Kenapa kita harus berbohong ketika Kita bisa mengatakan Kebenaran..?
Quote:
Ada kalanya anak-anak menjadi masa yang paling menyenangkan untuk kita semua.
Banyak hal dr mereka dengan segala kepolosanya yang dapat kita ambil sebagai hikmah dan pelajaran, tak terkecuali, tentang Kejujuran dan Perspektif pandangan kita
Spoiler for Tulisan sang Bocah - Kenapa harus bohong..?:
Saat menggambar rumah dengan gentengnya yg kotak-kotak, gambarku dibilang salah karena kulengkapi dengan gambar kursi, meja, lemari mainanku, tempat tidur dan lampunya.
Mereka, orang-orang dewasa, mengatakan "itu salah, barang-barang itu tak perlu digambar karena mereka tak terlihat!"
Aku sangat heran dan bersikeras bahwa semua itu ada dan terlihat!
Gambarku benar!
Aku sungguh tak suka bohong, segala yang ada akan kukatakan ada.
Kursiku, mainanku, lemariku.. semua itu ada dan aku menyukai semua itu.
Aku suka duduk di kursi kayuku dan bermain dengan bermacam-macam mainanku dan melihat buku-buku cerita bergambar yg tersimpan di lemariku.
Itu semua hal yg kusukai dr rumahku..
Dan aku masih tak mengerti mengapa aku tak boleh menggambarkan semua yang ada..?
Mengapa mereka, orang-orang dewasa, tak suka mengakui kenyataan..?
Atau cuma mereka tak menyukai kejujuranku..?
Aku tak mengerti..
Benarkah seperti dalam Tulisan itu apa yg sebenarnya terjadi pada kita, "orang-orang dewasa..?"
Spoiler for Mereka "hanya" anak-anak:
Dalam diri anak kecil tidak dikenal ketidakjujuran karena ketidakjujuran merupakan ketiadaan yg absolut. Pertumbuhan anak merupakan suatu proses meng "ada" kan sesuatu dr ketiadaan.
Dengan gambar rumah beserta isinya sesungguhnya seorang anak telah menggambarkan realitas rumahnya yg dikenalnya sebagaimana adanya.
Kita seringkali bersikap demikian menyalahkan "gambaran" seorang anak. Memaksakan kerangka pikir sendiri, melihat suatu masalah hanya dari satu sudut pandang saja, hanya dari "kulit luar" saja.
Memonopoli kebenaran dengan perspektif kita sendiri, seolah tak ada kebenaran selain dr diri kita sendiri, apalgi kebenaran dr anak kecil
Lalu kita akan bertindak layaknya seorang diktator yang memvonis pendirian dan pandangan orang lain sesuka hati kita tanpa mencoba mendalami lebih dalam.
Maka kerusuhan merekah dimana-mana.. di Wanda, Bosnia, Kosovo, Aceh, Ambon, Jakarta, Medan, Crimea, Suriah, Gaza..
Bak litani tetesan airmata yg tak berkesudahan..
Kitapun, Mungkin seringkali diperlakukan dengan cara yg sama, tidak dimengerti oleh orang-orang sekitar kita, bahkan oleh orang terdekat.. Suami, Istri, Orangtua, Saudara, Sahabat...
Dan itu menyedihkan...
Quote:
Tapi sungguh tak ada cara lain untuk memudarkan semua kerusuhan yang ada melainkan kita mulai mencoba, "menggambar layaknya anak kecil.."
For you all agan dan sista tercinta, karena mungkin hanya dengan kejujuran kita berdamai satu sama lain..
Diubah oleh savapratama 01-04-2014 04:09
0
2.3K
Kutip
30
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru