

TS
vengeancekyky
Aiko
Bismillahirohmanirrohim...
selamat malam, ijinkan ane menuliskan sebuah cerita disini. ini kisah sahabat ane sih sebenarnya yang dulu pernah diceritain ke ane pas nginep dikosannya.
semua tokoh yang ada dalam cerita dibuat anonim demi menjaga privasi yang punya kisah
oke happy reading
Part 1
Hai namaku Aiko, panggil aja aku Ai. Aku tahun ini berusia 26 tahun. Aku tinggal disebuah daerah di Karawang bersama kedua orang tuaku dan kedua adik perempuanku bernama Nia dan Putri. Oya, aku ini tidak memiliki keturunan Jepang sama sekali, ibuku bilang dulu waktu hamil aku ibu suka banget sama hal yang berbau Jepang apapun itu, sampai ibu bilang nanti anaknya juga mau dinamain nama orang Jepang juga dan kemudian lahirlah aku, Aiko.
Aku masih berusia 18 tahun pada saat menyelesaikan SMA. Kemudian aku berencana mendaftar kuliah keguruan di kota lain yang merupakan kampus favorit disana, namun semua itu hancur berantakan ketika pacarku Sophan, lelaki begajulan itu malah mengajakku untuk kabur saja dan tidak usah kekampus. Aku menuruti saja keinginan dia karena memang aku udah jatuh cinta banget sama dia.
Hari-hariku saat itu aku habiskan dengan dia dan kemana-mana dengan dia sampai aku dicari orang rumah karena beberapa hari tidak pulang dan memberi kabar kepada kedua orang tuaku. Akhirnya akku dijemput kedua orang tuaku dirumah saudara pacarku, yasudah akhirnya aku pulang ke Karawang untuk sementara waktu dan meninggalkan dia.sampai pada suatu saat aku berbicara kepada kedua orang tuaku bahwa aku ingin dan sangat ingin menikah dengan dia, padahal semua keluarga juga sudah tau dia lelaki yang tidak memiliki akhlak yang kurang bagus dan secara tidak langsung mereka tidak merestui kami, tapi entah kenapa keinginan itu tak dapat kubendung lagi aku berasa seperti diguna-guna oleh dia agar jatuh cinta padanya dan itu baru kusadari pada beberapa tahun kemudian pada saat membuka foto-foto pernikahan kami. Padahal kalo saja waktu bisa kuulangi lagi aku gak pernah ingin ketemu sama dia dan bahkan sampai menikah sama dia... gak mau sama sekali. Akhirnya hari pernikahan aku dengan Sophan pun tiba, miris sekali kuingat itu... pernikahan kami sangat sederhana sekali bahkan bangku untuk para tamu pun keluarga pinjam dari sekolahan dekat rumah. Kenapa seperti itu? Karena ayah sama sekali enggak merestui pernikahan kami dan kalo aku gak dinikahin sama Sophan aku mengancam akan bunuh diri. Tentu saja dengan sangat terpaksa ayah mengiyakan kemauanku itu setelah aku mengiris urat nadi ku beberapa kali.
Para tamu undangan dan keluarga telah siap menyambut calon suamiku didepan rumah. Dengan gaun pengantin berwarna putih kusambut calon suamiku dengan kedua orang tuaku di halaman rumah kami, senyumku mengembang namun tidak dengan ayah ibu yang memberikan senyum keterpaksaan karena telah melepaskan anak gadisnya ini. Aku tidak peduli, yang penting aku hari ini menikah dan aku bahagia dengan suamiku ini. Dan kemudian akad dan resepsi pernikahan kamipun dilaksanakan.
Hari-hari menjalani rumah tangga dengan dia aku tidak bahagia sama sekali. Dia sering melakukan kekerasan terhadapku seperti memukul dan bahkan menendangku sampai lebam. Tragisnya ketika aku kerumah ayah dan ibu luka-luka itu tidak kunjung sembuh, lalu kepaksa aku harus berbohong ketika ibu bertanya tentang luka-luka itu.
“kak, tangan kakak kenapa kok kayak biru-biru gitu?”
“eh, emh enggak kok mah ini kemarin Cuma abis jatoh aja mah gak apa-apa”
“yakin kak? Sini atuh mamah obatin”
“nanti biar kakak obatin sendiri aja mah”
“yaudah deh terserah kakak aja, yang pasti mamah agak ngeri gitu kak liatnya”
Aku Cuma bisa senyum aja mendengar mamah bicara seperti itu, biar urusan rumah tangga aku biar aku dan suami aja yang tau orang lain gak usah tau.
selamat malam, ijinkan ane menuliskan sebuah cerita disini. ini kisah sahabat ane sih sebenarnya yang dulu pernah diceritain ke ane pas nginep dikosannya.
semua tokoh yang ada dalam cerita dibuat anonim demi menjaga privasi yang punya kisah

oke happy reading

Part 1
Hai namaku Aiko, panggil aja aku Ai. Aku tahun ini berusia 26 tahun. Aku tinggal disebuah daerah di Karawang bersama kedua orang tuaku dan kedua adik perempuanku bernama Nia dan Putri. Oya, aku ini tidak memiliki keturunan Jepang sama sekali, ibuku bilang dulu waktu hamil aku ibu suka banget sama hal yang berbau Jepang apapun itu, sampai ibu bilang nanti anaknya juga mau dinamain nama orang Jepang juga dan kemudian lahirlah aku, Aiko.
Aku masih berusia 18 tahun pada saat menyelesaikan SMA. Kemudian aku berencana mendaftar kuliah keguruan di kota lain yang merupakan kampus favorit disana, namun semua itu hancur berantakan ketika pacarku Sophan, lelaki begajulan itu malah mengajakku untuk kabur saja dan tidak usah kekampus. Aku menuruti saja keinginan dia karena memang aku udah jatuh cinta banget sama dia.
Hari-hariku saat itu aku habiskan dengan dia dan kemana-mana dengan dia sampai aku dicari orang rumah karena beberapa hari tidak pulang dan memberi kabar kepada kedua orang tuaku. Akhirnya akku dijemput kedua orang tuaku dirumah saudara pacarku, yasudah akhirnya aku pulang ke Karawang untuk sementara waktu dan meninggalkan dia.sampai pada suatu saat aku berbicara kepada kedua orang tuaku bahwa aku ingin dan sangat ingin menikah dengan dia, padahal semua keluarga juga sudah tau dia lelaki yang tidak memiliki akhlak yang kurang bagus dan secara tidak langsung mereka tidak merestui kami, tapi entah kenapa keinginan itu tak dapat kubendung lagi aku berasa seperti diguna-guna oleh dia agar jatuh cinta padanya dan itu baru kusadari pada beberapa tahun kemudian pada saat membuka foto-foto pernikahan kami. Padahal kalo saja waktu bisa kuulangi lagi aku gak pernah ingin ketemu sama dia dan bahkan sampai menikah sama dia... gak mau sama sekali. Akhirnya hari pernikahan aku dengan Sophan pun tiba, miris sekali kuingat itu... pernikahan kami sangat sederhana sekali bahkan bangku untuk para tamu pun keluarga pinjam dari sekolahan dekat rumah. Kenapa seperti itu? Karena ayah sama sekali enggak merestui pernikahan kami dan kalo aku gak dinikahin sama Sophan aku mengancam akan bunuh diri. Tentu saja dengan sangat terpaksa ayah mengiyakan kemauanku itu setelah aku mengiris urat nadi ku beberapa kali.
Para tamu undangan dan keluarga telah siap menyambut calon suamiku didepan rumah. Dengan gaun pengantin berwarna putih kusambut calon suamiku dengan kedua orang tuaku di halaman rumah kami, senyumku mengembang namun tidak dengan ayah ibu yang memberikan senyum keterpaksaan karena telah melepaskan anak gadisnya ini. Aku tidak peduli, yang penting aku hari ini menikah dan aku bahagia dengan suamiku ini. Dan kemudian akad dan resepsi pernikahan kamipun dilaksanakan.
Hari-hari menjalani rumah tangga dengan dia aku tidak bahagia sama sekali. Dia sering melakukan kekerasan terhadapku seperti memukul dan bahkan menendangku sampai lebam. Tragisnya ketika aku kerumah ayah dan ibu luka-luka itu tidak kunjung sembuh, lalu kepaksa aku harus berbohong ketika ibu bertanya tentang luka-luka itu.
“kak, tangan kakak kenapa kok kayak biru-biru gitu?”
“eh, emh enggak kok mah ini kemarin Cuma abis jatoh aja mah gak apa-apa”
“yakin kak? Sini atuh mamah obatin”
“nanti biar kakak obatin sendiri aja mah”
“yaudah deh terserah kakak aja, yang pasti mamah agak ngeri gitu kak liatnya”
Aku Cuma bisa senyum aja mendengar mamah bicara seperti itu, biar urusan rumah tangga aku biar aku dan suami aja yang tau orang lain gak usah tau.


anasabila memberi reputasi
1
846
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan