julianiraniAvatar border
TS
julianirani
Jangan sampai wakil lebih cerdas ketimbang Jokowi. Pemimpin Mencla-menle Berbahaya!
Jangan sampai wakil lebih cerdas ketimbang Jokowi
Rabu, 26 Maret 2014 13:41

Merdeka.com - Kasak-kusuk mulai dilakukan para petinggi partai di Teuku Umar, kediaman Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputeri. Tim sebelas beranggotakan sebelas elite partai tengah menggodok sejumlah nama calon pendamping Jokowi pada pemilihan presiden tahun ini.

Maklum, hasil survei menunjukkan jika mantan wali kota Solo ini dimajukan jadi presiden, hanya lima partai bisa melanggeng mulus ke Senayan. Dengan keputusan Megawati mendorong Jokowi sebagai calon presiden, PDIP yakin bisa meraih batas 20 persen buat mengajukan kandidat RI-1.

Hasil kajian pemetaan Soegeng Sarjadi Syndicate, dari 30 survei dirilis oleh 20 lembaga menunjukkan pemenang pemilihan legislatif adalah Partai Golkar, disusul PDIP, Gerindra, Demokrat, PKB, dan PPP. Dukungan terhadap partai berlambang banteng bermoncong putih itu menanjak sepuluh persen setelah memastikan Jokowi sebagai calon presiden.

Jika tidak mencalonkan Jokowi, survei menunjukkan PDIP hanya meraih suara 15,5 persen. Sedangkan dengan mencalonkan Jokowi menjadi 27,4 persen, mendepak Partai Golkar sedari awal diprediksi jadi pemenang pemilihan legislatif.

Melihat data survei, sudah ada beberapa nama disodorkan buat mendampingi Jokowi. Menurut sumber merdeka.com, nama yang telah masuk adalah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, bekas Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, dan eks Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.

Sumber merdeka.com menyebutkan tim sebelas sudah mengerucut pada dua nama: Jusuf Kalla dan Gita Wirjawan. Tetapi kelemahan Gita ialah dia tidak mempunyai basis massa dan dekat dengan Demokrat.

Tim sukses Gita sudah meminta dia keluar dari konvesi Demokrat biar dipinang oleh PDIP. "Yang sudah meruncing adalah Jusuf Kalla tapi bisa saja berubah," kata sumber itu.

Pengamat komunikasi Ade Armando mengatakan penenatuan calon pendamping Jokowi bakal ditentukan oleh Megawati. Keputusan juga baru keluar setelah pemilihan legislatif. "Angka PDIP tidak cukup besar untuk sendirian. Kcuma 20 sampai 26 persen, itu belum cukup untuk membuat pemerintahan solid," katanya.

Dia mengatakan lawan politik Jokowi akan melakukan konsolidasi. Tetapi partai-partai kecil masih berpikir bikin poros sendiri atau merapat pada PDIP dengan meminta jatah satu atau dua menteri.

Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo membahtah sudah ada sodoran nama dari pengusaha dan partai untuk disandingkan dengan Jokowi. Dia memberi bocoran calon pendamping Jokowi harus berfungsi sebagai orang nomor dua. Jangan sampai ada dualisme kepemimpinan. Kalau Presiden dan Wapres ribut, lima tahun ke depan bakal runyam," ujarnya.
http://www.merdeka.com/khas/jangan-s...residen-3.html

Prabowo: Calon Pemimpin Mencla-mencle Berbahaya
MINGGU, 16 MARET 2014 | 14:35 WIB

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto melambaikan tangan terhadap insan pers seusai melepas 20 mobil relawan kesehatan untuk berkeliling Pulau Jawa di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta (16/3). Sementara itu, partai Gerinda melakukan kampanye perdananya di daerah Sragen, Jawa Tengah. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, menyindir secara halus calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo. Sindiran itu ia ungkapkan saat menjelaskan kriteria pemimpin ideal bagi Indonesia.

Menurut dia, pemimpin adalah sosok yang perkataannya bisa dipegang. Calon pemimpin yang mencla-mencle sangat berbahaya bagi Indonesia. Prabowo menyinggung sikap Jokowi yang dulu kerap menampik peluang menjadi capres tapi saat ini justru maju dalam Pemilu 2014.

"Saya rasa kalian sudah mengerti, kalian cuma ingin nanya saja," kata Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, saat dikonfirmasi apakah pernyataannya itu ditujukan kepada Jokowi, Ahad, 16 Maret 2014. (Baca: Prabowo Anjurkan Warga Terima Uang dari Partai).

Prabowo mengklaim tak khawatir pada pencalonan Jokowi sebagai presiden. Ia merasa percaya diri memiliki dukungan masyarakat yang lebih banyak dan kuat dibandingkan dengan Jokowi. Masyarakat juga diklaim dapat menilai setiap calon pemimpinnya. (Baca: Prabowo Janji Tak Jadikan Ahok Cawapres).

Pemimpin yang tak teguh memegang janji, kata dia, tak dapat dipercaya rakyat. Seorang pemimpin tak boleh mudah berpindah pandangan dan keputusan. "Jangan pas jam dua bilang tahu dan jam tiga bilang tempe," kata Prabowo sambil tertawa. (Baca: Prabowo Kampanye di Kantong Suara PDIP).

Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu juga mengklaim bahwa ia tak khawatir dengan sejumlah anggapan yang menyatakan elektabilitas Jokowi jauh lebih tinggi ketimbang dirinya. "Jangan percaya dengan survei-survei bayaran," tutur Prabowo.
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...ncle-Berbahaya

Negara Rusak Jika Militer Berkuasa
Jumat, 28 Maret 2014 | 08:55 WIB

INILAHCOM, Jakarta – Rezim militer Mesir telah menjerumuskan negara itu ke dalam kubangan kotoran sejarah yang memalukan. Pengadilan macam apa yang memvonis mati 529 orang hanya dalam dua hari sidang? Pengadilan semu itu bahkan sampai membuat malu Amerika Serikat, patron militer Mesir yang selama ini selalu menutup mata dan memalingkan muka dari fakta. Bagaimana mungkin AS masih bisa mengenakan topeng sebagai negara penjaga hak-hak asasi manusia, bila fakta pelecehan hak asasi manusia yang dengan telanjang ditamparkan Mesir ke muka dia itu tak dicelanya?

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, mengaku terkejut atas keputusan itu. “Mustahil ratusan orang (bisa) diadili sesuai dengan standar-standar internasional hanya dalam dua hari,” kata Harf, sebagaimana dikutip Voice of America. Ia menyatakan, hal itu tak masuk akal. Ujung-ujungnya, ia mengancam persoalan itu akan memengaruhi bantuan AS kepada Mesir.

Sementara Juru Bicara Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pilay, kontan mengecam pengadilan tersebut sebagai pengadilan ‘kejar setoran’. Sementara sejawatnya, Rupert Colville, menunjuk keganjilan pengadilan tersebut. “Tidak pernah terjadi dalam sejarah, begitu banyak orang dijatuhi hukuman dalam satu waktu. Putusan massal untuk hukuman mati, setelah pengadilan yang dipenuhi penyimpangan prosedur, jelas melanggar hukum internasional tentang hak-hak asasi manusia,” kata Colville.

Colville yakin, tak mungkin pengadilan yang memproses hokum 529 dalam dua hari mampu berbuat adil. Hukuman massal sendiri dinilainya aneh terjadi di alam modern ini. Hukum yang diakui akal sehat selalu memerinci kesalahan orang per orang,

Yang paling membuat Mesir seharusnya malu adalah tuduhan berkaitan dengan keberadaan para tertuduh sebagai anggota Ikhwanul Muslimin. “Keanggotaan dalam kelompok politik, atau partisipasi dalam demonstrasi tentu saja tidak memenuhi ambang kejahatan yang dianggap sangat serius,” kata Colville.

Apa yang dilakukan Mesir nyaris setali tiga uang dengan yang pernah terjadi di Indonesia untuk urusan PKI. Bedanya, pengadilan anggota PKI terjadi pada milennium lalu, di zaman ketika jejak ban mobil masih diendus para bocah yang jengah terkagum. Itu pun harus diakui masih saja menjadi noda memalukan dalam sejarah bangsa.

Warga Mesir--bahkan yang paling anti-Ikhwanul Muslimin pun, sudah seharusnya was-was. Pelan namun pasti, negara itu kian menjadi anomali. Lihat saja, betapa negeri itu kian busuk, ganjil dan kian tak konsisten dengan akal sehat gara-gara segelintir orang yang loba akan kuasa.

Pada 30 Juni 2013, oposisi mendemo presiden terpilih lewat demokrasi, Abdullah Mursi. Tiga hari kemudian, tepatnya 3 Juli, militer di bawah Jenderal Abdul Fattah Sisi mengudeta Mursi, membekukan Konstitusi Negara, dan membubarkan Majelis Syuro.

Lalu, karena masih malu-malu militer menunjuk presiden boneka, memaksa presiden dan semua mengikuti peta jalan (khiritoh at toriq) yang mereka bikin ada. Selanjutnya, pada 22 Agustus Rezim mengeluarkan mantan tuannya, diktator dan pencoleng Husni Mubarak dari penjara.

Sebelumnya, selama dua bulan Mesir menjadi tanah yang memerah darah. Berbagai peristiwa pelanggaran hak asasi manusia paling mengerikan dalam sejarah terjadi di sana. Seolah ingin melampaui tiga mentor sebelumnya, Gamal Abdel-Naser, Anwar el-Sadat dan Mubarak sendiri, Jendral Sisi--yang namanya terdengar genit laiknya ABG itu, membantai para pendukung Mursi yang tengah berdemonstrasi. Hanya berdemonstrasi. Lebih dari 3.000 jiwa melayang. Amerika saat itu masih diam menutup mata dan telinga.

Negara itu diam karena secara prosedural Ikhwanul Muslimin dan Mursi menang dalam prosesi demokrasi. Sebagaimana Indonesia, rejim militer korup pimpinan Mubarak terguling karena desakan rakyat dalam revolusi. Lalu setelah terpilih, Mursi melakukan hal yang pantas, mengembalikan militer ke barak, dengan tugas-tugas sebatas pertahanan Negara, tak lagi terlibat urusan politik. Keputusan politik yang tak hanya sah, namun digariskan demokrasi. Mesir juga membungkam pers dengan mengadili 20 wartawan Al-Jazeera yang mereka tuding membantu Ikhwan.

Maka, sungguh ganjil bila AS tetap diam ketika terjadi kudeta militer yang menggulingkan Mursi, pembubaran Majelis Syuro, pembekuan konstitusi, penunjukan presiden boneka, hingga pembebasan Mubarak. Sang Penjaga Demokrasi itu impoten dan munafik bila menyangkut kepentingan sendiri.

Tetapi sikap malu-malu gaya ABG itu sudah ditepis Sisi. Kamis lalu, Jendral Sisi mengundurkan diri dan siap menjadi calon presiden. “ Hari ini, saya berdiri untuk terakhir kali dengan mengenakan seragam militer,” kata Sisi, tulis Al-Jazeera, Kamis (27/3/2014). “Dengan rendah hati saya mencalonkan diri saya sebagai presiden Mesir.”

Pencalonan itu dipastikan akan memecah belah kelompok massa pendukungnya. Bahkan sebelum sang jendral jujur merindukan tahta presiden, perpecahan telah meruyak dalam tubuh kelompok Tamarud (Pemberontak), yang sejak awal mendukung militer menggulingkan Mursi.

“Kami ingin tentara menggulingkan Mursi, tidak mengambil alih kekuasaan itu sendiri", kata Mohamed Fauzi, pemimpin faksi sempalan yang menamakan dirinya Tamarud 2. "Militer itu untuk melindungi dan menjaga negara, bukan untuk memerintah,” kata dia, tegas.

Tampaknya masa depan Mesir di bawah Sisi pun belum akan cerah. Darah yang telah tumpah akan menumbuhkan dendam dan amarah. Sementara Sisi masih akan melakukan kekerasan itu, sesuai janjinya untuk membersihkan Mesir dari apa yang disebutnya ‘teroris’. Mesir ke depan, hanya tergambar sebagai negara tempat keperyaaan tua ‘darah dibayar darah, gigi dibayar gigi’ hidup sentosa. Otomatis proses ekonomi perlahan mati, dan rakyat pun menderita lagi.

Seorang teman berkata,”Kadang-kadang, untuk menunjukkan betapa jahatnya seorang manusia, si manusia dibuat terperosok sendiri dengan keputusan yang dibuatnya.” Saya menyepakati dia. Hukuman mati massal yang dijatuhkan kepada 529 aktivis Ikhwanul Muslimin jelas kekejaman yang belum tertandingi dalam sejarah. Justru karena ia membuatnya dalam pengadilan yang seolah-olah.
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2086937/negara-rusak-jika-militer-berkuasa[/url]
---------------------------

Karepmulah ... golput menjadi pilihan yang paling rasional di pemilu dan pilpres mendatang kayaknya!


emoticon-Sorry
0
1.2K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan