- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Amanda Chong, Tidak Menyerah Meski Tak Bisa Melihat


TS
jiinzo
Kisah Amanda Chong, Tidak Menyerah Meski Tak Bisa Melihat




Spoiler for no repsol:

Quote:
Singapura, Dalam hidup selalu ada pilihan untuk menyerah atau untuk bertahan di tengah keterbatasan dan serentetan masalah. Amanda Chong memilih untuk bertahan dan tetap menjalani hidup dengan antusiasmenya meskipun dia kehilangan penglihatan. Kisah Amanda lagi-lagi menjadi tamparan keras bagi mereka yang memiliki kesempurnaan fisik tapi memilih untuk menyerah pada kemalasan.

Quote:
Seperti dikutip Asia One, Jumat (7/3/2014), Amanda mempunyai katarak bawaan yang diidapnya sejak lahir. Pada usia 6 tahun, penyakitnya berkembang menjadi glaukoma sekunder. Saat usianya 9 tahun, Amanda harus menghadapi kenyataan bahwa mata kanannya sudah tidak berfungsi lagi setelah ia melakukan operasi pelepasan retina. Tidak hanya itu saja, Amanda juga harus kehilangan penglihatan mata kirinya saat duduk di bangku SMP.
Amanda bercerita bahwa penglihatan mata kirinya ikut menghilang sesaat setelah ia merasa pusing di sekolah. Dokter yang menangani Amanda mengatakan bahwa hal tersebut merupakan efek dari perawatan terhadap mata kanannya yang sudah lebih dulu hilang penglihatannya. Akhirnya penglihatan mata kiri Amanda juga hilang dan tidak pernah kembali lagi.
Amanda mengaku ia merasa trauma atas kejadian yang telah menimpanya. Kendati demikian, Amanda tidak membiarkan keterbatasannya membuat kegiatan belajarnya berantakan. Amanda terus berusaha berjuang untuk kegiatan belajarnya. Perjuangannya pun terbayar karena ia secara mengejutkan berhasil mendapat nilai yang tinggi pada tingkatnya.
Saat ini, Amanda hanya mampu melihat cahaya dan bayangan saja. Dia harus belajar berjalan dengan menggunakan tongkat. Karena harus bolak-balik rumah sakit, Amanda pun harus menghabiskan waktu satu tahun tambahan untuk bisa mencapai tingkat universitas.
"Pada awalnya, hal ini sangat menyedihkan buat saya. Tapi dengan dukungan yang saya dapatkan dari banyak orang, saya pun bisa bangkit lagi. Mereka telah melakukan banyak hal untuk mendukung saya, sehingga saya tidak ingin membuat mereka sedih," ujar Amanda.
Dalam proses belajarnya, Amanda menggunakan metode yang inovatif. Ia menggunakan wikki stix (tongkat berwarna-warni yang digunakan anak-anak untuk belajar) untuk membuat grafik dan diagram di dalam kelas matematika dan kelas ekonomi. Selain itu, ia menggunakan audio dan mendengarkannya sebagai bahan bacaan. Sebelum jam belajar dimulai, guru-guru Amanda mengirimkannya e-mail, di mana Amanda membaca e-mail tersebut menggunakan software komputer canggih yang mampu membacakan teks di dalam kompute
"Dia (Amanda) mempunyai memori yang sangat bagus dan mudah untuk mengajarnya," tutur Chew Siao Chean, guru matematika Amanda.
Senada dengan Chew Siao Chean, Yap Chern, guru bahasanya, menuturkan bahwa Amanda sangat mandiri dalam belajar dan tidak bergantung kepada orang lain.
Dengan keterbatasan yang ia miliki, Amanda selalu mencoba untuk membuat hidupnya layaknya manusia normal. Amanda mendengarkan audio books untuk menambah pengetahuannya. Ia pun gemar berenang dan bermain piano.
"Hal ini awalnya memang sulit, tapi saya tidak ingin keterbatasan saya membatasai kemampuan saya," ujar Amanda yang ingin melanjutkan kuliahnya di Jurusan Seni Universitas Singapura.
Amanda bercerita bahwa penglihatan mata kirinya ikut menghilang sesaat setelah ia merasa pusing di sekolah. Dokter yang menangani Amanda mengatakan bahwa hal tersebut merupakan efek dari perawatan terhadap mata kanannya yang sudah lebih dulu hilang penglihatannya. Akhirnya penglihatan mata kiri Amanda juga hilang dan tidak pernah kembali lagi.
Amanda mengaku ia merasa trauma atas kejadian yang telah menimpanya. Kendati demikian, Amanda tidak membiarkan keterbatasannya membuat kegiatan belajarnya berantakan. Amanda terus berusaha berjuang untuk kegiatan belajarnya. Perjuangannya pun terbayar karena ia secara mengejutkan berhasil mendapat nilai yang tinggi pada tingkatnya.
Saat ini, Amanda hanya mampu melihat cahaya dan bayangan saja. Dia harus belajar berjalan dengan menggunakan tongkat. Karena harus bolak-balik rumah sakit, Amanda pun harus menghabiskan waktu satu tahun tambahan untuk bisa mencapai tingkat universitas.
"Pada awalnya, hal ini sangat menyedihkan buat saya. Tapi dengan dukungan yang saya dapatkan dari banyak orang, saya pun bisa bangkit lagi. Mereka telah melakukan banyak hal untuk mendukung saya, sehingga saya tidak ingin membuat mereka sedih," ujar Amanda.
Dalam proses belajarnya, Amanda menggunakan metode yang inovatif. Ia menggunakan wikki stix (tongkat berwarna-warni yang digunakan anak-anak untuk belajar) untuk membuat grafik dan diagram di dalam kelas matematika dan kelas ekonomi. Selain itu, ia menggunakan audio dan mendengarkannya sebagai bahan bacaan. Sebelum jam belajar dimulai, guru-guru Amanda mengirimkannya e-mail, di mana Amanda membaca e-mail tersebut menggunakan software komputer canggih yang mampu membacakan teks di dalam kompute
"Dia (Amanda) mempunyai memori yang sangat bagus dan mudah untuk mengajarnya," tutur Chew Siao Chean, guru matematika Amanda.
Senada dengan Chew Siao Chean, Yap Chern, guru bahasanya, menuturkan bahwa Amanda sangat mandiri dalam belajar dan tidak bergantung kepada orang lain.
Dengan keterbatasan yang ia miliki, Amanda selalu mencoba untuk membuat hidupnya layaknya manusia normal. Amanda mendengarkan audio books untuk menambah pengetahuannya. Ia pun gemar berenang dan bermain piano.
"Hal ini awalnya memang sulit, tapi saya tidak ingin keterbatasan saya membatasai kemampuan saya," ujar Amanda yang ingin melanjutkan kuliahnya di Jurusan Seni Universitas Singapura.
Quote:
kalo jadi silent rider jangan lupa
yang udah ISO lempar
yah .. Haus nih
tpi jangan 




Spoiler for sumber:
Quote:
Semua Cobaan yang diberikan oleh tuhan pasti ada hikmah dibaliknya

0
952
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan