TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pankyou adalah seni tari dan gerakan alamiah, komunikasi melalui tubuh, seperti Tari Kecak di Bali, saat ini sedang trend di masyarakat Jepang. Diiringi dengan lagu atau suara mereka bergerak seolah bebas menyatu dengan alam bersama-sama.

Kurikulum Pankyou ini sejak 1990 mulai diperkenalkan di Jepang, bahkan telah masuk pengajaran di berbagai lembaga pendidikan di Jepang saat ini. Misalnya ada pula di Tokyo Institute of Technology di Tokyo (TIT) atau Tokodai.

Siswa Tokodai berkumpul sekitar 50 orang, sekali setahun melakukan perjalanan ke Bali untuk mempelajari Tari Kecak yang mirip dengan Pankyou ini. Mereka dari kelas Masyarakat Budaya yang dipimpin Profesor Antropologi Budaya, Noriyuki Ueda.

Jurusan Antropologi Budaya tersebut bertanggungjawab atas pendidikan seni liberal yang didirikan pada tahun 2011. Struktur sosial latar belakang masyarakat, seperti diskriminasi dan kekerasan, semua yang lengket dengan kehidupan.

Teori masyarakat budaya, menjajaki kemungkinan mengatasi belajar budaya yang berbeda. Setelah mempelajari dan berpartisipasi dalam Kecak, mereka berkeringat dalam pengalaman siswa untuk melakukan festival seni yang ukurannya masih kecil.

"Namun memiliki tujuan untuk menumbuhkan kekuatan, untuk merasakan komunikasi yang lebih baik dengan orang lain," ungkap sang profesor.

"Melalui inderanya sendiri, para siswa Kecak bersatu. Untuk mengantisipasi apabila ada gangguan komunikasi pada diri Anda yang mungkin cacat komunikasi, dengan mempelajari Pankyou bisa merasakan adanya perubahan dunia dan perubahan pada diri sendiri nantinya," tambahnya lagi.

Pada tahun 2010, Keio University Liberal Arts Research Center juga memunculkan pelajaran "pengetahuan tubuh" seperti Pankyou pula.

Mengandalkan musik dan kata-kata untuk kelas akhir mereka, untuk menyampaikan pemikiran mereka melalui lukisan dan menari sendiri. Beberapa siswa & siswi menggunakan senam sambil mendengarkan radio dengan lagu bertema Yellow Submarine Beatles. Juga menggambar puisi modern dengan kebabasan seninya, tampak dilakukan para siswa di Universitas Keio tersebut belum lama ini.

"Kami akan bekerja dengan menggerakkan tubuh, bertujuan untuk memelihara kemampuan komunikasi ide dan bahasa yang non-konvensional dengan lebih baik lagi," kata Hiroshi Muto guru besar Fakultas Hukum yang bertanggung jawab di universitas itu. Dia mengungkapkan soal Pankyou di lembaga pendidikannya.

http://www.tribunnews.com/internasio...-kecak-ke-bali