- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Lounge Pictures
mari MENGENAL PATUNG-PATUNG di JAKARTA (tak kenal maka tak sayang)
TS
nggih
mari MENGENAL PATUNG-PATUNG di JAKARTA (tak kenal maka tak sayang)
no repsol gan
Di jaman olahraga masih menjadi harapan bangsa, patung ini dibuat untuk menyambut para peserta Asian Games IV tahun 1962. Patung yang terbuat dari perunggu tersebut ialah hasil karya Edhi Sunarso dan dirancang oleh mantan Gubernur Jakarta, Hendrik Ngantung a.k.a Henk Ngantungyang dikenal punya sense of art yang cukup tinggi.
Mengapa patung yang berada tepat di tengah air mancur bunderan HI ini menghadap utara? Dikarenakan, jakarta bagian utara dalah pusat bisnis & tempat dimana tamu-tamu datang dari pelabuhan waktu itu. Lima formasi air mancur di sekeliling patung juga katanya menandakan ideologi negara kita, yaitu Pancasila.
Yang satu ini keberadaannya dikenal oleh masyarakat sebagai Patung Tani/Tugu Tani. Tetapi nama yang sebenarnya adalah Patung Pahlawan. Patung Pahlawan yang berada di Taman Segitiga Menteng ini dibuat oleh Seniman Patung asal Rusia bernama Matvey Manizer dan putranya Otto Manizer. Patung yang merupakan hadiah dari pemerintah Uni Soviet untuk Pemerintah Indonesia sebagai wujud persahabatan kedua bangsa ini, terbuat dari bahan perunggu dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1963. Selain itu Beliau juga memberikan tulisan pada patung tersebut yang berbunyi, “Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah bangsa yang besar”.
Patung atau tugu ini dibuat pada akhir kepemimpinan Presiden Soekarno tahun 1964. Bisa dibilang bahwa Patung Dirgantara ini adalah peninggalan terakhir dari Soekarno. Berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, patung ini yang dirancang oleh Edhi Sunarso ini menyimbolkan betapa perkasanya kekuatan angkatan udara bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh arah tangan si patung yang menunjuk ke bekas Bandar Udara Internasional Kemayoran. Wujudnya yang gagah perkasa melambangkan semangat keberanian Bangsa Indonesia untuk menjelajahi angkasa luas. Katanya sih, Bung Karno dulu kudu melego mobilnya demi biayain pembangunan patung ini.
Dibuat berdasarkan gagasan bekas Konsul General Italia di Indonesia Dr. Mario Pitta. Dia adalah seorang pengusaha besar Italia yang terkenal sangat mengagumi dan mencintai Indonesia. Selama menjabat sebagai konsul, ia bercita-cita menghadiahkan sesuatu sebagai kenang-kenangan kepada bangsa Indonesia. Keinginan tersebut pada tahun 1963 dinyatakan kepada Dubes RI di Italia yang waktu itu dijabat Hadi Thayeb dan disarankan untuk membuat patung para pahlawan nasional Indonesia, ternyata yang dipilih adalah Pangeran Diponegoro.
Patung Diponegoro dibuat seorang pemahat kenamaan Italia yakni Cobertaldo, yang dikirim langsung oleh Dr. Mario Pitta ke Indonesia. Untuk memulai pekerjaan tersebut, Cobertaldo ditugaskan mengadakan penelitian mengenai berbagai tipe orang Indonesia sambil mempelajari sejarah dan kebudayaan Indonesia. Berhari-hari ia mempelajari berbagai macam posisi kuda yang sering dipakai Diponegoro. Setelah meresapi perjuangannya, dibuatlah patung tersebut, sang pangeran berjubah dan bersorban putih sedang menunggang kuda putih dengan kedua kaki depan diangkat ke atas. Dibuat dengan bahan perunggu dan dikerjakan selama setahun pada 1965di Italia. Setelah dikirim ke Jakarta, patung tersebut diletakkan di dalam Taman Monas, tepat berseberangan dan menghadap Istana Kepresidenan.
Penampilan pemuda kekar dengan perut kotak-kotak ini dibuat sebagai penghargaan atas pemuda dan pemudi yang sudah membangun Indonesia. Api yang diangkat melambangkan semangat pembangunan yang tak pernah padam. Dulunya, patung yang entah mengapa digambarkan hanya pake seperti celana sobek-sobek itu direncanakan untuk diresmikan saat hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1971. Tapi karena belum kelar, jadinya diresmikan pada bulan Maret 1972. Patung ini juga punya julukan unik dari masyarakat yaitu “Pizza Man” karena bentuknya seperti pemuda sedang membawa loyang pizza.
Dibangun bulan Agustus 1987, patung ini menggambarkan Arjuna dalam perang Baratayudha yang kereta perangnya ’disetirin’ sama Batara Kresna. Pembuat patung ialah Nyoman Nuarta, seorang seniman asal Bali juga membuat Garuda Wisnu Kencana. Delapan kuda yang menarik kereta menyimbolkan 8 ajaran kehidupan yang disukai oleh Presiden Soeharto, yaitu falsafah bahwa hidup harus mencontoh bumi, matahari, api, bintang, samudra, angin, hujan dan bulan. Di bagian patung ada prasasti yang bertuliskan "Kuhantarkan kau melanjutkan perjuangan dengan pembangunan yang tidak mengenal akhir".
Asal tahu aja, karena alasan klasik, yaitu keterbatasan dana. Patung dibuat dari bahan poliester resin. Setelah keropos di sana sini, tahun 2003 patung ini direnovasi lagi dan materialnya diganti dengan bahan tembaga, hingga menghabiskan dana 4M.
Patung ini berada di Jalan Jenderal Sudirman. Patung ini memiliki tinggi keseluruhan 12 meter dan terdiri atas: tinggi patung 6,5 meter dan penyangga 5,5 meter. Patung ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton dengan anggaran sebesar 3,5 miliar Rupiah dan dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa ITB, Sunario.
Rencana pembangunan patung Sudirman dan sejumlah patung yang akan menghiasi jalan protokol sesuai nama jalan mencuat pada September 2001. Rencana itu merupakan realisasi sayembara patung pahlawan yang dilakukan tahun 1999. Lokasi patung merupakan satu garis lurus yang berujung dari Patung Pemuda Membangun di Kebayoran sampai Tugu Monumen Nasional.
Menurut rencana Patung Jenderal Sudirman sedianya akan diresmikan 22 Juni 2003 bertepatan HUT ke-476 Jakarta, namun tidak terealisasi. Peresmian akhirnya dilaksanakan tanggal 16 Agustus 2003. Peresmian sempat diwarnai unjuk rasa sekelompok pemuda. Panglima Besar Kemerdekaan RI yang seharusnya menjadi simbol semangat perjuangan bangsa Indonesia kini telah pudar makna kepahlawanannya. Karena Jenderal Sudirman digambarkan sedang dalam posisi menghormat. Posisi patung dianggap tidak pada tempatnya karena sebagai Panglima Besar, Sudirman tidak selayaknya menghormat kepada sembarang warga yang melintasi jalan, yang justru seharusnya menghormati. Hal ini pula yang sempat diangkat dalam film Nagabonar 2.
Quote:
Sekian lama Jakarta jadi Ibu Kota Indonesia, bahkan sekian lama agan-agan tinggal di Jakarta dan mengeluhkan kemacetannya, tapi pernah ngga agan-agan menyempatkan diri untuk ‘menoleh ke kanan dan ke kiri’, mengenali dan mencari tahu sejarah patung-patung yang suka terlihat di sepanjang jalan yang agan lewati? Yuk kenalan dulu sama mereka…
1. Patung Selamat Datang/Tugu Selamat Datang/Patung Bunderan HI
Quote:
Di jaman olahraga masih menjadi harapan bangsa, patung ini dibuat untuk menyambut para peserta Asian Games IV tahun 1962. Patung yang terbuat dari perunggu tersebut ialah hasil karya Edhi Sunarso dan dirancang oleh mantan Gubernur Jakarta, Hendrik Ngantung a.k.a Henk Ngantungyang dikenal punya sense of art yang cukup tinggi.
Mengapa patung yang berada tepat di tengah air mancur bunderan HI ini menghadap utara? Dikarenakan, jakarta bagian utara dalah pusat bisnis & tempat dimana tamu-tamu datang dari pelabuhan waktu itu. Lima formasi air mancur di sekeliling patung juga katanya menandakan ideologi negara kita, yaitu Pancasila.
Spoiler for Pembangunannya:
Spoiler for Pas kebanjiran:
Spoiler for Di malam tahun baru 2014:
2. Patung Pahlawan/Patung Pak Tani/Tugu Tani
Quote:
Yang satu ini keberadaannya dikenal oleh masyarakat sebagai Patung Tani/Tugu Tani. Tetapi nama yang sebenarnya adalah Patung Pahlawan. Patung Pahlawan yang berada di Taman Segitiga Menteng ini dibuat oleh Seniman Patung asal Rusia bernama Matvey Manizer dan putranya Otto Manizer. Patung yang merupakan hadiah dari pemerintah Uni Soviet untuk Pemerintah Indonesia sebagai wujud persahabatan kedua bangsa ini, terbuat dari bahan perunggu dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1963. Selain itu Beliau juga memberikan tulisan pada patung tersebut yang berbunyi, “Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah bangsa yang besar”.
Spoiler for Matvey Manizer:
Spoiler for Dilihat dari atas:
3. Patung Dirgantara/Patung Pancoran
Quote:
Patung atau tugu ini dibuat pada akhir kepemimpinan Presiden Soekarno tahun 1964. Bisa dibilang bahwa Patung Dirgantara ini adalah peninggalan terakhir dari Soekarno. Berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, patung ini yang dirancang oleh Edhi Sunarso ini menyimbolkan betapa perkasanya kekuatan angkatan udara bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh arah tangan si patung yang menunjuk ke bekas Bandar Udara Internasional Kemayoran. Wujudnya yang gagah perkasa melambangkan semangat keberanian Bangsa Indonesia untuk menjelajahi angkasa luas. Katanya sih, Bung Karno dulu kudu melego mobilnya demi biayain pembangunan patung ini.
Spoiler for Pembangunannya:
Spoiler for Tempo dulu 1:
Spoiler for Tempo dulu 2:
Spoiler for Jatoh gan:
maap becandaa
4. Patung Diponegoro
Quote:
Dibuat berdasarkan gagasan bekas Konsul General Italia di Indonesia Dr. Mario Pitta. Dia adalah seorang pengusaha besar Italia yang terkenal sangat mengagumi dan mencintai Indonesia. Selama menjabat sebagai konsul, ia bercita-cita menghadiahkan sesuatu sebagai kenang-kenangan kepada bangsa Indonesia. Keinginan tersebut pada tahun 1963 dinyatakan kepada Dubes RI di Italia yang waktu itu dijabat Hadi Thayeb dan disarankan untuk membuat patung para pahlawan nasional Indonesia, ternyata yang dipilih adalah Pangeran Diponegoro.
Patung Diponegoro dibuat seorang pemahat kenamaan Italia yakni Cobertaldo, yang dikirim langsung oleh Dr. Mario Pitta ke Indonesia. Untuk memulai pekerjaan tersebut, Cobertaldo ditugaskan mengadakan penelitian mengenai berbagai tipe orang Indonesia sambil mempelajari sejarah dan kebudayaan Indonesia. Berhari-hari ia mempelajari berbagai macam posisi kuda yang sering dipakai Diponegoro. Setelah meresapi perjuangannya, dibuatlah patung tersebut, sang pangeran berjubah dan bersorban putih sedang menunggang kuda putih dengan kedua kaki depan diangkat ke atas. Dibuat dengan bahan perunggu dan dikerjakan selama setahun pada 1965di Italia. Setelah dikirim ke Jakarta, patung tersebut diletakkan di dalam Taman Monas, tepat berseberangan dan menghadap Istana Kepresidenan.
Spoiler for Diponegoro dan Monas:
Spoiler for Senja:
5. Patung Pemuda Membangun/Patung Obor/Patung Bunderan Senayan
Quote:
Penampilan pemuda kekar dengan perut kotak-kotak ini dibuat sebagai penghargaan atas pemuda dan pemudi yang sudah membangun Indonesia. Api yang diangkat melambangkan semangat pembangunan yang tak pernah padam. Dulunya, patung yang entah mengapa digambarkan hanya pake seperti celana sobek-sobek itu direncanakan untuk diresmikan saat hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1971. Tapi karena belum kelar, jadinya diresmikan pada bulan Maret 1972. Patung ini juga punya julukan unik dari masyarakat yaitu “Pizza Man” karena bentuknya seperti pemuda sedang membawa loyang pizza.
Spoiler for Dari atas:
Spoiler for Mandi dulu gan:
Spoiler for Tiruannya di Sengkang:
6. Patung Arjuna Wijaya/Patung Kuda/Patung Delman
Quote:
Dibangun bulan Agustus 1987, patung ini menggambarkan Arjuna dalam perang Baratayudha yang kereta perangnya ’disetirin’ sama Batara Kresna. Pembuat patung ialah Nyoman Nuarta, seorang seniman asal Bali juga membuat Garuda Wisnu Kencana. Delapan kuda yang menarik kereta menyimbolkan 8 ajaran kehidupan yang disukai oleh Presiden Soeharto, yaitu falsafah bahwa hidup harus mencontoh bumi, matahari, api, bintang, samudra, angin, hujan dan bulan. Di bagian patung ada prasasti yang bertuliskan "Kuhantarkan kau melanjutkan perjuangan dengan pembangunan yang tidak mengenal akhir".
Asal tahu aja, karena alasan klasik, yaitu keterbatasan dana. Patung dibuat dari bahan poliester resin. Setelah keropos di sana sini, tahun 2003 patung ini direnovasi lagi dan materialnya diganti dengan bahan tembaga, hingga menghabiskan dana 4M.
Spoiler for Malam hari:
Spoiler for Dibersihin yaa 1:
Spoiler for Dibersihin yaa 2:
7. Patung Jenderal Sudirman
Quote:
Patung ini berada di Jalan Jenderal Sudirman. Patung ini memiliki tinggi keseluruhan 12 meter dan terdiri atas: tinggi patung 6,5 meter dan penyangga 5,5 meter. Patung ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton dengan anggaran sebesar 3,5 miliar Rupiah dan dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa ITB, Sunario.
Rencana pembangunan patung Sudirman dan sejumlah patung yang akan menghiasi jalan protokol sesuai nama jalan mencuat pada September 2001. Rencana itu merupakan realisasi sayembara patung pahlawan yang dilakukan tahun 1999. Lokasi patung merupakan satu garis lurus yang berujung dari Patung Pemuda Membangun di Kebayoran sampai Tugu Monumen Nasional.
Menurut rencana Patung Jenderal Sudirman sedianya akan diresmikan 22 Juni 2003 bertepatan HUT ke-476 Jakarta, namun tidak terealisasi. Peresmian akhirnya dilaksanakan tanggal 16 Agustus 2003. Peresmian sempat diwarnai unjuk rasa sekelompok pemuda. Panglima Besar Kemerdekaan RI yang seharusnya menjadi simbol semangat perjuangan bangsa Indonesia kini telah pudar makna kepahlawanannya. Karena Jenderal Sudirman digambarkan sedang dalam posisi menghormat. Posisi patung dianggap tidak pada tempatnya karena sebagai Panglima Besar, Sudirman tidak selayaknya menghormat kepada sembarang warga yang melintasi jalan, yang justru seharusnya menghormati. Hal ini pula yang sempat diangkat dalam film Nagabonar 2.
Spoiler for Naga Bonar:
Spoiler for Demonstrasi:
Spoiler for Aslinya gan:
SEMOGA BERMANFAAT
Spoiler for BUDAYAKAN:
KOMENGdan
Diubah oleh nggih 19-03-2014 07:13
0
10K
Kutip
5
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan