- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Renungan] Kecenderungan Kita Saat Ini: "Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga"


TS
joelmiro
[Renungan] Kecenderungan Kita Saat Ini: "Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga"
Quote:
Semoga belom 

Quote:
Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga
Pagi ini bangun membaca berita ini. Russia sudah mengirimkan 15.000 pasukan memasuki Ukraina yang sedang bergejolak.Negara barat seperti Amerika dan Inggris gusar. “Putin, jangan macem-macem,” kata Obama. Rusia, sebagai musuh lama yang masih menyisakan ketegangan dan juga gengsi berkata, “Hati-hati dalam berbicara…” Dalam skenario yang buruk, ini sudah sangat cukup untuk memulai perang dunia yang baru.
Ukraina saat ini adalah zona perang. Sebagian rakyatnya saat ini ingin pemerintahan baru yang lebih condong kepada barat dan Uni Eropa, sedangkan pemerintah yang sekarang dan sebagian lain warganya menginginkan negara ini mendekat kepada Rusia. Semua hancur. Semua dibakar. Keadaan betul-betul seperti perang. Tentara betul-betul menggunakan sniper untuk langsung membunuh rakyatnya sendiri.
![[Renungan] Kecenderungan Kita Saat Ini: "Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga"](https://dl.kaskus.id/relawan.turuntangan.org/wp-content/uploads/2014/03/bf3d99f93ee7092a460f6a70670083d8.jpg)
![[Renungan] Kecenderungan Kita Saat Ini: "Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga"](https://dl.kaskus.id/relawan.turuntangan.org/wp-content/uploads/2014/03/Sunrise-above-a-barricade-011.jpg)
Belum lama ini dan hingga sekarang juga: Bangkok. Sama. Sebagian warga berbeda pendapat dengan sebagian pemerintah dan sebagian rakyat yang lain. Protes keras di mana-mana. Negara terbagi. Ada video yang menunjukkan penggunaan senjata terhadap demonstran sipil.
![[Renungan] Kecenderungan Kita Saat Ini: "Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga"](https://dl.kaskus.id/relawan.turuntangan.org/wp-content/uploads/2014/03/thai-pm-calls-elections-as-140000-join-protest-pg.jpg)
Di 2010 dimulai Arab Spring, yaitu ketika negara-negara arab mulai melakukan demonstrasi besar-besaran menentang rezim-rezim pemerintah mereka yang korup dan otoriter. Dimulai dari Mesir, lalu menular dengan cepat ke negara-negara tetangga-tetangganya. Sama juga: Arab spring dipenuhi dengan darah. Rakyat dan negara saling mengangkat senjata melawan satu sama lain. Ngeri.
![[Renungan] Kecenderungan Kita Saat Ini: "Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga"](https://dl.kaskus.id/relawan.turuntangan.org/wp-content/uploads/2014/03/ast_Egypt_Protest_A079185_wa.jpg)
Dalam keadaan seperti ini, saya selalu ingat kata-kata Anies Baswedan dalam berbagai kesempatan:
Saya tahu banyak keadaan yang tidak beres di bangsa ini. Tahu saya. Si Atut dan Wawan. Si FPI. Gereja Yasmin. Lapindo. Semua-semua itu yang sering kita kutukin deh. Saya juga baca koran, beli paket data internet di telepon saya.
Namun banyak-banyak-banyak sekali yang bisa kita syukuri, karena bangsa kita tidak seperti banyak bangsa lain yang saat ini secara harafiah sedang dibakar dan dihancurkan.
Sejelek-jeleknya berita-berita saat ini, saya menilai bahwa kita masih sangat jauh dari perang sipil yang mengangkat senjata. Jauh dari bundaran HI yang dipenuhi asap dan ribuan orang berdarah-darah sambil melempar batu dan gas air mata dan bunyi bedil bersahut-sahutan. Jauh dari rumah-rumah yang harus dicat tanda warna tertentu untuk memberi tahu bahwa ini rumah fraksi apa, pihak mana. Jauh dari harus berdagang barter di pasar gelap hanya untuk membeli makanan.
Hargai itu.
Hargai jauhnya negara kita dari kenyataan yang saat ini sedang dilalui tetangga-tetangga kita di dunia.
Bedakan antara insiden-insiden kekerasan di Indonesia oleh mereka-mereka yang belum berpendidikan, dengan ketidakpuasan rakyat yang sudah begitu merasuk hingga jutaan orang turun ke jalan dan memulai baku-tembak dengan militer pemerintah yang ada.
Bedakan perilaku rakus segelintir orang pengusaha dan pejabat negara dengan perilaku seluruh bangsa yang picik, culas dan tidak bertenggang rasa.
Negara Indonesia, dengan begitu banyak agama dan suku dan dipisahkan oleh begitu banyak pulau, masih bisa mengomentari Instagram ibu negaranya, masih bisa punya masjid dan gereja bersebelahan, masih bisa menangkap pejabat-pejabat tinggi negara karena korupsi, saya rasa itu alasan yang sangat cukup untuk bisa optimis, dan bahkan merasa bangga.
Cukup sudah kita mengutuki bangsa ini. Berhenti berpikir di kepala: “Haish ini negara ancur banget.” Mengomentari insiden-insiden yang hanya sebesar upil jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di Ukraina sekarang.
Tumbuhkan optimisme. Garap harapan. Kembang-biakkan tenggang-rasa. Kipaskan rasa memiliki.
Kita bisa berbeda pendapat, tidak puas, tapi jangan buat hal-hal kecil jadi di luar skala ukuran yang sebenarnya.
Perbedaan pendapat dan insiden dan ketidak-puasan, itu sangat normal buat negara kepulauan dengan 200 juta orang.
“Masih sangat banyak stok orang baik yang peduli dan mau turun tangan di negara ini,” itu yang sering diucapkan Anies Baswedan. Well, menurut saya kita harus bergaul dengan kelompok yang tepat aja. Bergabunglah dengan pencemooh maka kamu akan jadi ahli juga dalam sekejap.
Pesan akhir dari saya, mulai sekarang jika timbul niat untuk mengutuki bangsa ini, coba baca bagian berita internasional dulu ya. Apa aja deh. AP, CNN, Reuters.
Pilih salah satu dari ratusan berita buruk yang berderet di sana.
Dan semoga, kita bisa mulai lebih menghargai, dan juga menjaga, apa yang kita punya.
Sumber
Pagi ini bangun membaca berita ini. Russia sudah mengirimkan 15.000 pasukan memasuki Ukraina yang sedang bergejolak.Negara barat seperti Amerika dan Inggris gusar. “Putin, jangan macem-macem,” kata Obama. Rusia, sebagai musuh lama yang masih menyisakan ketegangan dan juga gengsi berkata, “Hati-hati dalam berbicara…” Dalam skenario yang buruk, ini sudah sangat cukup untuk memulai perang dunia yang baru.
Ukraina saat ini adalah zona perang. Sebagian rakyatnya saat ini ingin pemerintahan baru yang lebih condong kepada barat dan Uni Eropa, sedangkan pemerintah yang sekarang dan sebagian lain warganya menginginkan negara ini mendekat kepada Rusia. Semua hancur. Semua dibakar. Keadaan betul-betul seperti perang. Tentara betul-betul menggunakan sniper untuk langsung membunuh rakyatnya sendiri.
![[Renungan] Kecenderungan Kita Saat Ini: "Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga"](https://dl.kaskus.id/relawan.turuntangan.org/wp-content/uploads/2014/03/bf3d99f93ee7092a460f6a70670083d8.jpg)
![[Renungan] Kecenderungan Kita Saat Ini: "Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga"](https://dl.kaskus.id/relawan.turuntangan.org/wp-content/uploads/2014/03/Sunrise-above-a-barricade-011.jpg)
Belum lama ini dan hingga sekarang juga: Bangkok. Sama. Sebagian warga berbeda pendapat dengan sebagian pemerintah dan sebagian rakyat yang lain. Protes keras di mana-mana. Negara terbagi. Ada video yang menunjukkan penggunaan senjata terhadap demonstran sipil.
![[Renungan] Kecenderungan Kita Saat Ini: "Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga"](https://dl.kaskus.id/relawan.turuntangan.org/wp-content/uploads/2014/03/thai-pm-calls-elections-as-140000-join-protest-pg.jpg)
Di 2010 dimulai Arab Spring, yaitu ketika negara-negara arab mulai melakukan demonstrasi besar-besaran menentang rezim-rezim pemerintah mereka yang korup dan otoriter. Dimulai dari Mesir, lalu menular dengan cepat ke negara-negara tetangga-tetangganya. Sama juga: Arab spring dipenuhi dengan darah. Rakyat dan negara saling mengangkat senjata melawan satu sama lain. Ngeri.
![[Renungan] Kecenderungan Kita Saat Ini: "Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga"](https://dl.kaskus.id/relawan.turuntangan.org/wp-content/uploads/2014/03/ast_Egypt_Protest_A079185_wa.jpg)
Dalam keadaan seperti ini, saya selalu ingat kata-kata Anies Baswedan dalam berbagai kesempatan:
Quote:
“Sering kita kutuki bangsa ini. Dalam setiap kesempatan yang ada. Tidak ada harapan. Seperti yang paling rombeng dari semua rombeng.
Tidak ada harapan. Kusut, bobrok dan alangkah sangat buruknya.
Padahal, contohnya saja dalam perbedaan pendapat di pilkada. Orang-orang berbeda pendapat. Mungkin saja satu dua kaca jendela dipecahkan. Tapi pihak-pihak yang bertikai ini bisa mengajukan keberatan ke Mahkamah Konstitusi,duduk manis dalam pesawat menuju Jakarta, lalu berdebat di pengadilan. Yang kalah, walaupun tidak suka dan menggerutu di belakang, biasanya bisa menerima keputusan pengadilan.
Ini adalah tanda bangsa yang beradab.”
Tidak ada harapan. Kusut, bobrok dan alangkah sangat buruknya.
Padahal, contohnya saja dalam perbedaan pendapat di pilkada. Orang-orang berbeda pendapat. Mungkin saja satu dua kaca jendela dipecahkan. Tapi pihak-pihak yang bertikai ini bisa mengajukan keberatan ke Mahkamah Konstitusi,duduk manis dalam pesawat menuju Jakarta, lalu berdebat di pengadilan. Yang kalah, walaupun tidak suka dan menggerutu di belakang, biasanya bisa menerima keputusan pengadilan.
Ini adalah tanda bangsa yang beradab.”
Saya tahu banyak keadaan yang tidak beres di bangsa ini. Tahu saya. Si Atut dan Wawan. Si FPI. Gereja Yasmin. Lapindo. Semua-semua itu yang sering kita kutukin deh. Saya juga baca koran, beli paket data internet di telepon saya.
Namun banyak-banyak-banyak sekali yang bisa kita syukuri, karena bangsa kita tidak seperti banyak bangsa lain yang saat ini secara harafiah sedang dibakar dan dihancurkan.
Sejelek-jeleknya berita-berita saat ini, saya menilai bahwa kita masih sangat jauh dari perang sipil yang mengangkat senjata. Jauh dari bundaran HI yang dipenuhi asap dan ribuan orang berdarah-darah sambil melempar batu dan gas air mata dan bunyi bedil bersahut-sahutan. Jauh dari rumah-rumah yang harus dicat tanda warna tertentu untuk memberi tahu bahwa ini rumah fraksi apa, pihak mana. Jauh dari harus berdagang barter di pasar gelap hanya untuk membeli makanan.
Hargai itu.
Hargai jauhnya negara kita dari kenyataan yang saat ini sedang dilalui tetangga-tetangga kita di dunia.
Bedakan antara insiden-insiden kekerasan di Indonesia oleh mereka-mereka yang belum berpendidikan, dengan ketidakpuasan rakyat yang sudah begitu merasuk hingga jutaan orang turun ke jalan dan memulai baku-tembak dengan militer pemerintah yang ada.
Bedakan perilaku rakus segelintir orang pengusaha dan pejabat negara dengan perilaku seluruh bangsa yang picik, culas dan tidak bertenggang rasa.
Negara Indonesia, dengan begitu banyak agama dan suku dan dipisahkan oleh begitu banyak pulau, masih bisa mengomentari Instagram ibu negaranya, masih bisa punya masjid dan gereja bersebelahan, masih bisa menangkap pejabat-pejabat tinggi negara karena korupsi, saya rasa itu alasan yang sangat cukup untuk bisa optimis, dan bahkan merasa bangga.
Cukup sudah kita mengutuki bangsa ini. Berhenti berpikir di kepala: “Haish ini negara ancur banget.” Mengomentari insiden-insiden yang hanya sebesar upil jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di Ukraina sekarang.
Tumbuhkan optimisme. Garap harapan. Kembang-biakkan tenggang-rasa. Kipaskan rasa memiliki.
Kita bisa berbeda pendapat, tidak puas, tapi jangan buat hal-hal kecil jadi di luar skala ukuran yang sebenarnya.
Perbedaan pendapat dan insiden dan ketidak-puasan, itu sangat normal buat negara kepulauan dengan 200 juta orang.
“Masih sangat banyak stok orang baik yang peduli dan mau turun tangan di negara ini,” itu yang sering diucapkan Anies Baswedan. Well, menurut saya kita harus bergaul dengan kelompok yang tepat aja. Bergabunglah dengan pencemooh maka kamu akan jadi ahli juga dalam sekejap.
Pesan akhir dari saya, mulai sekarang jika timbul niat untuk mengutuki bangsa ini, coba baca bagian berita internasional dulu ya. Apa aja deh. AP, CNN, Reuters.
Pilih salah satu dari ratusan berita buruk yang berderet di sana.
Dan semoga, kita bisa mulai lebih menghargai, dan juga menjaga, apa yang kita punya.
Oleh: Edward Suhadi
Sumber
Gimana gan? Jadi berhentilah mngeluh dan ngejelek2in negri sendiri dgn mnganggap negri sendiri paling bobrok, paling gak bener.. Toh karna agan bisa hidup tenang di Indonesia ini agan bisa ngaskus dan baca thread ane ini dan ngasih




![[Renungan] Kecenderungan Kita Saat Ini: "Mengutuki Indonesia Tanpa Melihat Tetangga"](https://dl.kaskus.id/s16.postimg.org/ctz7o5pcl/juki.png)
0
1.9K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan