Malaka),” ujar Manek.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malaka, Ir Petrus Bria, MT mengatakan bahwa proyek penanaman sorgum tersebut merupakan kerjasama antara Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Kabupaten induk Pemda Belu sehingga pihaknya masih akan koordinasikan terlebih dahulu.
"Jadi terkait dengan banyak sorgum warga yang terbuang tersebut maka besok kita panggil PPLnya untuk segera tindaklajuti hal tersebut,” jelas Petrus.
Rabu, 2 April 2014 | 19:06 WIB
BETUN, KOMPAS.com - Warga Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, mendesak Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahkan Iskan untuk segera membeli ratusan sorgum (gandum) mereka yang mubazir. Pasalnya, karena mubazir, tanaman gandum mereka terpaksa diberikan pada ternak.
“Kami mohon Pak Dahlan Iskan tolonglah beli sorgum kami yang banyak ini karena setelah kami panen hasilnya tidak bermanfaat apa-apa. Kami sekarang bingung sorgum yang banyak ini mau diapakan,” kata ketua kelompok tani Desa Fahiluka, Kecamatan Malaka Tengah, Agustinus Manek, Rabu (2/4/2014) malam.
Menurut Manek, Dahlan harus bertanggung jawab dengan semua hasil penen sorgum warga dengan mendatangkan pembeli atau perusahaan yang siap menampung semua sorgum yang ada di Kabupaten Malaka yang jumlahnya mencapai ribuan ton.
“Besok, saya akan kumpulkan kelompok tani yang lain untuk kemudian kita membahas sorgum ini, apakah kita akan bersurat secara resmi ke Pak Dahlan Iskan (Kementrian BUMN), ataukah seperti apa. Karena pada waktu Pak Dahlan Iskan berkunjung ke Kabupaten Belu sebagai Kabupaten Induk tahun 2013 lalu, Pak Dahlan membandingkan antara jagung dan sorgum katanya lebih untung sorgum, namun ternyata justru malah terbalik,” keluhnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluh lantaran janji pemerintah setempat dan pengusaha untuk membeli hasil sorgum yang ditanam warga tidak ditepati. Karena tidak jadi dibeli, hasil panenan sorgum terpaksa diberikan pada ternak sebagai pakan, dan sebagian lagi dibuang.
“Kami seperti ditipu oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian dan petugas PPL. Awalnya mereka menjanjikan kepada masyarakat dengan imbalan uang dan tawaran lain yang menggiurkan. Namun ternyata realisasi di lapangan tidak ada,” kata Agustinus, kemarin.
Menurut Manek, masyarakat juga menjadi bingung karena sorgum yang dipanen ternyata tidak ada yang beli.
“Padahal waktu sosialisasi mereka janjikan mau beli dari buah, batang sampai akarnya. Ternyata sampai sekarang tidak ada. Di kabupaten Malaka ini, sekitar 60 persen masyarakat yang tanam sorgum. Ada masyarakat yang menanam di lahannya seluas setengah hektar dan ada pula yang satu hektar, dengan harapan akan mendapat keuntungan banyak,” ungkap Manek.
Manek mengatakan masyarakat mulai disuruh tanam sorgum pada tahun 2013 lalu yakni sekitar bulan Oktober dan Desember. Mereka diberikan bibit oleh dinas pertanian dan mereka dikerahkan untuk membuat sumur bor agar tetap mendapatkan air karena musim panas.
Dinas Pertanian Malaka menghitung setiap pohon yang ditanam dan mereka diberikan uang Rp 20.000. Karena tergiur, masyarakat akhirnya hanya fokus menanam sorgum. Sementara itu tanaman pokok masyarakat lainnya seperti jagung dan ubi, tidak ditanam.
“Harapannya kalau bisa ya dilihat bagaimana jalan keluarnya karena masyarakat sementara kelaparan. Rencananya kita akan adukan hal ini ke DPRD dan pemerintah daerah. Kepala desa dan camat hanya diam saja. Mereka katanya masih konsultasi ke atas (Pemda Malaka),” ujar Manek.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malaka, Ir Petrus Bria, MT mengatakan bahwa proyek penanaman sorgum tersebut merupakan kerjasama antara Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Kabupaten induk Pemda Belu sehingga pihaknya masih akan koordinasikan terlebih dahulu.
"Jadi terkait dengan banyak sorgum warga yang terbuang tersebut maka besok kita panggil PPLnya untuk segera tindaklajuti hal tersebut,” jelas Petrus.
Ada yang tau, sorgum bisa dibuat apa?
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Malaka
0
4.9K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan