Kaskus

Entertainment

bjmolshop86Avatar border
TS
bjmolshop86
Biaya Belajar Menjadi Ninja di Jepang
Masaaki Hatsumi (83) dari klan Togakure (Ryu) merupakan pendiri aliran beladiri ninjutsu yang bernama Bujinkan, memiliki murid lebih dari 400.000 orang di dunia. GrandMaster ke-34 dari klan tersebut.

Selain itu sensei Hatsumi juga merupakan GrandMaster dari 8 sekolah lain Gyokko Ryū Kosshijutsu Happō Hiken (GrandMaster ke-28), Kotō Ryū Koppojutsu Happō Hiken (GrandMaster ke-18), Shinden Fudō Ryū Dakken Taijutsu Happō Hiken (GrandMaster ke-26), Kukishinden Ryū Taijutsu Happō Hiken (Grandmaster ke-28), Takagi Yōshin Ryū Jutaijutsu Happō Hiken (GrandMaster ke-17), Gikan Ryū Koppōjutsu Happō Hiken (GrandMaster ke-15), Kumogakure Ryū Ninpō Happō Hiken (GrandMaster ke-14), dan Gyokushin Ryū Ninpō Happō Hiken (GrandMaster ke- 21)

Klan Togakure, Kumogakure dan Gyokushin adalah tiga sekolah atau tiga klan (Ryu) terbesar untuk ninja di Jepang.

"Tidak ada lagi memang perlunya belajar ilmu ninja karena sekarang sudah serba maju," paparnya kepada Tribunnews.com, Minggu (30/3/2014) saat berkunjung ke pusat latihannya di Kota Noda, perfektur Chiba.

Meskipun demikian sensei Hatsumi yang rambutnya dicat ungu, biar kelihatan awet muda di usia 83 tahun itu, mengakui perhatian kepada ilmu ninja sangat besar di kalangan orang asing non Jepang. Sedangkan di dalam Jepang sendiri bukan karena perhatian kurang, tetapi karena saat ini orang Jepang miskin.

"Pengembangkan ilmu ninjutsu ini kurang berkembang di Jepang karena saat ini orang Jepang miskin, tak punya uang untuk bayar latihan ninjutsu," paparnya.

Ninjutsu dianggap bukan sports, sehingga tidak masuk kategori olimpiade. Ninjutsu yang merupakan dasar ilmu bagi para ninja atau Shinobi, atau Kunoichi (ninja wanita), malahan berkembang di luar Jepang terutama negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat. Itulah sebabnya murid sensei Hatsumi justru sangat tersebar luas di luar Jepang.

"Murid saya 400.000 an tersebar di berbagai belahan dunia," paparnya. Termasuk juga ada di Indonesia, tetapi diakuinya dia tidak ingat siapa yang ada di Indonesia.

Salah seorang murid seniornya, Toshiro Nagato, ketiga dikonfirmasi hal ini, diperlihatkan tiga nama dari Indonesia, mengakui tidak mengenalnya.

"Kalau melihat nama-nama ini saya tak tahu, tak kenal, tapi saya yakin mereka mungkin pernah datang ke Jepang bertemu sensei Hatsumi. Nama Dojo yang mereka dirikan juga tidak saya kenal, tidak tahu saya," paparnya.

Diakuinya mereka sendiri-sendiri, kemungkinan mendirikan dojo (tempat latihan) serta nama sesuai selera keinginannya sendiri, merasa sebagai pengikut aliran Bujinkan.

Dari penelusuran Tribunnews.com di internet ditemukan tiga nama Indonesia yang tertulis sebagai pengikut aliran Bujinkan di Indonesia dengan nama kontak ketiganya di Yogyakarta yaitu Ari Wahyu, Efer, dan Indrastoro H.W.

Bisa dimengerti komentar sensei Hatsumi kalau orang Jepang saat ini mungkin miskin. Peserta latihan di dojo utama Bujinkan Minggu (30/3/2014) lebih dari 30 orang semua adalah orang asing dari Eropa dan Amerika Serikat serta Latin. Ikut latihan satu lessonnya 35.000 yen dengan lama sekitar dua jam. Tidak murah memang, tetapi ramai sekali hadir semua orang asing tersebut. Uang jumlah tersebut sangat besar bagi orang Jepang saat ini.

"Kita ini melakukan pertukaran budaya, mengenal satu sama lain agar semakin akrab hubungan antarmanusia dari satu bangsa ke bangsa lain," papar sensei Hatsumi.

Kalau pun ada yang jahat, mungkin saja menurut Hatsumi. "Semua kembali kepada manusia pribadi masing-masing dan itu akan berdampak kepada apa yang dilakukannya sendiri. Kalau kita melakukan sesuatu yang positif pasti akan jadi positif pada akhirnya, sehingga semua menjadi damai dan indah bagi kehidupan. Tetapi kalau berbuat jahat, itulah sebabnya mengapa bisa terjadi perang di dunia ini," paparnya berfilosofi.


https://id.berita.yahoo.com/perkemba...015229130.html
0
3.6K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan