Semua calon ibu tentu ingin bayi yang mereka kandung lahir sehat dan selamat. Tetapi bagaimana jika diagnosa dokter menemukan bahwa janin dalam rahim memiliki kelainan Down Syndrome (DS).
Satu video emosional yang akan mengurai air mata hingga kini 4,2 juta orang telah menontonnya di YouTube.
Dalam tayangan awal, sebuah pesan tertulis dari seorang calon ibu yang sangat khawatir dan takut bagaimana dengan kehidupan anaknya kelak. Karena ia telah mengetahui bayi yang tengah ia kandung memiliki kelainan DS.
Video berjudul 'Dear Future Mom' tersebut memberi kekuatan bahwa para calon ibu ataupun ibu yang memiliki anak-anak dengan DS tidak harus sedih dan khawatir.
Dalam video seorang wanita muda dewasa yang memiliki DS bercerita, bahwa ibu bisa memiliki harapan anaknya bisa memiliki kehidupan normal seperti anak-anak normal lainnya.
Anak-anak lainnya dengan DS yang berbicara dari berbagai bahasa di Eropa secara bergantian memberikan pesan. 'Bahwa anaknya bisa ke pergi ke sekolah, seperti anak-anak normal lainnya. Ia bisa belajar untuk menulis, ia akan bisa menulis untuk Anda," kata seorang anak.
Anak lainnya berkata, "bahwa ia bisa hidup mandiri, bahkan bisa bekerja, membeli apartemen dan hidup sendiri," tulis gadis kecil lainnya.
Bukan tanpa masalah, sama seperti kehidupan normal lainnya, "Ini juga awalnya bisa sulit," ujar anak lainnya.
Tetapi yang pasti para orangtua harus tahu, anak Down Syndrome adalah ingin bisa bahagia seperti anak-anak lainnya.
Video berakhir dengan para anak-anak memeluk erat para ibu mereka.
Seperti melansir mirror, Senin (24/3/2014) pembuat video adalah CoorDown, seorang warga Italia yang menjadi Koordinator Asosiasi Nasioonal Orang Down Syndrome. Video adalah dalam rangka memperingati Hari Down Syndrome Sedunia setiap 21 Maret.
Menurut Wikipedia, DS merupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21 pada berkas q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental tersebut pertama kali muncil tahun 1866 berkat penemuan Dr.John Longdon Down.