VIVAnews - Keraton Yogyakarta, yang terkena dampak abu vulkanik letusan Gunung Kelud, telah dibuka kembali. Para turis bisa berwisata ke sana sejak Kamis 20 Februari 2014.Tapi bukan berarti Keraton Yogyakarta sudah 100 persen bersih dari abu vulkanik, meski dalam beberapa hari terakhir kota Jogja diguyur hujan.Penghageng Kawedanan Ageng Punakawan Nitya Budaya, GBPH Prabukusumo mengatakan pemberisihan abu vulkanik di Keraton Yogyakarta saat ini baru mencapai 90 persen. Dia mengaku ribuan pusaka milik keraton yang tersimpan di Bangsal Proboyekso juga belum dibersihkan."Dalam waktu dekat ini akan ada pembersihan abu vulkanik yang menempel di pusaka milik keraton. Namun untuk pembersihan pusaka harus ada izin terlebih dahulu kepada Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X," katanya, Selasa 25 Februari 2014.Jangan AsalMenurut dia, untuk membersihkan bangsal keramat tersebut, butuh waktu yang tepat dan tidak boleh terburu-buru."Semua ada waktu dan aturannya, sehingga tidak asal dibersihkan begitu saja. Jadi harus menunggu perintah dari beliau (sultan)," ujar GBPH Prabukusumo yang juga adik Sri Sultan Hamengku Buwono X.Gusti Prabu, panggilan akrab Prabukusumo, menjelaskan, pembersihan pusaka keraton yang tersimpan di Bangsal Proboyekso memerlukan waktu 2 sampai 3 hari. Pengerjaan dilakukan Abdi Dalem Bagian Pusaka dan Abdi Dalem Pamitri Wiji (perkerisan). Meski debu vulkanik tidak setebal yang ada di luar bangunan Keraton Yogyakarta, namun debu tipis masih  menempel di lemari, pembungkus tombak dan pusaka lainnya. (ren)