Semua yang kumiliki tak pernah berarti. Entah kenapa rasa ini menghampiri. Walau sudah bertahun-tahun hidup di dunia. Aku masih juga tak mengerti.

Ku pandangi jendela di pagi hari. Di lantai 2, di rumahku yang bercat putih berhias halaman dan taman bunga. Air hujan mengguyur bumi. Satu jam pun telah lalu semenjak aku bangun, tak ada yang kupikirkan selain diriku sendiri.

“Siapakah diriku ?”

Bagai rotasi bumi, pertanyaan itu selalu berputar di kepalaku, dan jawabanya pun bagai misteri kematian temanku, tak pernah terjawab.

Segera aku berbalik berjalan menuju cermin terdekat, kupandangi wajahku. Rambut panjang terurai, bibir merah merona, dan tatapan tajam mataku. Lalu aku membuka laci meja riasku. Mencari sebuah benda yang selalu melengkapi pekerjaanku.

SIG P250. Pistol semi-otomatis ini sedang kurahkan ke kepalaku.
…………………………….