Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

GastixAvatar border
TS
Gastix
sist gan segera insaf [MuslimArea]
Newbie bikin thread, niatnya hanya share ilmu dan berbagi aja gan, terserah agan aja klo mau nimpuk ane pake BATA.
ane sebagai silent ridet berniat bwat untuk tidak lagi SR,tp apa? kebanyakan klo nubie gk dihargai dan dipendang sebelah mata.
(maaf ane curhat)
kembali ke Thread!
ane jalan-jalan tadi di google trus ketemu artikel bagi ane sangat menarik dan pantas bwat di share
Semua orang pasti pernah merasakan atau melihat maraknya siapa pun dia pernah curhat dijejaring sosial,tanpa memikirkan apakah itu aib dosa atau tidak. (termasuk TS)
artikel ini pertama kali berjudul "curhat kepada allah"
[spoiler]

[/spoiler]

dan saya renama menjadi ini
[spoiler]

[/spoiler]

sebelumnya maaf ini thread ane bwat via hp dan maaf kalau berlepotan. emoticon-Smilie

tidak diinginkan. Semua orang juga pasti mempunyai
masalah dan problem kehidupan. Di saat tertentu
orang hidup bahagia dan senang, di saat yang lain
pula boleh jadi sedih dan pilu. Dan ini adalah
sunnatullah.
Dalam menyikapi masalah kehidupannya, orang
memiliki beragam tindakan untuk memecahkannya.
Ada yang mencurahkan perasaan dan uneg-unegnya
kepada keluarga, teman, atau bahkan kepada benda-
benda mati. Apalagi sering dijumpai tidak sedikit
orang yang apabila mempunyai problem, selalu ia
curhatkan di jejaring sosial seperti facebook atau
twitter sehingga semua manusia mengetahuinya.
Ada pula seseorang yang status upated-nya adalah
kegalauan hidup, seakan-akan tiada hari tanpa
kebahagiaan. Semua yang ditulisnya adalah situasi
mengerikan dalam hidupnya. Masalah-masalah
kepada teman, guru, orangtua, atau bahkan masalah
rumah tangga pun diceritakannya di sana. Tak peduli
apakah itu aib atau bukan.
Yang paling menyedihkan adalah tidak sedikit di
antara kaum muslimin yang masih saja percaya
kepada dukun dan peramal. Sehingga tatkala ia
memiliki masalah, yang pertama kali terbetik dalam
hatinya adalah segera mendatangi dukun untuk
mencari solusi. Sungguh ini adalah kelemahan dan
kebodohan. Tidakkah mereka tahu bahwa orang
yang mendatangi dukun itu bisa menyebabkan
kekafiran?!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda,
ﻣﻦ ﺃﺗﻰ ﻋﺮﺍﻓﺎ ﺃﻭﻛﺎﻫﻨﺎﻓﺼﺪﻗﻪ ﺑﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻘﺪ ﻛﻔﺮ ﺑﻤﺎ ﺃﻧﺰﻝ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ
“Siapa yang mendatangi peramal atau dukun lalu
membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia telah
kufur terhadap apa yang diturunkan kepada
Muhammad.” [Riwayat Imam Ahmad dalam Al
Musnad, Al Hakim dalam Al Mustadrak dan
menilainya shahih, dan Al Baihaqi]
Sesungguhnya semua masalah itu tidak sepantasnya
disebar dan diceritakan kepada setiap orang yang
diadukannya. Cukup semua perkara yang dihadapi
seorang muslim hanya dicurhatkan kepada Allah
‘Azza wa Jalla. Seorang muslim hanya akan
menampakkan kelemahannya di hadapan Allah, tidak
kepada makhluk yang sama-sama lemah. Oleh
karena itu kita memiliki dzikir ﻟﺎ ﺣﻮﻝ ﻭ ﻟﺎ ﻗﻮﺓ ﺇﻟﺎ ﺑﺎ ﺍﻟﻠﻪ yang
maknanya adalah tidak ada daya untuk menghindari
kemaksiatan dan upaya untuk melakukan ketaatan
kecuali kekuatan dari Allah.
Lihatlah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam ketika menghadapi
kesedihan berupa kehilangan putranya, Yusuf,
sehingga anak-anaknya yang lain mengiranya akan
bertambah sakit dan sedih. Maka dengarlah jawaban
Nabi Ya’qub yang perlu diteladani setiap muslim,
ﻗﺎﻝ ﺇﻧﻤﺎ ﺃﺷﻜﻮ ﺑﺜﻲ ﻭ ﺣﺰﻧﻲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ
“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah
kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)
Benar saja. Jika seseorang menampakkan dan
mengadukan kesedihan serta kesulitan kepada
manusia, maka hal itu tidak meringankan kesedihan
terdebut. Namun apabila seseorang mengadukan
kesedihan itu kepada Allah, itu lah yang akan
bermanfaat baginya. Bagaimana tidak? Sedangkan
Allah Ta’ala telah menjanjikan hal itu dalam sejumlah
firman-Nya. Jika Anda berkehendak, bacalah dan
renungkanlah beberapa firman Allah ini,
ﻭ ﺇﺫﺍ ﺳﺄﻟﻚ ﻋﺒﺎﺩﻯ ﻋﻨﻰ ﻓﺈﻧﻰ ﻗﺮﻳﺐ ﺃﺟﻴﺐ ﺩﻋﻮﺓ ﺍﻟﺪﺍﻉ ﺇﺫﺍ ﺩﻋﺎﻥ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” [QS Al
Baqarah: 186]
Perhatikanlah ayat ini. Di dalam Al Quran yang biasa
memakai uslub soal-jawab, biasanya setelah
disebutkan pertanyaan akan diikuti dengan kata-kata
ﻗﻞ (katakanlah), seperti dalam Al Baqarah: 189, 215,
217, dan banyak lagi. Namun dalam ayat ini, Allah
tidak menggunakan kata-kata ﻗﻞ (katakanlah), namun
langusung menjawabnya, “ ﻓﺈﻧﻰ ﻗﺮﻳﺐ ﺃﺟﻴﺐ …ﺇﻟﺦ .” Ini
menunjukkan bahwa kedekatan dan janji Allah itu
benar-benar haq. Allah berfirman :
ﻭﻧﺤﻦ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺣﺒﻞ ﺍﻟﻮﺭﻳﺪ
“Kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya” [QS Qaf: 16]
Tentu saja kedekatan di sini adalah kedekatan ilmu,
bukan Dzat Allah. Sebagaimana kesepakan
Ahlussunnah wal Jama’ah. Sedangkan kedekatan
Allah itu ada dua, yaitu (1) kedekatan ilmu-Nya, dan
(2) kedekatan-Nya dengan orang yang beribadah dan
berdoa kepada-Nya dengan pengkabulan,
pertolongan, dan taufik (lihat Taisirul Karimir
Rahman). Maka, sesungguhnya ilmu Allah itu meliputi
segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang samar
baginya.

BERSAMBUNG
0
1.2K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan