- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jejak-jejak Politik sang Profesor Rhoma


TS
jerryrio
Jejak-jejak Politik sang Profesor Rhoma
Jumat, 07/03/2014 12:05 WIB
Profesor Rhoma Luncurkan Buku
Jejak-jejak Politik sang Profesor Rhoma

Jakarta - Sebuah kejutan terjadi di Jakarta pada pemilihan umum 1977. Untuk pertama kalinya saat itu di Ibu Kota perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan mengalahkan Golongan Karya. Padahal biasanya partai beringin selalu berkuasa.
Prestasi partai berlogo Kabah itu kembali terulang pada pemilu 1982. Golkar tak mampu membendung suara PPP. Salah satu kunci sukses PPP meraup suara tertinggi di Jakarta adalah masuknya Raden Haji Oma Irama sebagai juru kampanye partai.
Meski hanya mengaku simpatisan atau pendukung dan bukan anggota partai, namun sejak tahun 1977 kehidupan Rhoma Irama sudah banyak bersinggungan dengan politik. Berikut ini perjalan politik sang 'Satria Bergitar'.
Juru Kampanye PPP
Suatu hari di tahun 1977, Rhoma datang menemui Ketua Umum PPP J Naro. Rhoma meminta izin untuk numpang jihad di partai berazaskan Islam itu. Niat Rhoma ini sempat ditentang oleh sang Ibu karena ayahnya adalah purnawirawan Angkatan Bersenjata RI kini Tentara Nasional Indonesia.
Kepada sang Ibu Rhoma meyakinkan bahwa, “PPP partai yang berjuang untuk Islam. Kalau tidak berjuang, mubazir hidup ini,” kata Rhoma seperti dikutip detikcom dari buku 'Rhoma Irama: Politik Dakwah dalam Nada' yang diluncurkan hari ini, Jumat (7/3) di Jakarta.
Tekad Rhoma ini juga dipicu oleh sikap pemerintah Orde Baru yang tidak kooperatif dengan Islam. Dua kali Pemilu yakni tahun 1977 dan 1982 Rhoma menjadi juru kampanye andalan PPP. Tak hanya berpidato, dia juga menyiapkan sejumlah atribut kampanye seperti topi, kaus dan pamflet.
“Meskipun Rhoma masuk PPP tapi dia tak dibayar, tetapi justru Rhoma yang membayar,” tulis Moh. Shofan dalam bukunya, 'Rhoma Irama: Politik Dakwah dalam Nada' yang diluncurkan hari ini Jumat (7/3) di Jakarta.
Mundur dari Politik
Tahun 1987 pemerintah Orde Baru mewajibkan semua partai di Indonesia menggunakan azas tunggal Pancasila. PPP yang awalnya berazaskan Islam pun terpaksa mengikuti kebijakan pemerintah ini.
Kondisi ini memaksa Rhoma meninggalkan PPP karena dia merasa tidak bisa memperjuangan lagi Islam di partai ini. Sejak itu dia tak mau lagi menjadi juru kampanye partai berlambang Kabah itu.
Mendukung Golongan Karya
Sejumlah kebijakan Presiden Soeharto yang juga Ketua Dewan Pembina Golongan Karya berhasil memikat Rhoma. Sang Satria Bergitar melihat bahwa Golkar yang awalnya sangat Islamophobia kini mulai mendukung Islam.
Maka sejak tahun 1997 Rhoma berbalik mendukung� Golkar. Keputusan ini membuat marah sejumlah kader Partai Persatuan Pembangunan. Bahkan beberapa pendukung sempat marah dan membakar foto Rhoma Irama.
Tak hanya kader tingkat bawah, beberapa petinggi PPP juga dibuat kesal dengan kepindahan Rhoma ini. Bahkan mereka menyebut Rhoma sebagai politisi 'Kutu Loncat'.
Berbeda dengan saat di PPP yang hanya sebagai partisan, di Partai Golkar Rhoma menjadi kader. Dia juga diajukan sebagai calon anggota legislatif.� Tahun itu juga Rhoma menjadi anggota Komisi Agama di Dewan Perwakilan Rakyat.
Mundur lagi dari Politik
Pada 23 November 1998 Rhoma mundur dari anggota DPR. Dia juga mundur dari Partai Golkar. Langkah ini dia ambil setelah terjadi gelombang reformasi yang berujung pada mundurnya penguasa orde baru Presiden Soeharto.
Rhoma mengaku prihatin dengan kenyataan bahwa umat Islam di Indonesia terkotak-kotak. Semua tokoh Islam terpecah sehingga dia merasa perlu mengambil posisi netral agar bisa menyatukan umat.
Calon Presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa
Lima belas tahun absen dari kancah politik, tahun ini Rhoma Irama berniat maju sebagai calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa. Posko pemenangan Rhoma sudah didirikan. Sejumlah spanduk dan pamflet pun mulai disebar.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan selain Rhoma, partainya juga mengajukan nama Jusuf Kalla dan Mahfud Md sebagai calon presiden.
Menurut Muhaimin, PKB telah memiliki mekanisme pemilihan capres. PKB pun menyiapkan survei internal untuk menentukan satu diantara tiga tokoh ini. "Biasanya kalau elektabilitas melalui survei, kedua nanti akan dilakukan koalisi, ketiga rapat partai," kata Muhaimin.
sumber
Boleh juga nih sebagai alternative jika yang lain sudah tidak bisa di percaya
Profesor Rhoma Luncurkan Buku
Jejak-jejak Politik sang Profesor Rhoma

Jakarta - Sebuah kejutan terjadi di Jakarta pada pemilihan umum 1977. Untuk pertama kalinya saat itu di Ibu Kota perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan mengalahkan Golongan Karya. Padahal biasanya partai beringin selalu berkuasa.
Prestasi partai berlogo Kabah itu kembali terulang pada pemilu 1982. Golkar tak mampu membendung suara PPP. Salah satu kunci sukses PPP meraup suara tertinggi di Jakarta adalah masuknya Raden Haji Oma Irama sebagai juru kampanye partai.
Meski hanya mengaku simpatisan atau pendukung dan bukan anggota partai, namun sejak tahun 1977 kehidupan Rhoma Irama sudah banyak bersinggungan dengan politik. Berikut ini perjalan politik sang 'Satria Bergitar'.
Juru Kampanye PPP
Suatu hari di tahun 1977, Rhoma datang menemui Ketua Umum PPP J Naro. Rhoma meminta izin untuk numpang jihad di partai berazaskan Islam itu. Niat Rhoma ini sempat ditentang oleh sang Ibu karena ayahnya adalah purnawirawan Angkatan Bersenjata RI kini Tentara Nasional Indonesia.
Kepada sang Ibu Rhoma meyakinkan bahwa, “PPP partai yang berjuang untuk Islam. Kalau tidak berjuang, mubazir hidup ini,” kata Rhoma seperti dikutip detikcom dari buku 'Rhoma Irama: Politik Dakwah dalam Nada' yang diluncurkan hari ini, Jumat (7/3) di Jakarta.
Tekad Rhoma ini juga dipicu oleh sikap pemerintah Orde Baru yang tidak kooperatif dengan Islam. Dua kali Pemilu yakni tahun 1977 dan 1982 Rhoma menjadi juru kampanye andalan PPP. Tak hanya berpidato, dia juga menyiapkan sejumlah atribut kampanye seperti topi, kaus dan pamflet.
“Meskipun Rhoma masuk PPP tapi dia tak dibayar, tetapi justru Rhoma yang membayar,” tulis Moh. Shofan dalam bukunya, 'Rhoma Irama: Politik Dakwah dalam Nada' yang diluncurkan hari ini Jumat (7/3) di Jakarta.
Mundur dari Politik
Tahun 1987 pemerintah Orde Baru mewajibkan semua partai di Indonesia menggunakan azas tunggal Pancasila. PPP yang awalnya berazaskan Islam pun terpaksa mengikuti kebijakan pemerintah ini.
Kondisi ini memaksa Rhoma meninggalkan PPP karena dia merasa tidak bisa memperjuangan lagi Islam di partai ini. Sejak itu dia tak mau lagi menjadi juru kampanye partai berlambang Kabah itu.
Mendukung Golongan Karya
Sejumlah kebijakan Presiden Soeharto yang juga Ketua Dewan Pembina Golongan Karya berhasil memikat Rhoma. Sang Satria Bergitar melihat bahwa Golkar yang awalnya sangat Islamophobia kini mulai mendukung Islam.
Maka sejak tahun 1997 Rhoma berbalik mendukung� Golkar. Keputusan ini membuat marah sejumlah kader Partai Persatuan Pembangunan. Bahkan beberapa pendukung sempat marah dan membakar foto Rhoma Irama.
Tak hanya kader tingkat bawah, beberapa petinggi PPP juga dibuat kesal dengan kepindahan Rhoma ini. Bahkan mereka menyebut Rhoma sebagai politisi 'Kutu Loncat'.
Berbeda dengan saat di PPP yang hanya sebagai partisan, di Partai Golkar Rhoma menjadi kader. Dia juga diajukan sebagai calon anggota legislatif.� Tahun itu juga Rhoma menjadi anggota Komisi Agama di Dewan Perwakilan Rakyat.
Mundur lagi dari Politik
Pada 23 November 1998 Rhoma mundur dari anggota DPR. Dia juga mundur dari Partai Golkar. Langkah ini dia ambil setelah terjadi gelombang reformasi yang berujung pada mundurnya penguasa orde baru Presiden Soeharto.
Rhoma mengaku prihatin dengan kenyataan bahwa umat Islam di Indonesia terkotak-kotak. Semua tokoh Islam terpecah sehingga dia merasa perlu mengambil posisi netral agar bisa menyatukan umat.
Calon Presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa
Lima belas tahun absen dari kancah politik, tahun ini Rhoma Irama berniat maju sebagai calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa. Posko pemenangan Rhoma sudah didirikan. Sejumlah spanduk dan pamflet pun mulai disebar.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan selain Rhoma, partainya juga mengajukan nama Jusuf Kalla dan Mahfud Md sebagai calon presiden.
Menurut Muhaimin, PKB telah memiliki mekanisme pemilihan capres. PKB pun menyiapkan survei internal untuk menentukan satu diantara tiga tokoh ini. "Biasanya kalau elektabilitas melalui survei, kedua nanti akan dilakukan koalisi, ketiga rapat partai," kata Muhaimin.
sumber
Boleh juga nih sebagai alternative jika yang lain sudah tidak bisa di percaya
0
1.3K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan