disini ane bakal jelasin faktor penyebab pelajar terutama pelajar SMA/SMK/STM sering melakukan tawuran, ane bagi menjadi 4 faktor utama beserta point-pointnya.
Faktor yang pertama adalah lingkungan keluarga :
*Si pelaku tawuran melakukan tawuran untuk melepaskan stress yang dialaminya, dan salah satunya adalah lingkungan di dalam keluarga yang kurang harmonis, sehingga si pelaku mudah emosi dan tidak berfikir panjang dalam bertindak.
*Kurangnya perhatian dari kedua orang tua maupun keluarga, ini sangat berpengarung dalam kejiwaan si pelaku tawuran, sebenarnya mereka hanya mencari perhatian lebih untuk menggantikan kurangnya perhatian dari keluarganya.
*Dimanjakan. gak semua pelaku tawuran itu broken home, atau keluarganya ancur ya,,tapi setelah ane turun ke lapangan, ternyata pelaku tawuran juga seorang anak yang lahir di keluarga yang harmonis, dia juga di manjakan, orang tuanya ngasih apa aja yang dia mau, nah karena sifat manjanya yang berlebih, akhirnya dia pun merasa yang paling jago, tanpa berfikir 2 kali, mereka menantang sana, menantang sini, ya akhirnya jadi tawuran
*Ingin menunjukkan jati dirinya kepada keluarga, mereka ingin menunjukkan jati diri dan eksistensi diri mereka kepada keluarga dan lingkungan sekitar keluarganya, biasanya mereka merasa terisisihkan atau terabaikan, bisa karena orang tua pilih kasih terhadap anak-anaknya, atau bisa karena mereka diabaikan oleh masyarakat di sekitar lingkunga keluarganya
Faktor pendidikan Sekolah :
*Salahnya aturan kedisiplinan di sekolah, mungkin agan/aganwati pernah di hukum push up kalo telat datang ke sekolah terus gak boleh masuk ke sekolah, tapi agan/aganwati pernah berfikir gak sih kalo itu salah?, ok, ane buktiin, kita bayar di sekolah yang kita minat, terus suatu hari kita telat datang ke sekolah, nah karena kita telat, kita di hukum push up, lari di lapangan basket atau bahkan gak boleh masuk sekolah, menurut agan itu bisa buat sikap disiplin agan semakin mantap? menurut ane gak, kenapa coba dipikir, untuk melatih kedisiplinan bukan dengan cara menghukum fisik atau malah gak di bolehin masuk gerbang, tapi menurut ane akan lebih bijak jika sekolah memberikan hukuman pelajaran tambahan, lah ini, udah di hukum fisik, gak boleh masuk sekolah juga, ini yang membuat siswa malah makin berontak dan beringas, maka untuk melampiaskan amarahnya, mereka tawuran.
*kekerasan yang dilakukan oleh pengajar, pengajar juga jadi salah satu faktor pelajar melakukan tawuran, cara mengajar yang salah dengan cara kekerasan yang memaksa si pelajar untuk berbuat kasar pula, coba kalo agan nemu guru killer di sekolah, males masuk pelajaran dia, akhirnya bolos dan bikin onar di luar, jadi cara guru mendidik juga ikut memebentuk karakter si pelajar.
*Kurangnya bimbingan konseling terhadap pelajar, sekolah terkadang menyepelekan bimbingan koseling terhadap pelajar, sehingga kepribadian pelajar tidak terawasi.
Faktor Pergaulan :
*Gengster, pelajar lebih rentan dalam hal pergaulan, lebih mudah jatuh dalam lembah kegelapan di dalam pergaulan, karena pergaulan yang salah, mereka membentuk kelompok yang merasa paling kuat dan kelompok lain bukanlah tandingannya, maka tawuran pun terjadi.
*Rebutan pacar, nah yang ini emang konyol gan

, kadang tawuran terjadi hanya gara-gara rebutan pacar, hanya gara-gara 1 cewek gak kurang-kurang 100 orang pasukan diturunin, ahirnya banyak yang cedera gak jelas di rumah sakit gara-gara tawuran rebutan cewek.
*Kesalahpahaman, kadang dalam pergaulan sering terjadi salah paham, tapi buat para pelaku tawuran, mereka gak kenal salah paham, kalo memang ada pihak yang bikin masalah sama mereka, yan tawuran jalan satu-satunya.
Faktor Pribadi :
*Kurangnya menahan diri dan emosi, anak muda lebih cenderung labil dalam emosi, kurang bisa berfikir 2 kali, dan lebih mengikuti hawa nafsu di banding akal.
*Kurangnya mengambil sikap tegas, sikap tegas disini bukan berarti kalo udah A tetep A, tapi sikap tegas disini, menilai mana yang baik dan mana yang uruk, lalu mencamkan di dalam hati.
*lebih memilih menyelesaikan dengan kekerasan daripada musyawarah, namanya anak muda, otot dulu yang di duluin, mereka lebih milih hukum rimba, yang kuat dia yang menang.
*kurangnya mengambil contoh yang positif, namanya anak muda, apa yang mereka liat pasti dilakuin, mereka gak peduli itu hal positif atau hal negatif, contoh : si A nonton film 300, nah yang mereka ambil dari film tersebut adalah dimana pasukan mereka perang dan menang, bukan gimana belajar dalam hal diplomatiknya, maka kejadian lagi tawuran.
