- Beranda
- Komunitas
- News
- Entrepreneur Corner
Rekber? Males Ah, Ribet


TS
oscaroyi
Rekber? Males Ah, Ribet
THX for Click!


Kita mungkin sering kecewa ketika dealing harga dengan seorang seller, kemudian begitu sampai di harga yang disepakati ternyata seller menolak sistem pembayaran melalui Rekber. Kekecewaan kita tentu semakin berlipat ganda jika barang yang kita taksir sulit kita temui di penjual lain.
Ya, inilah nasib hidup di negara tanpa clearing house resmi dari pemerintah.

Karena nyatanya, perbandingan harga-harga barang di setiap kota bisa sangat jauh. Maka luasnya cakupan penjualan tentu memberikan kesempatan produk untuk terjual dengan harga bagus. Jika konsumen-konsumen yang dekat dengan tempat tinggal kita saja yang kita incar, jangan heran kalau harga yang kita dapat selalu rendah, dan mungkin butuh waktu lama untuk terjual.
Di sisi konsumen, jika Anda beruntung mendapatkan penjual yang berkenan menggunakan sistem Rekber, jangan pernah menyia-nyiakan. Artinya, hormatilah penjual. Bagaimana pun posisi mereka lebih sulit. Bayangkan, mereka mesti mengirim barang padahal uang belum sampai di tangan. Dengan harap-harap cemas, mungkin insomnia, karena kepikiran bagaimana nasib barang yang dikirim, posisi sekarang sedang dimana, pembelinya apakah orang baik atau orang jahat.

Maka jangan pernah mengecewakan penjual yang mau menggunakan Rekber.

Jangan berlama-lama mengulur waktu untuk konfirmasi ke Rekber jika barang sudah sampai dan selesai dicek. Jangan melakukan hal-hal yang merusak barang jikalau memang tidak cocok. Kembalikan seperti keadaannya semula, buat dealing kembali dengan penjual, lalu kirim balik. Mintalah refund kepada Rekber setelah barang sampai kembali ke tangan penjual.

Jika menemui penjual yang bersikeras tidak mau menggunakan Rekber, maka jangan memaksa. Beri pandangan secukupnya. Bahwa dengan Rekber, penjualan pasti dapat meningkat, keamanan terjaga, dan harga berpotensi lebih bagus. Tetapi jika penjual tetap menjawab, “prefer COD” atau “transfer langsung”, maka tinggalkan. Jangan berharap bisa meyakinkan mereka dengan paksaan.
Tetapi ada beberapa jawaban yang mungkin Agan-agan semua sesalkan, seperti, “Gak bisa Rekber! Males ribet!”

Kalau penjual tidak mau menggunakan Rekber karena memang butuh dana cepat, oke. Tetapi kalau alasan utamanya hanya malas belajar bertransaksi dengan Rekber, ini pasti sangat mengecewakan. Beralasan ribet, mereka menolak kemudahan yang ditawarkan insan-insan kreatif pemuda Indonesia. Padahal kesempatan bisnis yang sangat luas sedang menanti.

Semoga kawan-kawan Kaskuser semua dapat berpikir lebih bijaksana.
“Think global, act local!”

Sumber gambar:
*Rekber
*Seller
*Buyer

Quote:

Kita mungkin sering kecewa ketika dealing harga dengan seorang seller, kemudian begitu sampai di harga yang disepakati ternyata seller menolak sistem pembayaran melalui Rekber. Kekecewaan kita tentu semakin berlipat ganda jika barang yang kita taksir sulit kita temui di penjual lain.

Ya, inilah nasib hidup di negara tanpa clearing house resmi dari pemerintah.
Quote:

Karena nyatanya, perbandingan harga-harga barang di setiap kota bisa sangat jauh. Maka luasnya cakupan penjualan tentu memberikan kesempatan produk untuk terjual dengan harga bagus. Jika konsumen-konsumen yang dekat dengan tempat tinggal kita saja yang kita incar, jangan heran kalau harga yang kita dapat selalu rendah, dan mungkin butuh waktu lama untuk terjual.

Di sisi konsumen, jika Anda beruntung mendapatkan penjual yang berkenan menggunakan sistem Rekber, jangan pernah menyia-nyiakan. Artinya, hormatilah penjual. Bagaimana pun posisi mereka lebih sulit. Bayangkan, mereka mesti mengirim barang padahal uang belum sampai di tangan. Dengan harap-harap cemas, mungkin insomnia, karena kepikiran bagaimana nasib barang yang dikirim, posisi sekarang sedang dimana, pembelinya apakah orang baik atau orang jahat.

Maka jangan pernah mengecewakan penjual yang mau menggunakan Rekber.

Jangan berlama-lama mengulur waktu untuk konfirmasi ke Rekber jika barang sudah sampai dan selesai dicek. Jangan melakukan hal-hal yang merusak barang jikalau memang tidak cocok. Kembalikan seperti keadaannya semula, buat dealing kembali dengan penjual, lalu kirim balik. Mintalah refund kepada Rekber setelah barang sampai kembali ke tangan penjual.

Jika menemui penjual yang bersikeras tidak mau menggunakan Rekber, maka jangan memaksa. Beri pandangan secukupnya. Bahwa dengan Rekber, penjualan pasti dapat meningkat, keamanan terjaga, dan harga berpotensi lebih bagus. Tetapi jika penjual tetap menjawab, “prefer COD” atau “transfer langsung”, maka tinggalkan. Jangan berharap bisa meyakinkan mereka dengan paksaan.
Tetapi ada beberapa jawaban yang mungkin Agan-agan semua sesalkan, seperti, “Gak bisa Rekber! Males ribet!”

Quote:
Kalau penjual tidak mau menggunakan Rekber karena memang butuh dana cepat, oke. Tetapi kalau alasan utamanya hanya malas belajar bertransaksi dengan Rekber, ini pasti sangat mengecewakan. Beralasan ribet, mereka menolak kemudahan yang ditawarkan insan-insan kreatif pemuda Indonesia. Padahal kesempatan bisnis yang sangat luas sedang menanti.

Semoga kawan-kawan Kaskuser semua dapat berpikir lebih bijaksana.
“Think global, act local!”

Sumber gambar:
*Rekber
*Seller
*Buyer
Diubah oleh oscaroyi 06-03-2014 17:27
0
1.9K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan