- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Difabel Berhak Kuliah Gan !!
![wqew](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/07/12/avatar1865504_3.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
wqew
Difabel Berhak Kuliah Gan !!
Sebelumnya ane merasa prihatin akan nasib Kaum Difabel indonesia. Tapi ane juga ngak bisa menyalahkan salah satu perguruan tinggi yang menoalak difabel di jurusan tertentu.
![Hot News emoticon-Hot News](https://s.kaskus.id/images/smilies/hotnews.gif)
Karena melihat berita ini ane jadi nulis
Tangapan ane ntu Panitia SNMPTN ada koordinasi ngak sama kemendikbud kalo ada coba lah minta saran jurusan apa saja yang di perbolehkan kaum difabel untuk kuliah terus syarat syaratnya janggan sampai mengecewakan kaum difabel betul ngak gan ???
jelas jelas negara menjamin Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Update Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Dan Rektor UI Bapak Ir. Djoko Santoso Penyadang Difabel Bisa Kuliah
Jadi Buat Para Penyandang Difabel kecil hati ayo Kuliah negara menjamin kok untuk mengenyam pendidikan.
![Hot News emoticon-Hot News](https://s.kaskus.id/images/smilies/hotnews.gif)
Karena melihat berita ini ane jadi nulis
Quote:
detikNews - Jakarta, Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) menuntut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh, untuk mencabut persyaratan SNMPTN 2014 yang dinilai diskriminatif pada penyandang difabel. PPDI juga meminta M Nuh untuk meminta maaf pada komunitas penyandang difabel Indonesia.
"PTN harusnya membuka kesempatan bagi kami. Di saat kita memperjuangkan hak, Diknas malah membatasi kami. Kami menuntut Diknas minta maaf pada komunitas penyandang disabilitas Indonesia," ujar Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Ariani Sunggoro.
Ariani mengatakan itu usai Diskusi Publik Penerapan Prinsip-Prinsip Convention on the Right of Person with Disabilities (CPRD) dalam RUU Penyandang Disabilitas di Hotel JS Luwansa, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/3/2014).
Penyandang tunanetra lulusan Antropolgi UGM ini turut meminta M Nuh untuk mencopot Rektor UNAIR dan UI. Alasannya, persyaratan yang dianggap mendiskriminasikan penyandang difabel di kedua universitas tersebut lebih banyak. Semisal, syarat untuk jurusan arsitektur, biologi, farmasi, fisika, geografi, kedokteran dan lain sebagainya.
"Kami minta Mendikbud mencopot rektor Unair juga UI. Sebab, Unair dan UI yang mencantumkan beberapa jurusan yang tidak menerima tunanetra, low vision, buta dan sebagainya. Itu sangat menyakitkan hati kami," pungkas Ariani yang mengenakan pakaian blus merah ini.
Sebelumnya, Mendikbud M Nuh mengungkapkan bahwa tidak ada niat untuk mendiskriminasikan para penyandang difabel. Syarat khusus ini diberlakukan karena beberapa jurusan tertentu memang butuh syarat tidak difabel.
"Kita harus realistis. Misalnya, elektro tidak boleh buta warna. Itu bukan diskriminasi. Dia tidak bisa bedakan warna merah, ungu padahal kalau resistor ada kode warna. Kalau tidak bisa bedakan nanti mencelakakan. Bukan diskriminasi, tapi bidang itu memang butuh syarat tertentu. Kalau jurusan yang umum, tidak boleh ada pembatasan," kata Nuh di Hotel Kaisar, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (10/3/2014).
Nuh menuturkan bahwa persyaratan ini bukan baru muncul untuk SNMPTN 2014 melainkan sudah dari tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, syarat itu diberlakukan untuk jurusan-jurusan tertentu saja.
Namun berdasarkan website SNMPTN, ada beberapa jurusan umum seperti misalnya jurusan Hubungan Internasional, Ekonomi, dan Manajemen yang mensyaratkan tidak tunanetra, tidak tunarungu, tidak tunawicara, dan tidak tunadaksa. Padahal seharusnya penyandang disabilitas tersebut tetap mampu mempelajari jurusan itu di bangku kuliah.
"Itu tergantung fasilitas di perguruan tingginya. Kalau dosen ada yang tidak bisa menjelaskan bagaimana? Perguruan tinggi juga ada yang tidak mampu sediakan pengajarnya. Itu bisa dialihkan ke kampus lain, misalnya di Universitas Brawijaya atau Universitas Airlangga," jelas Nuh.
Nuh menegaskan bahwa Kemendikbud tak berniat melanggar hak penyandang disabilitas yang mau mendaftar SNMPTN. Menurutnya, bila mendaftar pun nantinya mereka tidak akan diterima karena tak memenuhi syarat.
"Percuma kalau mendaftar tapi tidak bisa diterima. Untuk detailnya, tanya saja ke Panitia SNMPTN. Persyaratan terkait keterbatasan kan karena profesinya memang perlu seperti itu," ujar mantan Rektor ITS ini. (nwk)
Sumber
"PTN harusnya membuka kesempatan bagi kami. Di saat kita memperjuangkan hak, Diknas malah membatasi kami. Kami menuntut Diknas minta maaf pada komunitas penyandang disabilitas Indonesia," ujar Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Ariani Sunggoro.
Ariani mengatakan itu usai Diskusi Publik Penerapan Prinsip-Prinsip Convention on the Right of Person with Disabilities (CPRD) dalam RUU Penyandang Disabilitas di Hotel JS Luwansa, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/3/2014).
Penyandang tunanetra lulusan Antropolgi UGM ini turut meminta M Nuh untuk mencopot Rektor UNAIR dan UI. Alasannya, persyaratan yang dianggap mendiskriminasikan penyandang difabel di kedua universitas tersebut lebih banyak. Semisal, syarat untuk jurusan arsitektur, biologi, farmasi, fisika, geografi, kedokteran dan lain sebagainya.
"Kami minta Mendikbud mencopot rektor Unair juga UI. Sebab, Unair dan UI yang mencantumkan beberapa jurusan yang tidak menerima tunanetra, low vision, buta dan sebagainya. Itu sangat menyakitkan hati kami," pungkas Ariani yang mengenakan pakaian blus merah ini.
Sebelumnya, Mendikbud M Nuh mengungkapkan bahwa tidak ada niat untuk mendiskriminasikan para penyandang difabel. Syarat khusus ini diberlakukan karena beberapa jurusan tertentu memang butuh syarat tidak difabel.
"Kita harus realistis. Misalnya, elektro tidak boleh buta warna. Itu bukan diskriminasi. Dia tidak bisa bedakan warna merah, ungu padahal kalau resistor ada kode warna. Kalau tidak bisa bedakan nanti mencelakakan. Bukan diskriminasi, tapi bidang itu memang butuh syarat tertentu. Kalau jurusan yang umum, tidak boleh ada pembatasan," kata Nuh di Hotel Kaisar, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (10/3/2014).
Nuh menuturkan bahwa persyaratan ini bukan baru muncul untuk SNMPTN 2014 melainkan sudah dari tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, syarat itu diberlakukan untuk jurusan-jurusan tertentu saja.
Namun berdasarkan website SNMPTN, ada beberapa jurusan umum seperti misalnya jurusan Hubungan Internasional, Ekonomi, dan Manajemen yang mensyaratkan tidak tunanetra, tidak tunarungu, tidak tunawicara, dan tidak tunadaksa. Padahal seharusnya penyandang disabilitas tersebut tetap mampu mempelajari jurusan itu di bangku kuliah.
"Itu tergantung fasilitas di perguruan tingginya. Kalau dosen ada yang tidak bisa menjelaskan bagaimana? Perguruan tinggi juga ada yang tidak mampu sediakan pengajarnya. Itu bisa dialihkan ke kampus lain, misalnya di Universitas Brawijaya atau Universitas Airlangga," jelas Nuh.
Nuh menegaskan bahwa Kemendikbud tak berniat melanggar hak penyandang disabilitas yang mau mendaftar SNMPTN. Menurutnya, bila mendaftar pun nantinya mereka tidak akan diterima karena tak memenuhi syarat.
"Percuma kalau mendaftar tapi tidak bisa diterima. Untuk detailnya, tanya saja ke Panitia SNMPTN. Persyaratan terkait keterbatasan kan karena profesinya memang perlu seperti itu," ujar mantan Rektor ITS ini. (nwk)
Sumber
Tangapan ane ntu Panitia SNMPTN ada koordinasi ngak sama kemendikbud kalo ada coba lah minta saran jurusan apa saja yang di perbolehkan kaum difabel untuk kuliah terus syarat syaratnya janggan sampai mengecewakan kaum difabel betul ngak gan ???
Quote:
masih ingatkan bunyi passal ini nkan gan
UUD45 NEGARA RI
BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Pasal 32
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
UUD45 NEGARA RI
BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Pasal 32
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
jelas jelas negara menjamin Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Quote:
Contoh Penyandang Difabel yang berhasil
KOMPAS.com — Keterbatasan pendengaran karena menyandang tunarungu tak membuat Siti Nur Lathifah patah semangat mengejar mimpi. Dengan penuh kerja keras, ia melewati masa-masa kritis akibat minder dengan pendengarannya itu, sampai akhirnya meraih beasiswa Bidikmisi. Berkat prestasinya, ia bisa bertemu langsung menteri dan presiden.
Siti Nur Lathifah adalah satu dari sekian banyak kisah menarik dan inspiratif yang diceritakan dalam buku Kebangkitan Kaum Duafa pada acara silaturahim Bidikmisi di Jakarta, Kamis (27/2/2014) lalu. Buku itu diserahkan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sepintas, penampilan gadis setinggi 166 cm yang berkerudung itu tak berbeda dengan perempuan lainnya. Wajahnya terlihat tak kurang satu apa pun. Perbedaan baru terlihat ketika dia berbicara. Tidak hanya bibirnya yang bergerak, kedua tangannya pun ikut serta menerjemahkan tiap detail kata-katanya.
Mahasiswi Jurusan Seni Rupa di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, itu memang mengalami keterbatasan dalam pendengaran. Tetapi, keterbatasan fisik tersebut tak lantas membuat mahasiswi angkatan 2011 ini berhenti berprestasi.
Perempuan asal Semarang yang lahir dari pasangan Mulyono dan Munawaroh ini sangat menggemari dunia model. Dari dunia inilah ia banyak mendulang prestasi.
Ia sebenarnya lahir seperti bayi normal pada umumnya. Pendengarannya mengalami gangguan ketika berumur tujuh tahun. Dia mengalami kecelakaan ketika bermain sepeda.
"Akibatnya, saya tidak bisa mendengar," ujar Lathifah, panggilan akrab mahasiswi ini.
Saat kecil, Lathifah sering ditinggal orangtuanya untuk mencari nafkah. Bapaknya bekerja sebagai tukang bangunan, sementara ibunya menjadi buruh toko sablon. Praktis, ia bermain tanpa pengawasan.
Sejak kecelakaan dan akibatnya itu, Lathifah selalu berupaya menerima keterbatasan dirinya. Hanya saja, dia mengungkapkan, pernah pada suatu masa dirinya sangat merasa minder. Puncaknya terjadi ketika dia menginjak kelas X.
"Saya sangat minder, tidak percaya diri, karena sering diejek teman-teman yang normal,” tutur Lathifah.
Lantaran sering mendapat ejekan, Lathifah mengaku sempat marah dan kecewa kepada Tuhan. Tetapi, banyak orang di sekelilingnya yang menguatkan dan memotivasinya. Kepala sekolahnya pun sering mengajaknya mengikuti berbagai seminar motivasi.
Sampai akhirnya, sejak kelas XI, Lathifah lambat laun sadar dan bisa menerima keadaan. Dia tak lagi fokus pada keterbatasan dirinya, tetapi mulai menyibukkan diri dengan hobi, yaitu fesyen dan tata rias.
Lathifah mulai banyak mengikuti dan memenangi lomba-lomba. Satu demi satu prestasi diraihnya. Secara bertahap, kepercayaan dirinya bahkan kian menguat.
"Saya semakin mensyukuri anugerah Tuhan yang dititipkan kepada diri saya. Meskipun saya memiliki keterbatasan, tapi saya bisa berprestasi," tuturnya.
Sumber
Sumber
Habibie Afsyah, pengusaha dan motivator.
Quote:
Jakarta, Penyandang difabel seringkali masih dianggap tak bisa mandiri dan diperlakukan berbeda. Padahal jika diberikan kesempatan untuk bisa mengenal potensinya masing-masing, kaum difabel juga bisa sukses. Seperti Habibie Afsyah (26) yang kini sukses menjadi pengusaha dan motivator.
Habibie adalah seorang penyandang Muscular Dytrophy Tipe Becker. Kondisi kelainan genetik yang dialaminya sejak lahir ini membuat secara perlahan otot-ototnya melemah dan fisiknya menjadi tak berdaya. Meskipun demikian, keterbatasan fisik ini tak membuat Habibie patah semangat.
Sejak kecil, ia diajarkan oleh ibunya, Endang Setyati, untuk mandiri dan tak berbeda dari orang lain. Sang ibu ingin Habibie menyadari bahwa meskipun ia memiliki keterbatasan dan hanya bisa duduk di kursi roda, bukan berarti lantas ia tak bisa hidup mandiri dan menghasilkan sebuah karya.
"Iya sebenarnya penyakit ini dialaminya sejak lahir, tapi saya belum tahu. Saat usianya 8 tahun, barulah ada pencerahan. Saya browsing ke internet, cari tahu tentang penyakit ini. Dari situ saya tahu kalau penyakit Habibie ini mematikan pelan-pelan," papar Endang kepada detikHealth, saat ditemui dalam diskusi interaktif yang diselenggarakan di Sequis Center, Jl Jend Sudirman, Jakarta, Selasa (11/3/2014).
Dokter memvonis Habibie hanya bisa hidup sampai menginjak usianya yang ke-25. Namun berkat berbagai fisioterapi yang dilakukannya sejak kecil dan semangat yang tinggi, Habibie yang lahir pada tanggal 6 Januari 1988 ini bisa bertahan hidup sampai kini berusia 26 tahun.
"Saat saya berusia 5 tahun, saya lihat banyak teman-teman TK yang berlarian, saya sempat berpikir kok saya tidak bisa. Sempat sedih, tapi sampai di rumah ketemu mainan sudah senang lagi. Saya senang main komputer dan game karena saya nggak bisa jongkok juga," tutur Habibie.
Tak melanjutkan kuliah, Habibie memutuskan untuk mulai serius mendalami hobinya bermain game dan komputer. Awalnya ia belajar desain grafis, namun karena keterbatasan pergerakan tangan, lagi-lagi Habibie mengalami kendala. Akhirnya di tahun 2007 ia memulai bisnis online di bidang advertising. Kini usaha Habibie pun semakin sukses.
"Saya bersyukur diberi umur lebih dari yang divonis dokter sebelumnya. Setidaknya dibalik keterbatasan ini saya masih bisa berkarya. Gaji saya pun sudah campuran, rupiah dan dolar," ungkapnya sambil tersenyum.
Habibie berpesan kepada teman-teman difabelnya untuk meletakkan mimpi besar sebagai tujuan awal dan jadilah mandiri. Setelah itu, ia juga mengingatkan pentingnya menemukan passion dan hobi yang bisa didalami, seperti komputer baginya. Yang pasti, dukungan dari orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman juga dirasakan penting bagi Habibie.
Untuk ke depannya, penulis buku 'Kelemahanku adalah Kekuatanku' ini berharap Indonesia bisa menjadi negara yang inklusif bagi penyandang tuna daksa, termasuk dalam urusan pendidikan, pekerjaan, fasilitas umum, dan transportasi. "Angkutan umum masih belum ramah difabel, kalau ke mana-mana harus naik taksi atau mobil kan biayanya mahal," pungkasnya.
Sumber
Habibie adalah seorang penyandang Muscular Dytrophy Tipe Becker. Kondisi kelainan genetik yang dialaminya sejak lahir ini membuat secara perlahan otot-ototnya melemah dan fisiknya menjadi tak berdaya. Meskipun demikian, keterbatasan fisik ini tak membuat Habibie patah semangat.
Sejak kecil, ia diajarkan oleh ibunya, Endang Setyati, untuk mandiri dan tak berbeda dari orang lain. Sang ibu ingin Habibie menyadari bahwa meskipun ia memiliki keterbatasan dan hanya bisa duduk di kursi roda, bukan berarti lantas ia tak bisa hidup mandiri dan menghasilkan sebuah karya.
"Iya sebenarnya penyakit ini dialaminya sejak lahir, tapi saya belum tahu. Saat usianya 8 tahun, barulah ada pencerahan. Saya browsing ke internet, cari tahu tentang penyakit ini. Dari situ saya tahu kalau penyakit Habibie ini mematikan pelan-pelan," papar Endang kepada detikHealth, saat ditemui dalam diskusi interaktif yang diselenggarakan di Sequis Center, Jl Jend Sudirman, Jakarta, Selasa (11/3/2014).
Dokter memvonis Habibie hanya bisa hidup sampai menginjak usianya yang ke-25. Namun berkat berbagai fisioterapi yang dilakukannya sejak kecil dan semangat yang tinggi, Habibie yang lahir pada tanggal 6 Januari 1988 ini bisa bertahan hidup sampai kini berusia 26 tahun.
"Saat saya berusia 5 tahun, saya lihat banyak teman-teman TK yang berlarian, saya sempat berpikir kok saya tidak bisa. Sempat sedih, tapi sampai di rumah ketemu mainan sudah senang lagi. Saya senang main komputer dan game karena saya nggak bisa jongkok juga," tutur Habibie.
Tak melanjutkan kuliah, Habibie memutuskan untuk mulai serius mendalami hobinya bermain game dan komputer. Awalnya ia belajar desain grafis, namun karena keterbatasan pergerakan tangan, lagi-lagi Habibie mengalami kendala. Akhirnya di tahun 2007 ia memulai bisnis online di bidang advertising. Kini usaha Habibie pun semakin sukses.
"Saya bersyukur diberi umur lebih dari yang divonis dokter sebelumnya. Setidaknya dibalik keterbatasan ini saya masih bisa berkarya. Gaji saya pun sudah campuran, rupiah dan dolar," ungkapnya sambil tersenyum.
Habibie berpesan kepada teman-teman difabelnya untuk meletakkan mimpi besar sebagai tujuan awal dan jadilah mandiri. Setelah itu, ia juga mengingatkan pentingnya menemukan passion dan hobi yang bisa didalami, seperti komputer baginya. Yang pasti, dukungan dari orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman juga dirasakan penting bagi Habibie.
Untuk ke depannya, penulis buku 'Kelemahanku adalah Kekuatanku' ini berharap Indonesia bisa menjadi negara yang inklusif bagi penyandang tuna daksa, termasuk dalam urusan pendidikan, pekerjaan, fasilitas umum, dan transportasi. "Angkutan umum masih belum ramah difabel, kalau ke mana-mana harus naik taksi atau mobil kan biayanya mahal," pungkasnya.
Sumber
Lathifah, Model dan peraih beasiswa Bidikmisi
Quote:
KOMPAS.com — Keterbatasan pendengaran karena menyandang tunarungu tak membuat Siti Nur Lathifah patah semangat mengejar mimpi. Dengan penuh kerja keras, ia melewati masa-masa kritis akibat minder dengan pendengarannya itu, sampai akhirnya meraih beasiswa Bidikmisi. Berkat prestasinya, ia bisa bertemu langsung menteri dan presiden.
Siti Nur Lathifah adalah satu dari sekian banyak kisah menarik dan inspiratif yang diceritakan dalam buku Kebangkitan Kaum Duafa pada acara silaturahim Bidikmisi di Jakarta, Kamis (27/2/2014) lalu. Buku itu diserahkan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sepintas, penampilan gadis setinggi 166 cm yang berkerudung itu tak berbeda dengan perempuan lainnya. Wajahnya terlihat tak kurang satu apa pun. Perbedaan baru terlihat ketika dia berbicara. Tidak hanya bibirnya yang bergerak, kedua tangannya pun ikut serta menerjemahkan tiap detail kata-katanya.
Mahasiswi Jurusan Seni Rupa di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, itu memang mengalami keterbatasan dalam pendengaran. Tetapi, keterbatasan fisik tersebut tak lantas membuat mahasiswi angkatan 2011 ini berhenti berprestasi.
Perempuan asal Semarang yang lahir dari pasangan Mulyono dan Munawaroh ini sangat menggemari dunia model. Dari dunia inilah ia banyak mendulang prestasi.
Ia sebenarnya lahir seperti bayi normal pada umumnya. Pendengarannya mengalami gangguan ketika berumur tujuh tahun. Dia mengalami kecelakaan ketika bermain sepeda.
"Akibatnya, saya tidak bisa mendengar," ujar Lathifah, panggilan akrab mahasiswi ini.
Saat kecil, Lathifah sering ditinggal orangtuanya untuk mencari nafkah. Bapaknya bekerja sebagai tukang bangunan, sementara ibunya menjadi buruh toko sablon. Praktis, ia bermain tanpa pengawasan.
Sejak kecelakaan dan akibatnya itu, Lathifah selalu berupaya menerima keterbatasan dirinya. Hanya saja, dia mengungkapkan, pernah pada suatu masa dirinya sangat merasa minder. Puncaknya terjadi ketika dia menginjak kelas X.
"Saya sangat minder, tidak percaya diri, karena sering diejek teman-teman yang normal,” tutur Lathifah.
Lantaran sering mendapat ejekan, Lathifah mengaku sempat marah dan kecewa kepada Tuhan. Tetapi, banyak orang di sekelilingnya yang menguatkan dan memotivasinya. Kepala sekolahnya pun sering mengajaknya mengikuti berbagai seminar motivasi.
Sampai akhirnya, sejak kelas XI, Lathifah lambat laun sadar dan bisa menerima keadaan. Dia tak lagi fokus pada keterbatasan dirinya, tetapi mulai menyibukkan diri dengan hobi, yaitu fesyen dan tata rias.
Lathifah mulai banyak mengikuti dan memenangi lomba-lomba. Satu demi satu prestasi diraihnya. Secara bertahap, kepercayaan dirinya bahkan kian menguat.
"Saya semakin mensyukuri anugerah Tuhan yang dititipkan kepada diri saya. Meskipun saya memiliki keterbatasan, tapi saya bisa berprestasi," tuturnya.
Sumber
Pernyataan M Nuh Tidak ada diskriminasi
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi terhadap penyandang disabilitas untuk masuk ke perguruan tinggi. Mendikbud mengatakan, ada sejumlah jurusan dan program studi yang memang membutuhkan kemampuan seseorang untuk mengenali warna dan melakukan kegiatan tertentu.
"Misalnya untuk jurusan teknik elektro, mahasiswa enggak boleh buta warna. Ini bukan berarti diskriminasi. Bisa dibayangkan, kalau buta warna, dia tak bisa membedakan warna-warna tertentu. Padahal, kalau dia belajar resistor, dibedakan dengan kode warna. Kalau tidak bisa mengenali warna, itu justru membahayakan," jelas Mendikbud seusai membuka kegiatan "Penyegaran Narasumber Implementasi Kurikulum 2013 Jenjang SD", Senin (10/3/2014), lalu di Jakarta.
Nuh menyampaikan hal itu menyusul tudingan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas untuk mendaftar pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
"Bukan tidak boleh mendaftar, tapi persyaratan teknis itu memang dibutuhkan dalam proses pembelajaran selama di kampus. Percuma saja boleh mendaftar, tapi tidak bisa lolos, ya lebih baik disebutkan di awal," ujarnya.
Sementara itu, lanjut Mendikbud, untuk bidang-bidang tertentu yang tidak memerlukan persyaratan khusus, penyandang disabilitas ini tetap bisa mendaftar. Misalnya fakultas sastra, meskipun sebenarnya untuk bidang yang membutuhkan ekspresi, tetap dibutuhkan kemampuan tertentu. "Tetapi kan bisa dituangkan dalam bentuk lainnya, misalnya tulisan." Namun, Mendikbud menambahkan, kebijakan menerima mahasiswa penyandang disabilitas diserahkan kepada perguruan tinggi masing-masing.
"Ada perguruan tinggi yang sudah siap dengan fasilitas bagi mahasiswa disabilitas, seperti Universitas Brawijaya, tetapi ada juga yang belum siap untuk itu. Kalau kampusnya tidak siap, bagaimana dosen-dosennya menjelaskan. Apa mau dipaksakan?" tanyanya.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini mengatakan bahwa peraturan dasar menyebut, persyaratan yang terkait dengan keterbatasan dikaitkan dengan profesi yang membutuhkan kemampuan tertentu. Namun, untuk profesi-profesi lain bersifat umum, tidak boleh dilakukan pembatasan.
"Oleh karena itu, mereka bisa diarahkan ke perguruan tinggi yang sudah siap," imbuh Mendikbud.
"Misalnya untuk jurusan teknik elektro, mahasiswa enggak boleh buta warna. Ini bukan berarti diskriminasi. Bisa dibayangkan, kalau buta warna, dia tak bisa membedakan warna-warna tertentu. Padahal, kalau dia belajar resistor, dibedakan dengan kode warna. Kalau tidak bisa mengenali warna, itu justru membahayakan," jelas Mendikbud seusai membuka kegiatan "Penyegaran Narasumber Implementasi Kurikulum 2013 Jenjang SD", Senin (10/3/2014), lalu di Jakarta.
Nuh menyampaikan hal itu menyusul tudingan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas untuk mendaftar pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
"Bukan tidak boleh mendaftar, tapi persyaratan teknis itu memang dibutuhkan dalam proses pembelajaran selama di kampus. Percuma saja boleh mendaftar, tapi tidak bisa lolos, ya lebih baik disebutkan di awal," ujarnya.
Sementara itu, lanjut Mendikbud, untuk bidang-bidang tertentu yang tidak memerlukan persyaratan khusus, penyandang disabilitas ini tetap bisa mendaftar. Misalnya fakultas sastra, meskipun sebenarnya untuk bidang yang membutuhkan ekspresi, tetap dibutuhkan kemampuan tertentu. "Tetapi kan bisa dituangkan dalam bentuk lainnya, misalnya tulisan." Namun, Mendikbud menambahkan, kebijakan menerima mahasiswa penyandang disabilitas diserahkan kepada perguruan tinggi masing-masing.
"Ada perguruan tinggi yang sudah siap dengan fasilitas bagi mahasiswa disabilitas, seperti Universitas Brawijaya, tetapi ada juga yang belum siap untuk itu. Kalau kampusnya tidak siap, bagaimana dosen-dosennya menjelaskan. Apa mau dipaksakan?" tanyanya.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini mengatakan bahwa peraturan dasar menyebut, persyaratan yang terkait dengan keterbatasan dikaitkan dengan profesi yang membutuhkan kemampuan tertentu. Namun, untuk profesi-profesi lain bersifat umum, tidak boleh dilakukan pembatasan.
"Oleh karena itu, mereka bisa diarahkan ke perguruan tinggi yang sudah siap," imbuh Mendikbud.
Sumber
Update Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Dan Rektor UI Bapak Ir. Djoko Santoso Penyadang Difabel Bisa Kuliah
Jadi Buat Para Penyandang Difabel kecil hati ayo Kuliah negara menjamin kok untuk mengenyam pendidikan.
Difabel tidak boleh di benci atau di kucilkan gan, mereka seperti itu bukan mereka yang memilih melain tuhan meberi takdir seperti itu, Kekurangan bukan batasan untuk berkarya, Kekurangan bukanlah pembatas buat segala. Mari sesama umat manusia harusnya saling menolong Yang lebih menolong yang kurang, Yang kurang juga menolong yang lebih. Janggan sombong jika mempunyai kelebihan toh di dunia ini cuma semantara.
Jika berkenan
syukur syukur di kasih
nya gan
![Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvqnpxx.gif)
![Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ox6pblpkt.gif)
Foto Dan Info Ts Update nanti gan maaf kalo masih koran Terimkasih
Diubah oleh wqew 13-03-2014 11:33
0
2.9K
Kutip
3
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan