Kaskus

Entertainment

omarbayuAvatar border
TS
omarbayu
RACHMAT GOBEL TERIMA GELAR DOCTOR HC DARI CHUO UNIVERSITY
SEMOGA GAK REPOST ...

UNTUK MENAMBAH INFO SIAPA TAU BISA MNGINSPIRASI KITA GAN ......CEKODOT GAN

Spoiler for Rachmat Gobel:


Tokyo, Presiden Komisaris Panasonic Gobel Indonesia, Rachmat Gobel menerima gelar doctor honoris causa dari Chuo University, Jepang. Rachmat menjadi orang ke-12 yang menerima penghargaan akademik tertinggi dari perguruan tinggi yang sudah berusia 130 tahun tersebut.

Penganugerahan gelar doctor honoris causa disampaikan langsung Rektor Chuo University, Akira Tohyama di Hotel Imperial, Tokyo. Tohyama didampingi Presiden Chuo University Tadahiro Fukuhara.

Turut hadir menyaksikan penganugerahan doctor honoris causa, Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusron Ihsa Mahendra. Sementara dari Jakarta hadir antara lain mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris, mantan Menteri Perhubungan Jusman Syafei Djamal, dan pengamat politik Fachry Ali.

Tohyama menjelaskan, penganugerahan gelar doctor honoris causa diberikan karena Rachmat Gobel merupakan alumnus yang peduli pada peningkatan sumber daya manusia dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Jepang. "Kami tidak akan melupakan kontribusi yang diberikan Rachmat Gobel ketika Jepang mengalami bencana tsunami. Rachmat Gobel bersama para alumni Chuo University mengumpulkan bantuan sampai 20 juta yen untuk diberikan kepada rumah sakit dan lembaga sosial," kata Tohyama.

Namun kontribusi yang lebih utama, menurut Tohyama, bagaimana Rachmat Gobel mendorong peningkatan kualitas pendidikan karyawannya di perusahaan. Dengan kualitas karyawan yang lebih baik, maka Panasonic Gobel Indonesia mampu memperbaiki kesejahteraan karyawannya dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia.

"Saya ingin menyampaikan pentingnya kontribusi perusahaan dalam peningkatan kesejahteraan bangsanya. Rachmat Gobel dan juga ayahnya, Muhammad Thayeb Gobel sudah melakukan hal itu sejak lama, yakni dengan meningkatkan kualitas karyawan di perusahaannya," kata Tohyama.


Kebangkitan Asia

Di dalam pidato pengukuhan doctor honoris causa, Rachmat Gobel menekankan era kebangkitan Asia. Kecenderungan yang akan terjadi ke depan, pada tahun 2050 produk domestik bruto sekitar 51 persen akan berada di tangan negara-negara Asia. Tiongkok merupakan kekuatan utama Asia sekarang ini.

Cadangan devisa yang mereka miliki mencapai 3,3 triliun dollar AS. Hanya saja Asia yang sebelumnya menikmati buruh murah, kini juga harus menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Akibatnya sekarang ini muncul kecenderungan industri yang berbalik ke negara maju. Banyak investor yang mulai beralih untuk menanamkan modalnya ke Amerika Serikat seperti dilakukan Ford dan General Electric. Sekarang ini bagaimana negara-negara Asia lainnya memanfaatkan "fenomena angsa terbang". Sebab negara seperti Tiongkok terpaksa merelokasi industri manufaktur yang cenderung biayanya semakin malam.

Tantangan lain yang dihadapi Asia, menurut Rachmat Gobel adalah masalah energi dan lingkungan. Tingkat pencemaran udara yang tinggi bukan hanya mengganggu lingkungan, tetapi mengancam kesehatan. Pengembangan energi baru dan terbarukan merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Khusus mengenai Indonesia, Rachmat Gobel menggarisbawahi tentang perbaikan yang terus dilakukan. Indonesia tidak mau ketinggalan untuk memanfaatkan era kebangkitan Asia dengan memperbaiki kelemahan guna menarik investasi masuk ke Indonesia.

Rachmat berharap Jepang meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Indonesia. "Para pemimpin kedua negara telah menyetujui kerja sama ekonomi Indonesia – Jepang pada 2007, yang merupakan jaminan untuk memperkuat hubungan ekonomi dan kerja sama pembangunan kapasitas bilateral di bidang-bidang yang penting untuk kedua pihak, termasuk industri manufaktur, pertanian, kehutanan dan perikanan," kata Rachmat.

Hal yang bisa dilakukan Jepang untuk membantu Indonesia adalah meningkatkan daya saing. Indonesia sedang berada dalam transisi untuk meningkatkan komoditas bernilai tambah rendah menjadi sebuah basis industrial yang lebih bervariasi. Untuk itu diperlukan pengembangan teknologi dan infrastruktur, serta penggunaan energi yang efisien.

"Indonesia perlu menggunakan matra Jepang 'mottainai’ --- yang berarti jangan boros. Boros di sini juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan menempatkan lingkungan sebagai partner penting untuk kesuksesan jangka panjang," kata Rachmat.

Spoiler for SUMBER:


smoga bermanfaat info dari ane ini gan ...
bagi emoticon-Blue Guy Cendol (L)jika agan berkenan
0
1.2K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan