- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menjadi Penarik Becak yang Banyak Genjotannya


TS
Caverim
Menjadi Penarik Becak yang Banyak Genjotannya
Quote:

SEBAGAI tukang becak, Anwari, 62, sungguh banyak genjotannya. Bagaimana tidak, istrinya saja ada dua biji. Itu belum cukup, tiga anak dari istri keduanya ikut “digenjot” pula. Ironisnya, ketika ditangkap polisi Anwari masih beralasan bahwa semuanya terjadi karena sedang khilaf. Khilaf kok rutin!
Manusia hidup selalu dalam ketidaksempurnaan. Yang kuat ekonomi, tapi lemah dalam urusan syahwat. Sebaliknya, banyak pula lelaki yang kuat di syahwat tapi lemah di bidang ekonomi. Akibatnya ketika dia banyak anak, tak lebih hanya “nyithak kere” yang berkelanjutan. Tetapi paling menderita adalah, sudah lemah ekonomi lemah syahwat pula. Walhasil, bakal menderita secara materil maupun onderdil.
Anwari memang tak separah itu. Meski lemah ekonomi, tapi dia sangat kuat di syahwat. Ukurannya, dia mampu memelihara dua istri sekaligus. Mulai jenuh dengan istri pertama, dia tambah istri baru, janda beranak tiga, yang semuanya sudah mulai beranjak dewasa. Kebetulan pula, ketiga anak tiri itu berkelaminan wanita. Bagi orang yang tak punya iman, ini sangat berbanding lurus dengan hobi Anwari.
Orang suka terheran-heran dengan kelakuan lelaki warga Jalan Bakti Luhur, Gang Takdir Kelurahan Dwikora, Medan Helvetia, ini. Ekonominya saja tidak jelas, kok berani-beraninya mengambil istri baru yang sudah beranak tiga. Ini kan menambah beban ekonomi. Tapi rupanya Anwari optimis saja, karena dia sudah termakan “filosofi”-nya Puspo Wardoyo, juragan ayam bakar Wong Solo, “Banyak istri banyak rejeki.”
Sebagai praktisi poligami, rupanya Anwari memang pembosan. Dia tak bisa berlama-lama menaruh gairah pada wanita. Pada Ny. Tasmi, 48, istri keduanya tersebut, voltasenya tidak lagi 240 volt seperti awal-awalnya dulu. Mungkin kini tinggal 110 volt saja, itupun harus pakai travo. Buktinya, setelah jenuh pada istri sendiri dia malah mulai melirik anak tirinya: Tini, 19, Tina, 17, dan Titi, 15. Masak tiga-tiganya diborong semua? Namanya juga kakek mata keranjang.
Ketika istri keduanya sedang pergi ke Palembang, Anwari mulai melancarkan rayuan mautnya. Baik anak pertama, kedua maupun ketiga, semua menolak ajakan gila si kakek. Tapi karena diancam, kalau tidak mau sang ibu bakal diceraikan, terpaksa ketiganya pasrah. Maka secara bergantian gadis Tiga T itu jadi ajang pelampiasan nafsu si kakek.
Kini meski istri sering berlama-lama pergi ke Palembang, Anwari tak pernah kehabisan stok. Dia tinggal menggilir ketiga anak tirinya bergantian. Setiap habis menggauli salah satu dari 3-T tersebut, dia selalu menebar ancaman klasiknya: kalau sampai cerita ke emaknya, si emak bakal diceraikan. Nah, gara-gara takut kehilangan sumber ekonomi keluarga tersebut, kebekadan kakek 7 cucu itu selalu berkelanjutan.
Tapi lama-lama gadis 3 T tersebut ada yang memberanikan melapor pada ibunya, apapun resiko dan konsekuensinya. Tentu saja sang ibu terbelalak. Mana mungkin emak dan tiga anak dijadikan ajang pelampiasan nafsu yang tak terhingga. “Kamu sungguh keterlaluan, Pak. Itu kan anak-anakku, kok kamu tega merusak masa depannya. Benar-benar seperti ayam sampeyan,” kutuk Ny. Tasmi.
Tak hanya mengutuk, Tasmi juga melapor ke polisi, sehingga tanpa banyak cingcong kakek Anwari ditangkap di rumah istri pertamanya. Dalam pemeriksaan dia mengakui segala perbuatannya. Aksi mesum itu dilakukan sejak dua tahun lalu. Namun demikian dia masih cari alasan, karena istri jarang di rumah dia jadi khilaf.
Khilaf kok hampir setiap malam.
http://poskotanews.com/2014/03/18/me...k-genjotannya/
Setelah 3D terlalu mainstream, sekarang saatnya ganti ke 3T.

0
1.2K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan