- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hati-hati, Niat Dapat Ijazah Pria Ini Malah Tertipu


TS
jajang100
Hati-hati, Niat Dapat Ijazah Pria Ini Malah Tertipu

Jakarta - Malang nian nasib Iim empat tahun lalu. Waktu itu pria berusia 25 tahun tersebut harus kehilangan uang Rp 2 juta karena tertipu saat berniat membuat ijazah.
Pengalaman ini membuat pria yang bekerja di bengkel sepeda motor itu trauma. Bermaksud ingin mengubah nasib, tapi Iim malah apes. Dia mengaku tidak mau lagi berurusan sama calo dalam persoalan apapun.
Awalnya Iim menginginkan ijazah tingkat sekolah menengah atas untuk mencoba melamar pekerjaan yang lebih baik. Karena orangtua tidak punya biaya, Iim harus berhenti saat duduk di kelas dua sekolah teknik menengah.
Berbagai cara pun dilakukan untuk menemukan orang yang bisa mengurus ijazah dengan cara instan. Mulai koneksi teman hingga pencarian di internet dilakukan.
Akhirnya dia bertemu orang yang mengaku sering mengurus pembuatan ijazah. Uang tabungan sebanyak tiga juta rupiah dari jerih payahnya bekerja di bengkel pun dikumpulkan untuk membayar jasa calo.
Iim mengaku tidak curiga dengan orang yang menawarkan jasa pembuatan ijazah. Orang tersebut cukup meyakinkan saat bertemu. Dengan membawa contoh tujuh ijazah SMA hingga strata satu sarjana yang diklaim sudah diurusnya. Belum lagi beberapa kliennya yang sering menghubunginya lewat ponsel ketika Iim mengobrol dengan si calo.
“Tampangnya ngeyakinin. Gue juga tahu dari temennya temen. Kayaknya enggak bakal bohong. Eh, tahunya ya nasib dibohongin,” kata Iim kepada detikcom Rabu (26/2) lalu.
Untuk mendapatkan ijazah SMA, dia harus membayar dua kali. Pertama uang muka sebesar 60 persen untuk mendapatkan rapor kelas tiga dan draf nilai ujian nasional. Iim mendapat rekomendasi bakal mendapatkan salah satu ijazah sekolah SMA swasta di Bekasi karena menyesuaikan kartu tanda penduduk.
Sementara itu sisa pembayarannya kalau sudah mendapatkan fotocopy ijazah legalisir serta ijazah asli. Menurutnya, ijazah itu dijamin asli karena orang itu memiliki relasi di SMA swasta tersebut.
Perjanjian pun disepakati paling lama lima bulan untuk mengurus dengan sebuah kuitansi tanpa materai. Tapi, lewat enam bulan ditunggu ternyata tidak ada perkembangan. Nomor telepon genggam si calo juga sudah tidak aktif lagi.
Keinginan untuk bertanya langsung ke sekolah yang dimaksud calo juga tak dilakukannya karena tidak ada kenalan atau bukti. “Ya cuma punya kuitansi biasa enggak pakai materai. Tapi, enggak ada aksesnya. Baru ngerti ini penipuan. Lapor polisi takut salah namanya masalah begini,” ujarnya.
Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ibnu Hamad mengakui adanya praktik jual beli ijazah. Dia pun mengingatkan kepada kepala sekolah dan pengelola lembaga pendidikan tinggi untuk waspada, khususnya terkait kerahasiaan arsip.
“Itu (pemalsuan ijazah) bisa terjadi karena ada kelengahan dalam mengelola arsip,” kata Ibnu kepada detikcom, kemarin.
Dari penelusuran detikcom, iklan jual beli ijazah palsu mudah ditemui di internet. Bahkan dalam iklan tersebut dicantumkan besaran tarifnya. Misalnya untuk gelar sarjana strata satu rata-rata biayanya Rp 15 juta, S-2 sebesar Rp 25 – Rp 35 juta, dan S-3 sekitar Rp 55 – Rp 60 juta.
http://news.detik.com/read/2014/02/2...ipu?n991102605
http://news.detik.com/read/2014/02/2...-malah-tertipu
Parah 2 Juta Hilang Cuma Untuk Ijazah Odong2....
0
2.8K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan