- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Partai Dikelilingi Jenderal, Efektifkah Mendongkrak Perolehan Suara?


TS
jajang100
Partai Dikelilingi Jenderal, Efektifkah Mendongkrak Perolehan Suara?
Jakarta - Sejumlah purnawirawan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI, Kamis (27/3) kemarin mendeklarasikan dukungan kepada Partai Gerakan Indonesia Raya. Mereka juga mendukung atas majunya Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Seperti tak mau ketinggalan, partai lain juga mengklaim didukung oleh jenderal purnawirawan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan misalnya langsung menyebut deretan purnawirawan TNI dan Polri yang berada di barisan banteng moncong putih.
PDIP juga akan mengumpulkan para purnawirawan TNI-Polri.
"Polri dipimpin mantan Kapolri Jenderal (Purn) Pol Dai Bachtiar dan Komjen Pol (Purn) M Nurdin. Yang TNI dikoordinasikan oleh Mayjen TNI (Purn) Tri Tamtomo, Tb Hasanudin, dan Adang Ruchiatna," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo.
Tak mau kalah Partai Golongan Karya juga mengaku memiliki pendukung dari barisan para jenderal purnawirawan meski tidak diekspose. "Golkar juga memiliki jenderal di daerah, tapi kita tidak ekspose," ujar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Jenderal (Purna) Luhut Pandjaitan di Malang, Kamis (27/3/2014).
Apakah masuknya para jenderal purnawirawan itu bisa mendongkrak perolehan suara sebuah partai?
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Ari Dwipayana mengatakan, masuknya para jenderal purnawirawan itu tak akan mendongkrak perolehan suara partai. Alasannya, saat ini pengaruh seorang pensiunan baik TNI maupun kepolisian tak lagi bisa tingkat bawah. Berbeda dengan zaman orde baru.
Kedua, masyarakat tak lagi melihat perlunya dikotomi militer dan sipil. Termasuk mengenai calon pemimpin. “Pilihan masyarakat itu sekarang lebih kepada figur calon pemimpin,” kata Ari saat berbincang dengan detikcom, Jumat (28/3).
Menurut Ari, masuknya sejumlah jenderal purnawirawan baik TNI maupun Polri ke partai politik hanya sekadar manuver lanjutan. Saat masih aktif di militer mereka sudah terlibat dalam faksi-faksi. “Ketika mereka purnawirawan itu berlanjut membentuk klik-klik politik baru,” kata Ari.
Mestinya menurut dia partai politik tidak terjebak dalam permainan para purnawirawan jenderal tersebut.
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...ara?n991101605
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...erolehan-suara
Seperti tak mau ketinggalan, partai lain juga mengklaim didukung oleh jenderal purnawirawan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan misalnya langsung menyebut deretan purnawirawan TNI dan Polri yang berada di barisan banteng moncong putih.
PDIP juga akan mengumpulkan para purnawirawan TNI-Polri.
"Polri dipimpin mantan Kapolri Jenderal (Purn) Pol Dai Bachtiar dan Komjen Pol (Purn) M Nurdin. Yang TNI dikoordinasikan oleh Mayjen TNI (Purn) Tri Tamtomo, Tb Hasanudin, dan Adang Ruchiatna," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo.
Tak mau kalah Partai Golongan Karya juga mengaku memiliki pendukung dari barisan para jenderal purnawirawan meski tidak diekspose. "Golkar juga memiliki jenderal di daerah, tapi kita tidak ekspose," ujar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Jenderal (Purna) Luhut Pandjaitan di Malang, Kamis (27/3/2014).
Apakah masuknya para jenderal purnawirawan itu bisa mendongkrak perolehan suara sebuah partai?
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Ari Dwipayana mengatakan, masuknya para jenderal purnawirawan itu tak akan mendongkrak perolehan suara partai. Alasannya, saat ini pengaruh seorang pensiunan baik TNI maupun kepolisian tak lagi bisa tingkat bawah. Berbeda dengan zaman orde baru.
Kedua, masyarakat tak lagi melihat perlunya dikotomi militer dan sipil. Termasuk mengenai calon pemimpin. “Pilihan masyarakat itu sekarang lebih kepada figur calon pemimpin,” kata Ari saat berbincang dengan detikcom, Jumat (28/3).
Menurut Ari, masuknya sejumlah jenderal purnawirawan baik TNI maupun Polri ke partai politik hanya sekadar manuver lanjutan. Saat masih aktif di militer mereka sudah terlibat dalam faksi-faksi. “Ketika mereka purnawirawan itu berlanjut membentuk klik-klik politik baru,” kata Ari.
Mestinya menurut dia partai politik tidak terjebak dalam permainan para purnawirawan jenderal tersebut.
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...ara?n991101605
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...erolehan-suara
0
916
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan