kemalmahendraAvatar border
TS
kemalmahendra
Tersentak Kasus Penganiayaan Pembantu
Pekan lalu kita dikagetkan oleh kasus penganiayaan terhadap pembantu rumah tangga di Bogor. Pelakunya tidak tanggung-tanggung istri mantan pejabat tinggi Kepolisian Republik Indonesia.

Kasus itu sendiri terungkap setelah seorang pembantu yang tidak tahan terhadap siksaan yang dialami, berhasil kabur dari tempatnya bekerja. Dengan diantar keluarganya, pembantu yang masih berusia 16 tahun ini kemudian mengadukan penganiayaan yang dialami kepada polisi.

Ternyata bukan hanya penganiayaan yang ia alami. Selama ini ia pun tidak pernah mendapatkan hak atas pekerjaan yang ia telah lakukan. Sudah lima bulan gajinya tidak dibayarkan oleh sang majikan.

Polisi tentunya harus menindaklanjuti pengaduan tersebut. Tidak bisa karena yang terlibat keluarga pejabat tinggi Polri, maka kasusnya tidak diproses. Tindakan itu tidak ada kaitannya dengan institusi Polri, karena murni tindakan pidana.

Selama ini kita sering memprotes penganiayaan terhadap tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Kita memprotes karena tindakan itu di luar batas kemanusiaan, padahal tidak boleh ada perlakuan kasar terhadap sesama manusia.

Ternyata tindakan yang tidak berperikemanusiaan terjadi juga di dalam negeri. Kasus yang terjadi di Bogor hanyalah puncak dari gunung es. Masih banyak tindakan yang tidak berkeadilan terjadi di sekitar kita.

Tentu muncul pertanyaan, mengapa tindakan seperti itu bisa terjadi? Karena, pada sebagian kita sering tidak melihat manusia sebagai makhluk yang harus dimuliakan. Apalagi ketika melihat orang yang berada di bawah.

Padahal manusia tidak boleh dilihat dia berada atau tidak. Semua pada dasarnya memiliki derajat yang sama. Hanya saja yang satu lebih beruntung hidupnya dibandingkan yang lain.

Oleh karena kurang beruntung, maka kita tidak boleh memperlakukan semena-mena mereka yang berada di bawah. Kita justru harus mengangkat mereka dengan memberi perlakuan yang pantas dan bahkan memberi pendidikan agar mereka bisa menjadi orang yang beruntung.

Banyak orang yang bisa memperbaiki kehidupannya, ketika mendapat kesempatan memperoleh pendidikan. Kalau pun bukan dirinya yang bisa terangkat kehidupannya, setidaknya anak-anak mereka yang bisa lebih beruntung.

Kita selalu diingatkan bahwa pendidikan merupakan jalan terbaik untuk mengangkat orang dari kemiskinan. Memang seharusnya negara yang wajib memberikan pendidikan bagi rakyatnya. Namun ketika negara belum mampu menjalankan perannya, setiap pribadi kita bisa melakukan hal itu.

Dalam program "Kick Andy Heroes 2014" kita menemukan banyak orang yang peduli pada kehidupan masyarakat di sekeliling kita. Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ada perempuan yang tuna netra tetapi begitu peduli terhadap pendidikan anak-anak di desanya. Ia membuat yayasan pendidikan agar anak-anak di sekitar rumahnya bisa memiliki masa depan yang lebih baik.

Di Bali ada lelaki yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan yang tinggi, hanya karena melihat anak-anak di kampung halamannya tidak bisa bersekolah. Ia membuat sekolah alam yang memberi kesempatan kepada anak-anak untuk bisa mengecap pendidikan.

Seperti dikatakan Fitri, perempuan tuna netra di Lombok, kebutaan itu bukan terletak pada mata, tetapi justru pada hati. Banyak orang yang memiliki mata yang sehat, tidak mau berbuat bagi sesama karena hatinya yang dibutakan.

Fitri benar sekali, karena seperti apa yang terjadi di Bogor, kita melihat orang yang buta hatinya. Kelebihan yang didapatkan bukan dipakai untuk melakukan kebaikan, tetapi hanya dipakai untuk menunjukkan sikap mentang-mentang.

Banyak pelajaran baik yang bisa kita petik di sekitar kita, tetapi banyak juga pelajaran buruk yang bisa didapatkan. Kita tinggal memilih mana pelajaran berharga yang bisa membuat kita menjadi manusia yang berguna.
0
625
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan