Quote:
Sebuah kisah yang menginspirasi. Luangkan waktu untuk membaca ini. Kisahnya tidak panjang dan semoga bisa menginspirasi agan dan sist yang sudah mampir ke thread ini.
Quote:
Quote:

Suatu ketika terdapat seorang tukang kayu yang sudah bekerja bertahun-tahun dengan baik. Dia tidak akan mendapatkan gaji lagi karena dia harus pensiun. Umurnya yang sudah bisa dibilang tua dan tenaganya yang tidak sekuat dulu membuatnya harus pensiun. Walaupun umurnya sudah tua tetapi dia selalu membangun sebuah rumah dengan baik dan membuat kontraktornya bangga terhadapnya. Ia bertekad ingin menghabiskan masa tuanya bersama istrinya. Istrinya selalu mendukung apa yang akan ia kerjakan, termasuk mengambil keputusan untuk pesiun ini. Kontraktornya sedih karena harus melihat anak buahnya yang selalu bekerja dengan giat dan ulet harus pensiun.
Jika dibanding dengan pekerja lain, memang kinerjanya lebih baik. Karena pengalaman yang bertahun-tahun dan selalu ulet dalam pengerjaan pembuatannya. Tapi apa boleh buat, keputusan yang ia ambil membuat sang kontraktur pun berpikir bahwa memang sudah waktunya dia untuk pensiun. Sang kontraktorpun mengatakan sesuatu pada tukang kayu tersebut.
Keterangan :
A: Sang Kontraktor
B: Tukang Kayu
A: "Aku sangat sedih harus melihatmu pergi, tetapi apa boleh aku minta 1 permintaan lagi untukmu?"
B: "Tentu saja boleh, aku akan menuruti apa permintaanmu itu"
A: "Maukah kamu membangun sebuah rumah lagi untukku sebagai karya perpisahan"
B: "Ya, tentu saja aku mau"
Kinerjanya pada saat membangun rumah tersebut tidak seperti biasanya, yang biasanya giat dan ulet. Entah kenapa sekarang tidak seperti itu lagi. Setelah itu, akhirnya rumah itupun sudah selesai dibuatnya.
A: "Terimakasih atas kerjamu selama ini, rumah itu adalah milikmu. Itu sebagai hadiah untukmu"
Tukang kayupun sangat terkejut bahwa rumah yang ia bangun itu diberikan untuknya. Andai saja dia tahu dari awal, ia pasti akan bekerja dengan sangat giat, bahkan dengan semangat sekali. Tetapi dia baru sadar itu sekarang.
Begitu juga dengan kita. Hidup kita seperti membangun rumah.
Setiap hari kita memukul satu paku, satu papan, dan satu dinding.
"Sikapmu dan pilihanmu yang akan membangun rumahmu sendiri. Cobalah membangun dengan bijaksana"