s4ngk4l4Avatar border
TS
s4ngk4l4
peradaban tertua ternyata ada di negeri kita..
KARANGANYAR - Gunung Lawu yang terletak di
perbatasan Kabupaten Karanganyar, Jawa
Tengah dan Magetan, Jawa Timur menyimpan
sejuta misteri.


Tak hanya Gunung Lawu yang penuh dengan
misteri, bangunan yang ada di lereng Gunung
Lawu inipun juga diselimuti misteri.
Seperti Keberadaan dua candi purba yang masih
menjadi satu rangkaian dari misteri Gunung
Lawu masih mendapat banyak respons dari para
peniliti lokal maupun asing.
Kehadiran para peneliti ini banyak menimbulkan
spekulasi tentang kedua candi ini. Baik dari
bentuk candi, batu yang digunakan maupun relief
candi.

Menurut sejarahnya, Lawu merupakan gunung
purba, dan keberadaannya dibuktikan dengan
ditemukannya banyak candi dan batu besar di
Kaki Lawu.

Berdasarkan hasil dari penelitian pihak asing,
menurut Polet -biasa dipanggil Pak PO, sosok
yang sangat dekat dengan Lawu, menyebutkan
jika keberadaan Candi Cetho dan Sukuh tersebut
bukan dibuat pada zaman Brawijaya.
Bahkan jauh sebelum era Brawijaya candi ini
sudah ada. Saat Prabu Brawijaya menemukan
candi ini, Raja Majapahit terakhir itu
menambahkan bebarapa bentuk bangunan atau
pahatan pada candi.
"Keanehan lain adalah hasil pahatan yang
terdapat pada relief Candi Cetho dan Sukuh
sangat simple dan sederhana. Berbeda dengan
pahatan jaman Majapahit yang lebih detil juga
dan rapi," terang Pak Po saat ditemui Okezone,di
Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat
(14/3/2014).

Bukti lain yang menunjukkan usia candi di bawah
lereng Gunung Lawu ini tertua dibandingkan
candi-candi lain di dunia, saat utusan peneliti
dari Suku Maya dari Amerika Latin datang ke
Candi Sukuh pada tahun 1982 silam.

Menurutnya, ketika itu peneliti dari suku maya
ini datang ke candi Sukuh dengan di dampingi
oleh pecinta alam asal Australia. Yang sangat
tertarik dan ingin meneliti lebih lanjut adanya
candi di Inonesia yang memiliki bentuk sama
dengan candi pada peradaban Inca.

Mereka sengaja melakukan penelitian untuk
mengetahui jarak pembuatan candi di Indonesia
dengan candi yang ada di suku maya.
"Mereka mengambil sempel lumut dan batu
untuk diteliti pada tahun 1982. Hasilnya sangat
mengagetkan peneliti Suku Maya ini. Setelah
diteliti, ternyata Candi Sukuh usianya jauh lebih
tua dibandingkan dengan candi milik Suku
Maya,"terangnya.
Karena itulah banyak peneliti yang mengamini
jika candi yang ada di Lawu bukan peninggalan
Brawijaya, justru keberadaanya jauh sebelum
Brawijaya ada.

Tak hanya itu, berbeda dengan candi lainnya,
hanya candi di bawah lereng Gunung Lawu inilah
yang menghadap ke arah kiblat atau ke arah
barat. Sedangkan kebanyakan candi lain di
Indonesia selalu menghadap ke timur.
Lokasi candi yang terletak di ketinggian kaki
Gunung Lawu seringkali diselimuti kabut tebal
yang turun dengan tiba-tiba, memiliki kesan
mistis yang membuat penasaran bagi yang
melihatnya.

Yang sangat menarik dari penelitian pada kedua
candi adalah pahatan yang ada di candi ini bila
diamati dan diteliti sudah membentuk pahatan
tiga dimensi. Ini menunjukkan bahwa peradaban
zaman dahulu sudah lebih dulu mengenal bentuk
tiga dimensi.

Selain itu ada fenomena lain yang terjadi di
sekitar Lawu. Menurut Pak Po, masyarakat
sekitar lereng Gunung Lawu sering melihat
sekelebat sinar (cahaya) yang membentuk portal
(gerbang) yang berasal dari tiap sudut candi
yang berbentuk segi delapan membentuk seperti
gerbang ke atas.

"Waktu zamannya Soekarno cahaya itu sering
muncul. Zaman Soeharto pun juga sering terlihat. Namun, saat ini sudah jarang terlihat,"
jelasnya.

Dan masyarakat kata dia, meyakini itu adalah
portal atau gerbang gaib. Bahkan penelitian dari
NASA, Amerika Serikat (AS), melihat bentuk
bentuk Candi Sukuh dari luar bumi itu terlihat
sangat beraturan.

Membentuk segi delapan. Dan dari sisi tersebut
muncul cahaya di waktu-waktu tertentu
membentuk suatu titik."Bagi yang sering keluar malam ada obyeknya sendiri yakni wisata spiritual. Diyakini itu sebagai pintu masuk dimensi lain. Namun, tidak ada yang berani mendekat. Masalahnya dulu ada yang hilang," terangnya lagi.

Menurut cerita, dahulu di Gunung Lawu ada suatu desa yang hilang. Bahkan sampai sekarang tidak pernah diketahui keberadaannya."Yang tersisa dan diketahui hanya dari barang peninggalannya saja seperti lumpang, peralatan
dapur yang terbuat dari gerabah yang di gunakan
pada abad pertengahan masih banyak yang
berceceran. Tepatnya di pertengahan puncak
Lawu," jelasnya.

Justru penemuan peralatan dapur yang di atas
seperti lumpang dan alat makan banyak terbuat
dari batu, dan kemungkinan berasal dari zaman
batu. (put)
sumber
Diubah oleh s4ngk4l4 15-03-2014 15:29
0
2.9K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan