JAKARTA- Hett Witte Huis atau Istana Daendels yang seharusnya menjadi salah satu bangunan bersejarah, saat ini kondisinya sangat mengenaskan. Gedung yang berlokasi di kompleks Lapangan Banteng tersebut, kini membutuhkan banyak renovasi dimana-mana.

Itu sebabnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa meminta kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk segera merenovasi gedung tersebut. Pasalnya, gedung tersebut merupakan salah satu asset dari Kemenkeu.

“Saya tidak tahu apakah gedung itu (hett witte huis) masuk mata anggaran di APBN, tapi tentunya masuk lah di anggaran Kemenkeu, kan masuk asset mereka,” ujar Hatta saat ditemui usai memimpin rapat koordinasi di kantornya, Jakarta, Jumat 28 Februari 2014.

Hett Witte Huis atau Dept van Financien kondisinya saat ini cukup mengenaskan, walaupun dari kejauhan tampak terlihat megah. Jika dilihat dari dekat, seluruh ruangan gedung sudah tidak dapat dipergunakan lagi oleh pegawai Kemenkeu maupun Kemenko dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Jendela dan kusen ukuran raksasa juga tampak kusam tidak terawat. Tiang pilar-pilar besar juga terlihat retak disana-sini. Anehnya lagi adalah, sejak awal Februari 2014 bukan renovasi yang dilakukan, melainkan hanya dibangun kerangka baja untuk menopang sayap kiri gedung yang terlihat hampir roboh itu.

Hatta kembali menegaskan, Istana Daendels harus tetap dipertahankan sebagai salah satu cagar budaya, apalagi sudah di lindungi oleh Undang-Undang sebagai warisan sejarah dunia (world heritage). “Harus secepatnya direnovasi total lah nanti keburu rubuh,” tukasnya.

Sebelumnya, Sekjen Kemenkeu Kiagus Badaruddin menyatakan, pihaknya telah membentuk tim yang terdiri dari Kemenkeu, ahli-ahli sejarah serta Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan renovasi gedung tua Witte Huis itu.

“Tapi memang tidak mudah untuk melakukan renovasi, perlu berhati-hati mengingat kondisi gedung yang rentan terhadap tekanan. Kita komit kok merawat Istana Daendels kebanggaan kita,” tutur Kiagus.

Kiagus menambahkan, sampai saat ini pihaknya belum mendapat angka anggaran renovasi Istana Daendels, namun akan direncanakan anggaran renovasi dalam bentuk tahun jamak (multi years).

Dari langsiran situs Kementerian Keuangan RI, Gedung eksotis itu menjadi salah satu pusat kegiatan pengelolaan keuangan sejak jaman penjajahan Belanda dan Jepang. Gedung yang terletak persis di depan Lapangan Banteng tersebut dibangun pada zaman pemerintahan Gubernur Jenderal HW Daendels tahun 1809. Rampung 29 tahun kemudian pada masa pemerintahan Gubernur Du Bus.

Batu berukir ‘MDCCIX Ondidit Daendels MDCCCXXVII Erexit Du Bus” yang ditempatkan disalah satu dinding mempertegas peran dua gubernur itu. Prasasti itu merupakan batu terakhir pembangunan Gedung Departemen Keuangan (Departemen van Financien). (TM)