- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Warung Sodaqoh untuk Fakir Miskin di Pekalongan


TS
ZicoXBonetti
Warung Sodaqoh untuk Fakir Miskin di Pekalongan

Spoiler for No Repost:








Quote:
Menengok Warung Sodaqoh untuk Fakir Miskin dan Kaum Dhuafa di Alun-Alun Kota Pekalongan
Anggapan bahwa tidak ada yang gratis di zaman serba mahal saat ini, ternyata salah. Buktinya, di Kota Pekalongan, tepatnya di kawasan Alun-alun, sejak sekitar 10 hari terakhir berdiri sebuah tempat makan sederhana bernama’Warung Sodaqoh’. Warung ini khusus untuk fakir miskin dan kaum dhuafa yang ingin makan. Seperti apa?

Quote:
SESUAI namanya, warung itu memang diperuntukkan bagi mereka orang-orang yang tidak mampu. Namun, siapapun boleh ikut makan di situ. Tidak akan dipungut bayaran sama sekali. Maka, bagi siapa saja yang merasa lapar, ingin makan tetapi tidak punya uang, bisa mampir ke warung yang buka setiap hari, sejak pukul 06.00 sampai 09.00 itu. Lokasi tepatnya berada di sisi timur Alun-Alun Kota Pekalongan.
Sekilas, warung itu tak beda dengan warung makan lainnya. Namun bentuknya sangat sederhana. Dipayungi selembar terpal berwarna biru, dengan tiang penyangga terbuat dari batang-batang bambu. Yang cukup mencolok adalah, adanya tulisan merah pada selembar kain putih, yang juga digunakan sebagai tabir untuk menutupi ‘para pembeli’ yang makan di situ. Kain itu dipasang di sisi luar sebelah timur, menghadap ke pusat perbelanjaan di situ.
Tulisannya sangat jelas, ditulis dengan huruf balok. Bunyinya: “Warung Sodaqoh. Khusus untuk Fakir Miskin & Kaum Dhuafa”. Selembar kain dengan tulisan yang sama juga dipasang di sisi satunya, namun menghadap ke dalam warung.
Adapun menu makanan yang disajikan, cukup beragam. Seperti nasi megono, opor ayam, telur ceplok, sayur lodeh, telur bacem, sampai rendang daging. Semuanya diletakkan di atas meja panjang yang ada di situ. ‘Para pembeli’, atau lebih tepatnya, warga-warga yang kurang mampu yang menikmati makanan di situ, bebas memilih menu apa saja yang tersedia. Juga, memesan minum teh hangat ataupun es teh.
Setiap hari, ada lebih dari lima orang yang akan melayani warga yang akan makan di situ dengan sepenuh hati. Sedangkan para pelanggannya, berlatarbelakang dari berbagai macam profesi. Namun sebagian besar adalah golongan tidak mampu. Mereka diantaranya, para tukang becak, kuli panggul, pengemis, dan sebagainya.
Salah satu warga yang menikmati pelayanan makanan gratis di warung tersebut adalah Slamet Riyadi (32), warga Kelurahan Poncol, Pekalongan Timur. Pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai tukang becak ini, Kamis (13/2) pagi datang bersama sang istri, Fatonah, dan seorang anaknya yang masih berusia 8 bulan. Slamet sengaja datang ke situ untuk menikmati sarapan, sembari mengajak jalan-jalan sang istri dan anaknya. “Alhamdulillah, kok ya ada warung seperti ini. Ini sangat membantu orang-orang seperti kami ini yang kurang mampu, supaya bisa makan. Menunya juga cukup enak,” ujarnya.
Slamet mengaku, dirinya mengetahui keberadaan warung tersebut sejak empat hari lalu. Saat itu, ungkap dia, kebetulan dia hendak berangkat menarik becak di kawasan alun-alun, sembari mencari penumpang. “Saya pas kebetulan lewat, kok lihat ada warung tulisannya warung sodaqoh untuk fakir miskin. Akhirnya saya mencoba makan di sini. Ternyata memang gratis, tidak ditarik biaya,” ungkapnya.
Sekilas, warung itu tak beda dengan warung makan lainnya. Namun bentuknya sangat sederhana. Dipayungi selembar terpal berwarna biru, dengan tiang penyangga terbuat dari batang-batang bambu. Yang cukup mencolok adalah, adanya tulisan merah pada selembar kain putih, yang juga digunakan sebagai tabir untuk menutupi ‘para pembeli’ yang makan di situ. Kain itu dipasang di sisi luar sebelah timur, menghadap ke pusat perbelanjaan di situ.
Tulisannya sangat jelas, ditulis dengan huruf balok. Bunyinya: “Warung Sodaqoh. Khusus untuk Fakir Miskin & Kaum Dhuafa”. Selembar kain dengan tulisan yang sama juga dipasang di sisi satunya, namun menghadap ke dalam warung.
Adapun menu makanan yang disajikan, cukup beragam. Seperti nasi megono, opor ayam, telur ceplok, sayur lodeh, telur bacem, sampai rendang daging. Semuanya diletakkan di atas meja panjang yang ada di situ. ‘Para pembeli’, atau lebih tepatnya, warga-warga yang kurang mampu yang menikmati makanan di situ, bebas memilih menu apa saja yang tersedia. Juga, memesan minum teh hangat ataupun es teh.
Setiap hari, ada lebih dari lima orang yang akan melayani warga yang akan makan di situ dengan sepenuh hati. Sedangkan para pelanggannya, berlatarbelakang dari berbagai macam profesi. Namun sebagian besar adalah golongan tidak mampu. Mereka diantaranya, para tukang becak, kuli panggul, pengemis, dan sebagainya.
Salah satu warga yang menikmati pelayanan makanan gratis di warung tersebut adalah Slamet Riyadi (32), warga Kelurahan Poncol, Pekalongan Timur. Pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai tukang becak ini, Kamis (13/2) pagi datang bersama sang istri, Fatonah, dan seorang anaknya yang masih berusia 8 bulan. Slamet sengaja datang ke situ untuk menikmati sarapan, sembari mengajak jalan-jalan sang istri dan anaknya. “Alhamdulillah, kok ya ada warung seperti ini. Ini sangat membantu orang-orang seperti kami ini yang kurang mampu, supaya bisa makan. Menunya juga cukup enak,” ujarnya.
Slamet mengaku, dirinya mengetahui keberadaan warung tersebut sejak empat hari lalu. Saat itu, ungkap dia, kebetulan dia hendak berangkat menarik becak di kawasan alun-alun, sembari mencari penumpang. “Saya pas kebetulan lewat, kok lihat ada warung tulisannya warung sodaqoh untuk fakir miskin. Akhirnya saya mencoba makan di sini. Ternyata memang gratis, tidak ditarik biaya,” ungkapnya.
Quote:
Menerima:










Quote:
Menolak:










Quote:
0
2.1K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan