- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Anda Bertanya Arkeolog Menjawab :: Seputar Candi
TS
sanggarx2
Anda Bertanya Arkeolog Menjawab :: Seputar Candi
Anda Bertanya Arkeolog Menjawab :: Seputar Candi
Spoiler for Intro:
Halo agan forsex semua,gimana kabaranya ? Sudah lama yah ane gak bikin trit disini hehehe,maklum sekarang ane sibuk kuliah.Bagi yang belum tahu dimana ane kuliah,ane kuliah di jurusan Arkeologi,UGM semester 2,jadi agak maba gitu.
Mungkin sebelumnya sudah adaa yang pernah membahasnya jadi ane minta maaf kalau repost.
Mungkin sebelumnya sudah adaa yang pernah membahasnya jadi ane minta maaf kalau repost.
Quote:
Sebagai kaskuser yang baik,ane ingin share ilmu2 yang ane dapetin sewaktu kuliah khususnya bab Candi.
Sesuai judul trit,ane bikin trit ini seperti dialog agar lebih mudah dipahami,begini gambarannya :
An : Anda
Ark : Arkeolog.
Oke langsung saja...
Sesuai judul trit,ane bikin trit ini seperti dialog agar lebih mudah dipahami,begini gambarannya :
An : Anda
Ark : Arkeolog.
Oke langsung saja...
Quote:
An :Sebenarnya apa yang dimaksud dengan candi ?
Ark: Menurut Pak Soekmono (dia salah satu maestro arkelogi di Indonesia gan),candi adalah tempat memuliakan orang2 yang sudah meninggal.Ini masih ada kaitannya dengan asal kata "candi" itu sendiri,yaitu "candika",nama lain dari Dewi Durga,dewi kematian.
namun masyarakat terkadang menggunakan istilah candi untuk menyebut bangunan peninggalan dari masa Hindu-Budha di Indonesia.Terkaadang juga digunakan untuk menyebut bangunan bersejarah agama Hindu-Budha di luar negeri seperti candi Angkor Wat di Kamboja dan candi Khajuraho di India.
Namun yang unik adalah dalam prasasti2 atau naskah2 kuno yang sudah ditemukan dan diterjemahkan,tidak ditemui istilah candi.Sebutan yang digunakan adalah Padharmaan,Dharma Haji,Dharma Lpas,Prasada,Bhavana,Vihara,Parahyangan,Pangastulan,Tirth,atau Patirthan.
Ark: Menurut Pak Soekmono (dia salah satu maestro arkelogi di Indonesia gan),candi adalah tempat memuliakan orang2 yang sudah meninggal.Ini masih ada kaitannya dengan asal kata "candi" itu sendiri,yaitu "candika",nama lain dari Dewi Durga,dewi kematian.
namun masyarakat terkadang menggunakan istilah candi untuk menyebut bangunan peninggalan dari masa Hindu-Budha di Indonesia.Terkaadang juga digunakan untuk menyebut bangunan bersejarah agama Hindu-Budha di luar negeri seperti candi Angkor Wat di Kamboja dan candi Khajuraho di India.
Namun yang unik adalah dalam prasasti2 atau naskah2 kuno yang sudah ditemukan dan diterjemahkan,tidak ditemui istilah candi.Sebutan yang digunakan adalah Padharmaan,Dharma Haji,Dharma Lpas,Prasada,Bhavana,Vihara,Parahyangan,Pangastulan,Tirth,atau Patirthan.
Quote:
An :Sejak kapan tradisi pembangunan candi masuk ke Nusantara?
Ark:Sebelum tradisi Hindu-Budha masuk ke Nusantara,tidak ada tradisi membangun bangunan dari batu.Jikapun ada,jumlahnya sedikit sekali.Ketika agama Hindu dan Budha masuk ke Nusantara,tempat pemujaan awalnya pun masih terbuat dari kayu.Kemudian digunakanlah batu sebagai bahan bangunan.Itupun masih berukuran kecil dan masih minim ornamen dan masih ada unsur Indianya.
Istimewanya candi di Nusantara menurut Bosch adalah dari segi teknis,mungkin tidak begitu mengagumkan,tapi dari segi seni,candi2 di Nusantara memiliki nilai yang tinggi.Hingga kini,bangunan candi tertua masih dilihat pada gugus candi Hindu di Dieng.
Ada sebuah teori yang mengatakan bahwa raja2 Nusantara mendatangkan arsitek langsung dari India untuk memebangun candi,tapi teori ini masih lemah karena tidak ditemukan candi bercorak India,misalnya penggunaan pilar.Kemudian munculah teori baru bahwa arsitek Indonesialah yang membangun candi dan mereka membangun candi sesuai yang tertera dalam kitab Silpasastra (kitab yang berisi kaidah pembangunan candi).
Ark:Sebelum tradisi Hindu-Budha masuk ke Nusantara,tidak ada tradisi membangun bangunan dari batu.Jikapun ada,jumlahnya sedikit sekali.Ketika agama Hindu dan Budha masuk ke Nusantara,tempat pemujaan awalnya pun masih terbuat dari kayu.Kemudian digunakanlah batu sebagai bahan bangunan.Itupun masih berukuran kecil dan masih minim ornamen dan masih ada unsur Indianya.
Istimewanya candi di Nusantara menurut Bosch adalah dari segi teknis,mungkin tidak begitu mengagumkan,tapi dari segi seni,candi2 di Nusantara memiliki nilai yang tinggi.Hingga kini,bangunan candi tertua masih dilihat pada gugus candi Hindu di Dieng.
Ada sebuah teori yang mengatakan bahwa raja2 Nusantara mendatangkan arsitek langsung dari India untuk memebangun candi,tapi teori ini masih lemah karena tidak ditemukan candi bercorak India,misalnya penggunaan pilar.Kemudian munculah teori baru bahwa arsitek Indonesialah yang membangun candi dan mereka membangun candi sesuai yang tertera dalam kitab Silpasastra (kitab yang berisi kaidah pembangunan candi).
Quote:
An :Sebenarnya apa sih latar belakang orang zaman dahulu dalam membangun candi ?
Ark:Latar belakang candi dibangun adalah untuk Memuliakan orang yang meninggal atau sering disebut dengan didharmakan.Biasanya yang didharmakan adalah orang penting seperti raja,bangsawan,atau agamawan.Dalam tradisi Hindu Budha tidak mengenal tradisi penguburan,yang ada adalah pembakaran mayat yang kemudian abunya dilarung ke laut sebagai simbol terpisahnya roh dari unsur keduniawian yang selanjutnya akan menyatu dengan dewa yang dulu menitis pada seorang raja (mirip dengan konsep Avatar).Setelah melalui berbagai upacara,barulah didirkan candi untuk mendharamakan raja.Untuk candi Budha,
Candi dibangun sebagai tempat pemujaan atau sebagai biara.Abu jenazah biasanya disimpan di stupa2 dekat candi.Ketika candi dibangun,tanah didirikanya sebuah candi dijadikan sebuah Sima atau tanah perdikan (tanah bebas pajak) melalui berbagai upacara.Penetapan Sima ini biasanya dicatat pada sebuah prasasti.Candi memiliki konsepsi yang jauh lebih rumit daripada bangunan2 pada masa kini,konsepsi sebuah candi meliputi :
1.Candi merupakan tiruan dari gunung suci,yaitu Mahameru dan Kailasa,jadi banyak sekali ornamen tumbuhan yang ada dalam sebuah candi.
2.Sebuah candi harus memiliki konsep geometri suci atau dalam tradisi India disebut Mandala.
3.Candi merupakan simbol dari rahim atau Grbagrha.
4.Candi merupakan pusat dari peziarahan.
5.Candi merupakan imitasi dari surga,makanya banyak relief bidadari pada sebuah candi.
6.Sebuah candi merupakan penghubung antara surga dengan bumi.
Denah Candi Borobudur yang melambangkan sebuah Mandala
Ark:Latar belakang candi dibangun adalah untuk Memuliakan orang yang meninggal atau sering disebut dengan didharmakan.Biasanya yang didharmakan adalah orang penting seperti raja,bangsawan,atau agamawan.Dalam tradisi Hindu Budha tidak mengenal tradisi penguburan,yang ada adalah pembakaran mayat yang kemudian abunya dilarung ke laut sebagai simbol terpisahnya roh dari unsur keduniawian yang selanjutnya akan menyatu dengan dewa yang dulu menitis pada seorang raja (mirip dengan konsep Avatar).Setelah melalui berbagai upacara,barulah didirkan candi untuk mendharamakan raja.Untuk candi Budha,
Candi dibangun sebagai tempat pemujaan atau sebagai biara.Abu jenazah biasanya disimpan di stupa2 dekat candi.Ketika candi dibangun,tanah didirikanya sebuah candi dijadikan sebuah Sima atau tanah perdikan (tanah bebas pajak) melalui berbagai upacara.Penetapan Sima ini biasanya dicatat pada sebuah prasasti.Candi memiliki konsepsi yang jauh lebih rumit daripada bangunan2 pada masa kini,konsepsi sebuah candi meliputi :
1.Candi merupakan tiruan dari gunung suci,yaitu Mahameru dan Kailasa,jadi banyak sekali ornamen tumbuhan yang ada dalam sebuah candi.
2.Sebuah candi harus memiliki konsep geometri suci atau dalam tradisi India disebut Mandala.
3.Candi merupakan simbol dari rahim atau Grbagrha.
4.Candi merupakan pusat dari peziarahan.
5.Candi merupakan imitasi dari surga,makanya banyak relief bidadari pada sebuah candi.
6.Sebuah candi merupakan penghubung antara surga dengan bumi.
Quote:
Denah Candi Borobudur yang melambangkan sebuah Mandala
Quote:
An :Saya masih bingungbagaimana orang2 zaman dahulu membangun sebuah candi ?
Ark:Bagaimana orang2 zaman dahulu membangun candi juga masih menjadi pertanyaan bagi arkeolog karena tidak ditemukan alat2 untuk membangun candi.Teknik membangun candi tergantung dari bahannya sendiri.Untuk batu,biasanya digunakan susunan batu yang saling mengunci seperti pada mainan lego.Sedangkan untuk batu bata,biasanya batu bata akan direkatkan dengan cara digosok gosokan menggunakan air.
Yang jelas,dalam membangun candi harus memerhatikan hal2 yang ada dalam ilmu Vastusastra atau Silpasastra. Ilmu ini berisi berbagai hal mulai dari pemilihan jenis tanah,cara pengujian tanah,pembuatan diagram,detail bangunan,hingga pembagian kerjanya.
Ark:Bagaimana orang2 zaman dahulu membangun candi juga masih menjadi pertanyaan bagi arkeolog karena tidak ditemukan alat2 untuk membangun candi.Teknik membangun candi tergantung dari bahannya sendiri.Untuk batu,biasanya digunakan susunan batu yang saling mengunci seperti pada mainan lego.Sedangkan untuk batu bata,biasanya batu bata akan direkatkan dengan cara digosok gosokan menggunakan air.
Yang jelas,dalam membangun candi harus memerhatikan hal2 yang ada dalam ilmu Vastusastra atau Silpasastra. Ilmu ini berisi berbagai hal mulai dari pemilihan jenis tanah,cara pengujian tanah,pembuatan diagram,detail bangunan,hingga pembagian kerjanya.
Quote:
An:Terus adakah pembagian kerja dalam membangun sebuah candi ?
Ark:Tentu ! sebuah tentu membutuhkan pembagian kerja agar bisa berdiri dengan baik termasuk candi.Adapun pembagian kerja meliputi:
1.Yajamana : Yajamana adalah orang yang memerintahkan dan mendanai pembangunan sebuah candi.
2.Acharya : Imam,atau pendeta yang memimpin upacara pembuatan candi.
3.Sthapati : Arsitek,dipilih oleh Acharya.
4.Sutrhagin:Surveyor,bertugas untuk menentukan tanah tempat akan dibangunnya candi.
5.Taksaka : Tugasnya menghias candi dengan relief2 dan membuat arca.
6.Vardhakin:Orang yang tugasnya mirip pekerja kasar,misalnya mengangkat batu,membuat perancah,atau menyusun candi.
Ark:Tentu ! sebuah tentu membutuhkan pembagian kerja agar bisa berdiri dengan baik termasuk candi.Adapun pembagian kerja meliputi:
1.Yajamana : Yajamana adalah orang yang memerintahkan dan mendanai pembangunan sebuah candi.
2.Acharya : Imam,atau pendeta yang memimpin upacara pembuatan candi.
3.Sthapati : Arsitek,dipilih oleh Acharya.
4.Sutrhagin:Surveyor,bertugas untuk menentukan tanah tempat akan dibangunnya candi.
5.Taksaka : Tugasnya menghias candi dengan relief2 dan membuat arca.
6.Vardhakin:Orang yang tugasnya mirip pekerja kasar,misalnya mengangkat batu,membuat perancah,atau menyusun candi.
Quote:
An :Seperti apa bentuk susunan pada sebuah candi ?
Ark:Susunan candi dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian yaitu:
1.Kaki candi merupakan bagian bawah candi. Bagian ini melambangkan dunia bawah atau bhurloka. Pada konsep Buddha disebut kamadhatu. Yaitu menggambarkan dunia hewan, alam makhluk halus seperti iblis, raksasa dan asura, serta tempat manusia biasa yang masih terikat nafsu rendah.
2.Tubuh candi adalah bagian tengah candi yang berbentuk kubus yang dianggap sebagai dunia antara atau bhuwarloka. Pada konsep Buddha disebut rupadhatu. Yaitu menggambarkan dunia tempat manusia suci yang berupaya mencapai pencerahan dan kesempurnaan batiniah.
3.Atap candi adalah bagian atas candi yang menjadi simbol dunia atas atau swarloka. Pada konsep Buddha disebut arupadhatu. Yaitu menggambarkan ranah surgawi tempat para dewa dan jiwa yang telah mencapai kesempurnaan bersemayam.
Pada dasarnya,candi merupakan tempat bertemunya surga,bumi,dan dunia bawah.Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah
Susunan candi Prambanan
An :Apa aja sih yang ada pada bagian dalam candi ?
Ark: Dalam konsepsi India,bagian dalam candi melambangkan rahim atau disebut juga Grbhagrha.Pada bagian dalam candi Hindu biasanya kita akan temukan lingga,yaitu batu yang melambangkan dewa Siwa.Selain lingga,kita juga akan menemukan arca dewa yang merupakan penjelmaan seorang raja.Lalu pada bagian dasar candi,terdapat sumuran yang berfungsi untuk menyimpan peripih,yaitu kotak yang digunakan untuk menyimpan abu,entah abu jenazah atau abu hewan,serta lempengan emas yang bertuliskan mantra2,lalu ada permata,kaca,atau cangkang kerang.Pada bagian atas ruangan,terdapat rongga kosong yang fungsinya diyakini sebagai tempat bersemayamnya rohnya dewa.
Lalu untuk candi Budha,kita akan dapatkan patung Budha serta pengiringnya.
Ark:Susunan candi dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian yaitu:
1.Kaki candi merupakan bagian bawah candi. Bagian ini melambangkan dunia bawah atau bhurloka. Pada konsep Buddha disebut kamadhatu. Yaitu menggambarkan dunia hewan, alam makhluk halus seperti iblis, raksasa dan asura, serta tempat manusia biasa yang masih terikat nafsu rendah.
2.Tubuh candi adalah bagian tengah candi yang berbentuk kubus yang dianggap sebagai dunia antara atau bhuwarloka. Pada konsep Buddha disebut rupadhatu. Yaitu menggambarkan dunia tempat manusia suci yang berupaya mencapai pencerahan dan kesempurnaan batiniah.
3.Atap candi adalah bagian atas candi yang menjadi simbol dunia atas atau swarloka. Pada konsep Buddha disebut arupadhatu. Yaitu menggambarkan ranah surgawi tempat para dewa dan jiwa yang telah mencapai kesempurnaan bersemayam.
Pada dasarnya,candi merupakan tempat bertemunya surga,bumi,dan dunia bawah.Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah
Quote:
Susunan candi Prambanan
An :Apa aja sih yang ada pada bagian dalam candi ?
Ark: Dalam konsepsi India,bagian dalam candi melambangkan rahim atau disebut juga Grbhagrha.Pada bagian dalam candi Hindu biasanya kita akan temukan lingga,yaitu batu yang melambangkan dewa Siwa.Selain lingga,kita juga akan menemukan arca dewa yang merupakan penjelmaan seorang raja.Lalu pada bagian dasar candi,terdapat sumuran yang berfungsi untuk menyimpan peripih,yaitu kotak yang digunakan untuk menyimpan abu,entah abu jenazah atau abu hewan,serta lempengan emas yang bertuliskan mantra2,lalu ada permata,kaca,atau cangkang kerang.Pada bagian atas ruangan,terdapat rongga kosong yang fungsinya diyakini sebagai tempat bersemayamnya rohnya dewa.
Lalu untuk candi Budha,kita akan dapatkan patung Budha serta pengiringnya.
Quote:
An :Terus apa sajakah yang ada pada bagian luar candi ?
Ark:Pada bagian luar candi terdapat relief2 yang menceritakan kisah tertentu.Pada candi Hindu,biasanya menceritakan kisah Mahabaratha atau Ramayana.Sedangkan pada candi Budha bisasanya menceritakan kisah perjalanan hidup sang Budha.Kemungkinan besar relief2 pada masa itu diberi warna,namun seiring zaman,warna2 tadi luntur.Ada juga antefix,yaitu hiasan segitiga pada bagian puncak dinding.Antefix dibuat untuk memberi kesan bangunan lebih tinggi daripada biasanya.Kemudia terdapat Jaladwara,yaitu semacam tempat pembuangan air hujan yang dihias sedemikian rupa.Selain itu,
masih terdapat kala makara.Kala adalah hiasan pada bagian atas pintu candi yang berbentuk seperti wajah Iblis atau raksaksa Kala.Adapun Makara adalah hiasan di kaki tangga candi,biasanya berbentuk hewan aneh.Kala Makara berfungsi untuk menakut nakuti roh jahat agar tidak masuk ke dalam candi.Kala sendiri adalah dewa waktu.Di Jawa Timur,kala digambarkan memiliki taring besar pada bagian atas dan bawah mulut,berbeda dengan di Jawa Tengah yang taringnya hanya pada bagian atas.Selain itu,terdapat pintu masuk candi yang dibedakan menjadi dua,yaitu candi bentar yang tidak memiliki atap,dan paduraksa yang memiliki
atap.
Ark:Pada bagian luar candi terdapat relief2 yang menceritakan kisah tertentu.Pada candi Hindu,biasanya menceritakan kisah Mahabaratha atau Ramayana.Sedangkan pada candi Budha bisasanya menceritakan kisah perjalanan hidup sang Budha.Kemungkinan besar relief2 pada masa itu diberi warna,namun seiring zaman,warna2 tadi luntur.Ada juga antefix,yaitu hiasan segitiga pada bagian puncak dinding.Antefix dibuat untuk memberi kesan bangunan lebih tinggi daripada biasanya.Kemudia terdapat Jaladwara,yaitu semacam tempat pembuangan air hujan yang dihias sedemikian rupa.Selain itu,
masih terdapat kala makara.Kala adalah hiasan pada bagian atas pintu candi yang berbentuk seperti wajah Iblis atau raksaksa Kala.Adapun Makara adalah hiasan di kaki tangga candi,biasanya berbentuk hewan aneh.Kala Makara berfungsi untuk menakut nakuti roh jahat agar tidak masuk ke dalam candi.Kala sendiri adalah dewa waktu.Di Jawa Timur,kala digambarkan memiliki taring besar pada bagian atas dan bawah mulut,berbeda dengan di Jawa Tengah yang taringnya hanya pada bagian atas.Selain itu,terdapat pintu masuk candi yang dibedakan menjadi dua,yaitu candi bentar yang tidak memiliki atap,dan paduraksa yang memiliki
atap.
Quote:
An :
Ark:Tata letak candi dibagi menjadi dua,yaitu secara konsentris,dan secara berurutan.Secara konsentris,posisi candi yang lebih besar dikelilingi oleh anak-anak candi yang lebih kecil (candi perwara),sehingga candi paling besar ada di tengah bangunan.Sistem ini dipengaruhi oleh tata letak mandala.Contohnya pada Candi Sewu dan Candi Prambanan.Secara paralel yaitu posisi candi perwara berada di depan candi induk. Ada yang disusun berurutan simetris, ada yang asimetris.
Ada juga pola denah memanjang ke belakang.Urutan pengunjung memasuki kawasan yang dianggap kurang suci berupa gerbang dan bangunan tambahan, sebelum memasuki kawasan tersuci tempat candi induk berdiri. Sistem ini merupakan sistem tata letak asli Nusantara yang memuliakan tempat yang tinggi, sehingga bangunan induk atau tersuci diletakkan paling tinggi di belakang mengikuti topografi alami ketinggian tanah tempat candi dibangun.Ada juga yang dibangun secara tersebar.
Contohnya pada Candi Sukuh dan Pura2 di Bali.Arah hadap sebuah candi tergantung dari konsepsi dari tata ruangnya,secara kosmologis,candi menghadap ke arah barat atau timur.Candi terkadang menghadap ke arah gunung tertentu yang dianggap suci atau disebut dengan Chtonis.
Oh ya,hampir semua bagian tengah candi tidak berada tepat pada tengah bangunan,kecuali sebuah candi di Ngemplak,Sleman Yogyakarta.
Denah Candi Sukuh yang memanjang ke belakang
Denaha Candi Prambanan yang konsentris
Ark:Tata letak candi dibagi menjadi dua,yaitu secara konsentris,dan secara berurutan.Secara konsentris,posisi candi yang lebih besar dikelilingi oleh anak-anak candi yang lebih kecil (candi perwara),sehingga candi paling besar ada di tengah bangunan.Sistem ini dipengaruhi oleh tata letak mandala.Contohnya pada Candi Sewu dan Candi Prambanan.Secara paralel yaitu posisi candi perwara berada di depan candi induk. Ada yang disusun berurutan simetris, ada yang asimetris.
Ada juga pola denah memanjang ke belakang.Urutan pengunjung memasuki kawasan yang dianggap kurang suci berupa gerbang dan bangunan tambahan, sebelum memasuki kawasan tersuci tempat candi induk berdiri. Sistem ini merupakan sistem tata letak asli Nusantara yang memuliakan tempat yang tinggi, sehingga bangunan induk atau tersuci diletakkan paling tinggi di belakang mengikuti topografi alami ketinggian tanah tempat candi dibangun.Ada juga yang dibangun secara tersebar.
Contohnya pada Candi Sukuh dan Pura2 di Bali.Arah hadap sebuah candi tergantung dari konsepsi dari tata ruangnya,secara kosmologis,candi menghadap ke arah barat atau timur.Candi terkadang menghadap ke arah gunung tertentu yang dianggap suci atau disebut dengan Chtonis.
Oh ya,hampir semua bagian tengah candi tidak berada tepat pada tengah bangunan,kecuali sebuah candi di Ngemplak,Sleman Yogyakarta.
Quote:
Denah Candi Sukuh yang memanjang ke belakang
Quote:
Denaha Candi Prambanan yang konsentris
Quote:
An :Terus dimanakah orang zaman dahulu memilih lokasi untuk membangun candi ?
Ark:Sesuai dengan kitab Silpasastra,masyarakat membangun candi berdekatan dengan air,jika tidak ditemukan air,maka akan dibuat sebuah kolam,karena air merupakan salah satu unsur upacara.Selain itu candi dibangun pada sebuah puncak gunung karena ada kepercayaan bahwa gunung merupakan tempat bersemayamnya dewa.Contoh candi yang dibangun di puncak gunung adalah candi yang ada di gunung Penanggunan.Jadi bikin candi itu gak asal2an kaya bangunan zaman sekarang.Semuanya ada konsepsinya.
Ark:Sesuai dengan kitab Silpasastra,masyarakat membangun candi berdekatan dengan air,jika tidak ditemukan air,maka akan dibuat sebuah kolam,karena air merupakan salah satu unsur upacara.Selain itu candi dibangun pada sebuah puncak gunung karena ada kepercayaan bahwa gunung merupakan tempat bersemayamnya dewa.Contoh candi yang dibangun di puncak gunung adalah candi yang ada di gunung Penanggunan.Jadi bikin candi itu gak asal2an kaya bangunan zaman sekarang.Semuanya ada konsepsinya.
Quote:
An :Selama ini saya membaca buku sejarah,disebutkan bahwa candi memiliki dua langgam,yaitu langgam Jawa Tengah dan langgam Jawa Timur.Apakah itu sudah benar ?
Ark:Hal itu sebenarnya sudah benar,tapi ada catatan bahwa ada candi berlanggam Jawa Tengah tapi ada di Jawa Timur seperti Candi Badut,di Jawa Tengah juga ada candi berlanggam Jawa Timur seperti candi Sukuh dan Candi Cetho.
Oleh pak Soekmono,akhirnya pembagian candi didasarkan bukan berdasarkan lokasinya,tapi berdasarkan masanya,yaitu Masa Klasik Awal dan Masa Klasik Akhir.
Ark:Hal itu sebenarnya sudah benar,tapi ada catatan bahwa ada candi berlanggam Jawa Tengah tapi ada di Jawa Timur seperti Candi Badut,di Jawa Tengah juga ada candi berlanggam Jawa Timur seperti candi Sukuh dan Candi Cetho.
Oleh pak Soekmono,akhirnya pembagian candi didasarkan bukan berdasarkan lokasinya,tapi berdasarkan masanya,yaitu Masa Klasik Awal dan Masa Klasik Akhir.
Quote:
An :Ada berapa candi dari ukuran, kerumitan, dan kemegahannya ?
Ark:Candi dibagi menjadi 3 berdasarkan dari ukuran, kerumitan, dan kemegahannya candi yaitu :
1.Candi Kerajaan, yaitu candi yang digunakan oleh seluruh warga kerajaan, tempat digelarnya upacara-upacara keagamaan penting kerajaan. Candi kerajaan biasanya dibangun mewah, besar, dan luas. Contoh: Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Sewu, dan Candi Panataran.
2.Candi Wanua atau Watak, yaitu candi yang digunakan oleh masyarakat pada daerah atau desa tertentu pada suatu kerajaan. Candi ini biasanya kecil dan hanya bangunan tunggal yang tidak berkelompok. Contoh: candi yang berasal dari masa Majapahit, Candi Sanggrahan di Tulung Agung, Candi Gebang di Yogyakarta, dan Candi Pringapus.
3.Candi Pribadi, yaitu candi yang digunakan untuk mendharmakan seorang tokoh, dapat dikatakan memiliki fungsi mirip makam. Contoh: Candi Kidal (pendharmaan Anusapati, raja Singhasari), candi Jajaghu (Pendharmaan Wisnuwardhana, raja Singhasari), Candi Rimbi (pendharmaan Tribhuwana Wijayatunggadewi, ibu Hayam Wuruk), Candi Tegowangi (pendharmaan Bhre Matahun), dan Candi Surawana (pendharmaan Bhre Wengker).
Ark:Candi dibagi menjadi 3 berdasarkan dari ukuran, kerumitan, dan kemegahannya candi yaitu :
1.Candi Kerajaan, yaitu candi yang digunakan oleh seluruh warga kerajaan, tempat digelarnya upacara-upacara keagamaan penting kerajaan. Candi kerajaan biasanya dibangun mewah, besar, dan luas. Contoh: Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Sewu, dan Candi Panataran.
2.Candi Wanua atau Watak, yaitu candi yang digunakan oleh masyarakat pada daerah atau desa tertentu pada suatu kerajaan. Candi ini biasanya kecil dan hanya bangunan tunggal yang tidak berkelompok. Contoh: candi yang berasal dari masa Majapahit, Candi Sanggrahan di Tulung Agung, Candi Gebang di Yogyakarta, dan Candi Pringapus.
3.Candi Pribadi, yaitu candi yang digunakan untuk mendharmakan seorang tokoh, dapat dikatakan memiliki fungsi mirip makam. Contoh: Candi Kidal (pendharmaan Anusapati, raja Singhasari), candi Jajaghu (Pendharmaan Wisnuwardhana, raja Singhasari), Candi Rimbi (pendharmaan Tribhuwana Wijayatunggadewi, ibu Hayam Wuruk), Candi Tegowangi (pendharmaan Bhre Matahun), dan Candi Surawana (pendharmaan Bhre Wengker).
Quote:
An :Terus apa saja fungsi dari sebuah candi ?
Ark:Macam2,mulai dari :
1.Candi Pemujaan: candi Hindu yang paling umum, dibangun untuk memuja dewa, dewi, atau bodhisatwa tertentu, contoh: candi Prambanan, candi Canggal, candi Sambisari, dan candi Ijo yang menyimpan lingga dan dipersembahkan utamanya untuk Siwa, candi Kalasan dibangun untuk memuliakan Dewi Tara, sedangkan candi Sewu untuk memuja Manjusri.
2.Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha atau menyimpan relik buddhis, atau sarana ziarah agama Buddha. Secara tradisional stupa digunakan untuk menyimpan relikui buddhis seperti abu jenazah, kerangka, potongan kuku, rambut, atau gigi yang dipercaya milik Buddha Gautama, atau bhiksu Buddha terkemuka, atau keluarga kerajaan penganut Buddha. Beberapa stupa lainnya dibangun sebagai sarana ziarah dan ritual, contoh: candi Borobudur, candi Sumberawan, dan candi Muara Takus
3.Candi Pedharmaan: sama dengan kategori candi pribadi, yakni candi yang dibangun untuk memuliakan arwah raja atau tokoh penting yang telah meninggal. Candi ini kadang berfungsi sebagai candi pemujaan juga karena arwah raja yang telah meninggal seringkali dianggap bersatu dengan dewa perwujudannya, contoh: candi Belahan tempat Airlangga dicandikan, arca perwujudannya adalah sebagai Wishnu menunggang Garuda. Candi Simping di Blitar, tempat Raden Wijaya didharmakan sebagai dewa Harihara.
4.Candi Pertapaan: didirikan di lereng-lereng gunung tempat bertapa, contoh: candi-candi di lereng Gunung Penanggungan, kelompok candi Dieng dan candi Gedong Songo, serta Candi Liyangan di lereng timur Gunung Sundoro, diduga selain berfungsi sebagai pemujaan, juga merupakan tempat pertapaan sekaligus situs permukiman.
5.Candi Wihara: didirikan untuk tempat para biksu atau pendeta tinggal dan bersemadi, candi seperti ini memiliki fungsi sebagai permukiman atau asrama, contoh: candi Sari dan Plaosan
6.Candi Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contoh: gerbang di kompleks Ratu Boko, Bajang Ratu, Wringin Lawang, dan candi Plumbangan.
7.Candi Petirtaan: didirikan didekat sumber air atau di tengah kolam dan fungsinya sebagai pemandian, contoh: Petirtaan Belahan, Jalatunda, dan candi Tikus
Ark:Macam2,mulai dari :
1.Candi Pemujaan: candi Hindu yang paling umum, dibangun untuk memuja dewa, dewi, atau bodhisatwa tertentu, contoh: candi Prambanan, candi Canggal, candi Sambisari, dan candi Ijo yang menyimpan lingga dan dipersembahkan utamanya untuk Siwa, candi Kalasan dibangun untuk memuliakan Dewi Tara, sedangkan candi Sewu untuk memuja Manjusri.
2.Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha atau menyimpan relik buddhis, atau sarana ziarah agama Buddha. Secara tradisional stupa digunakan untuk menyimpan relikui buddhis seperti abu jenazah, kerangka, potongan kuku, rambut, atau gigi yang dipercaya milik Buddha Gautama, atau bhiksu Buddha terkemuka, atau keluarga kerajaan penganut Buddha. Beberapa stupa lainnya dibangun sebagai sarana ziarah dan ritual, contoh: candi Borobudur, candi Sumberawan, dan candi Muara Takus
3.Candi Pedharmaan: sama dengan kategori candi pribadi, yakni candi yang dibangun untuk memuliakan arwah raja atau tokoh penting yang telah meninggal. Candi ini kadang berfungsi sebagai candi pemujaan juga karena arwah raja yang telah meninggal seringkali dianggap bersatu dengan dewa perwujudannya, contoh: candi Belahan tempat Airlangga dicandikan, arca perwujudannya adalah sebagai Wishnu menunggang Garuda. Candi Simping di Blitar, tempat Raden Wijaya didharmakan sebagai dewa Harihara.
4.Candi Pertapaan: didirikan di lereng-lereng gunung tempat bertapa, contoh: candi-candi di lereng Gunung Penanggungan, kelompok candi Dieng dan candi Gedong Songo, serta Candi Liyangan di lereng timur Gunung Sundoro, diduga selain berfungsi sebagai pemujaan, juga merupakan tempat pertapaan sekaligus situs permukiman.
5.Candi Wihara: didirikan untuk tempat para biksu atau pendeta tinggal dan bersemadi, candi seperti ini memiliki fungsi sebagai permukiman atau asrama, contoh: candi Sari dan Plaosan
6.Candi Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contoh: gerbang di kompleks Ratu Boko, Bajang Ratu, Wringin Lawang, dan candi Plumbangan.
7.Candi Petirtaan: didirikan didekat sumber air atau di tengah kolam dan fungsinya sebagai pemandian, contoh: Petirtaan Belahan, Jalatunda, dan candi Tikus
Quote:
An :Terakhir,apa saja bahan untuk membangun candi ?
Ark:Ada bermacam2 bahan yang digunakan untuk membangun sebuah candi,antara lain :
1. Batu andesit, batu bekuan vulkanik yang ditatah membentuk kotak-kotak yang saling kunci. Batu andesit bahan candi harus dibedakan dari batu kali. Batu kali meskipun mirip andesit tapi keras dan mudah pecah jika ditatah (sukar dibentuk). Batu andesit yang cocok untuk candi adalah yang terpendam di dalam tanah sehingga harus ditambang di tebing bukit.
2.Batu putih (tuff), batu endapan piroklastik berwarna putih, digunakan di Candi Pembakaran di kompleks Ratu Boko. Bahan batu putih ini juga ditemukan dijadikan sebagai bahan isi candi, dimana bagian luarnya dilapis batu andesit
3.Bata merah, dicetak dari lempung tanah merah yang dikeringkan dan dibakar. Candi Majapahit dan Sumatera banyak menggunakan bata merah.
4.Stuko (stucco), yaitu bahan semacam beton dari tumbukan batu dan pasir. Bahan stuko ditemukan di percandian Batu Jaya.
5.Bajralepa (vajralepa), yaitu bahan lepa pelapis dinding candi semacam plaster putih kekuningan untuk memperhalus dan memperindah sekaligus untuk melindungi dinding dari kerusakan. Bajralepa dibuat dari campuran pasir vulkanik dan kapur halus. Konon campuran bahan lain juga digunakan seperti getah tumbuhan, putih telur, dan lain-lain. Bekas-bekas bajralepa ditemukan di candi Sari dan candi Kalasan. Kini pelapis bajralepa telah banyak yang mengelupas.
6.Kayu, beberapa candi diduga terbuat dari kayu atau memiliki komponen kayu. Candi kayu serupa dengan Pura Bali yang ditemukan kini. Beberapa candi tertinggal hanya batu umpak atau batur landasannya saja yang terbuat dari batu andesit atau bata, sedangkan atasnya yang terbuat dari bahan organik kayu telah lama musnah. Beberapa dasar batur di Trowulan Majapahit disebut candi, meskipun sesungguhnya merupakan landasan pendopo yang bertiang kayu. Candi Sambisari dan candi Kimpulan memiliki umpak yang diduga candi induknya dinaungi bangunan atap kayu. Beberapa candi seperti Candi Sari dan Candi Plaosan memiliki komponen kayu karena pada struktur batu ditemukan bekas lubang-lubang untuk meletakkan kayu gelagar penyangga lantai atas, serta lubang untuk menyisipkan daun pintu dan jeruji jendela.
Ark:Ada bermacam2 bahan yang digunakan untuk membangun sebuah candi,antara lain :
1. Batu andesit, batu bekuan vulkanik yang ditatah membentuk kotak-kotak yang saling kunci. Batu andesit bahan candi harus dibedakan dari batu kali. Batu kali meskipun mirip andesit tapi keras dan mudah pecah jika ditatah (sukar dibentuk). Batu andesit yang cocok untuk candi adalah yang terpendam di dalam tanah sehingga harus ditambang di tebing bukit.
2.Batu putih (tuff), batu endapan piroklastik berwarna putih, digunakan di Candi Pembakaran di kompleks Ratu Boko. Bahan batu putih ini juga ditemukan dijadikan sebagai bahan isi candi, dimana bagian luarnya dilapis batu andesit
3.Bata merah, dicetak dari lempung tanah merah yang dikeringkan dan dibakar. Candi Majapahit dan Sumatera banyak menggunakan bata merah.
4.Stuko (stucco), yaitu bahan semacam beton dari tumbukan batu dan pasir. Bahan stuko ditemukan di percandian Batu Jaya.
5.Bajralepa (vajralepa), yaitu bahan lepa pelapis dinding candi semacam plaster putih kekuningan untuk memperhalus dan memperindah sekaligus untuk melindungi dinding dari kerusakan. Bajralepa dibuat dari campuran pasir vulkanik dan kapur halus. Konon campuran bahan lain juga digunakan seperti getah tumbuhan, putih telur, dan lain-lain. Bekas-bekas bajralepa ditemukan di candi Sari dan candi Kalasan. Kini pelapis bajralepa telah banyak yang mengelupas.
6.Kayu, beberapa candi diduga terbuat dari kayu atau memiliki komponen kayu. Candi kayu serupa dengan Pura Bali yang ditemukan kini. Beberapa candi tertinggal hanya batu umpak atau batur landasannya saja yang terbuat dari batu andesit atau bata, sedangkan atasnya yang terbuat dari bahan organik kayu telah lama musnah. Beberapa dasar batur di Trowulan Majapahit disebut candi, meskipun sesungguhnya merupakan landasan pendopo yang bertiang kayu. Candi Sambisari dan candi Kimpulan memiliki umpak yang diduga candi induknya dinaungi bangunan atap kayu. Beberapa candi seperti Candi Sari dan Candi Plaosan memiliki komponen kayu karena pada struktur batu ditemukan bekas lubang-lubang untuk meletakkan kayu gelagar penyangga lantai atas, serta lubang untuk menyisipkan daun pintu dan jeruji jendela.
Quote:
An :Oh ya saya hampir lupa,bagaimanakah seorang arkeolog memperlakukan sebuah candi ?
Ark:Pertanyaan yang sudah saya tunggu sejak awal,jadi begini seorang arkeolog memperlakukan sebuah candi sesuai dengan kode etik ilmu arkeologi.Jadi sebuah candi harus berdiri di tempatnya ditemukan (selama tidak ada proses tafonomi) dan jika harus disusun harus menggunakan batu aslinya.Jika candi benar2 runtuh dan batu aslinya belum ditemukan,maka bisa diganti dengan batu baru,tapi harus diberi tanda.Tujuannya jika batu aslinya ditemukan kembali,maka batu baru bisa diganti dengan batu asli.Jika anda melihat pada candi Prambanan ada beberapa batu yang tidak memiliki reliefnya dan berbeda sendiri,maka itu termasuk batu baru.
Karena apa ?Ketika batu baru diberi relief,maka akan menghilangkan kesan otentiknya.Pak Soekmono pernah memberi catatan ketika candi Prambanan akan direkonstruksi kembali bahwa Candi boleh dibangun kembali,asalkan batu baru tidak boleh lebih dari 30 % dari batu lama.Pak Soekmono sendiri lebih suka candi dibiarkan runtuh karena menambahkan kesan eksostisnya.Sama halnya pemerintah Kamboja membiarkan Candi Angkor Thom ditutupi semak belukar dan runtuh agar terlihat eksotis.
Ark:Pertanyaan yang sudah saya tunggu sejak awal,jadi begini seorang arkeolog memperlakukan sebuah candi sesuai dengan kode etik ilmu arkeologi.Jadi sebuah candi harus berdiri di tempatnya ditemukan (selama tidak ada proses tafonomi) dan jika harus disusun harus menggunakan batu aslinya.Jika candi benar2 runtuh dan batu aslinya belum ditemukan,maka bisa diganti dengan batu baru,tapi harus diberi tanda.Tujuannya jika batu aslinya ditemukan kembali,maka batu baru bisa diganti dengan batu asli.Jika anda melihat pada candi Prambanan ada beberapa batu yang tidak memiliki reliefnya dan berbeda sendiri,maka itu termasuk batu baru.
Karena apa ?Ketika batu baru diberi relief,maka akan menghilangkan kesan otentiknya.Pak Soekmono pernah memberi catatan ketika candi Prambanan akan direkonstruksi kembali bahwa Candi boleh dibangun kembali,asalkan batu baru tidak boleh lebih dari 30 % dari batu lama.Pak Soekmono sendiri lebih suka candi dibiarkan runtuh karena menambahkan kesan eksostisnya.Sama halnya pemerintah Kamboja membiarkan Candi Angkor Thom ditutupi semak belukar dan runtuh agar terlihat eksotis.
Quote:
Sekedara tambahan :
Antefiks,hanya berfungsi sebagai hiasan
Lingga Yoni,simbol dari kesuburan
Jaladwara,fungsinya seperti saluran pembuangan air pada masa sekarang.
Stupa,susunan batu yang berbentuk setenga lingkaran yang berfungsi untuk menyimpan relik atau abu.
Antefiks,hanya berfungsi sebagai hiasan
Lingga Yoni,simbol dari kesuburan
Jaladwara,fungsinya seperti saluran pembuangan air pada masa sekarang.
Stupa,susunan batu yang berbentuk setenga lingkaran yang berfungsi untuk menyimpan relik atau abu.
Quote:
Sumber :
Soekmono, 1974. Candi Fungsi dan Pengertiannya, UI Press.
George Michell,Hindhu Art & Architecture
Soekmono, 1974. Candi Fungsi dan Pengertiannya, UI Press.
George Michell,Hindhu Art & Architecture
Quote:
Sekian trid ane,mohon maaf kalau gambarnya kurang,soalnya inet ane lemot,nanti ane tambahin kalau inetnya bagus.Silahkan jika ada yang ingin menambahakan atau bertanya.
0
28.3K
Kutip
86
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan