kemalmahendraAvatar border
TS
kemalmahendra
Bencana Bukan Tontonan
Musibah akibat erupsi Gunung Kelud belumlah berakhir. Ratusan juta meter kubik abu vulkanik yang dikeluarkan dari dalam magma sebagian menumpuk di puncak gunung. Ketika hujan kemudian turun, abu vulkanik terbawa arus air yang kemudian menjadi banjir lahar dingin yang dahsyat dan menyapu apa pun yang menghalanginya.

Itulah yang mulai terjadi hari Selasa petang. Curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir lahar dingin yang menerjang desa-desa yang ada di sekitar Gunung Kelud baik yang ada di wilayah. Kediri, Malang, maupun Blitar.

Alarm bahaya berbunyi karena warga kita melihat fenomena alam itu sebagai tontonan. Mereka bukan menjauh dari sekitar aliran banjir lahar dingin, tetapi justru mendekat.

Inilah yang sangat kita takutkan karena aliran lahar dingin membahayakan keselamatan warga. Yang terbawa dari atas gunung bukan hanya abu vulkanik, tetapi suah bercampur dengan bebatuan dan juga batang-batang pohon yang bercampur dalam arus banjir yang warnanya hitam pekat.

Kita melihat bagaimana para aparat panik untuk menghindarkan warga dari ancaman bahaya. Polisi berlari-larian untuk mencegah warga menonton dari atas jembatan yang dilewati banjir lahar dingin. Kalau banjir membesar maka jembatan yang dijadikan warga tempat menonton akan ikut tersapu.

Bukan hanya polisi yang kemarin malam dipaksa bekerja keras. Tentara yang diterjunkan untuk membantu warga sampai harus berteriak-teriak guna mengingatkan. Warga akan bahaya banjir bandang yang bisa menerjang mereka.

Kebiasaan pada kita, bencana dijadikan tontonan. Warga seringkali seperti takjub apabila melihat fenomena alam. Padahal itu bukanlah tontonan yang harus dilihat. Itu adalah hal yang justru harus ditinggalkan.

Tugas kita semua. untuk selalu mengingatkan seluruh warga untuk menghindar dari ancaman bahaya. Kita harus mengedukasi sesama warga untuk menjauhi dari ancaman bahaya ketika bencana alam menimpa kita.

Kita harus menyadari betapa berharganya nyawa kita itu. Kita tidak boleh menambah lagi penderitaan ketika menghadapi bencana alam. Semua harus mampu menjaga diri masing-masing agar kemudian tidak menyusahkan keluarga kita.

Peringatan untuk tidak bermain-main dengan bahaya bencana perlu disampaikan secara terus menerus mulai dari tempat pengungsian. Para kepala keluarga diminta untuk selalu menjaga anggota keluarga dan mengingatkan mereka untuk tidak melakukan tindakan yang fatal.

Ancaman bahaya Gunung Kelud, sama seperti halnya Gunung SInabung belum berakhir. Bahkan ke depan ancaman itu masih tetap tinggi, karena potensi turunnya hujan masih besar. Kita masih berada di musim penghujan.

Bahkan intensitas turunnya hujan masih tinggi. Sekarang ini kita berada di periode puncak musim hujan. Inilah yang bisa menyebabkan munculnya banjir lahar dingin yang bisa mengancam kota dan keselamatan warga.

Apa boleh buat kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Terutama infrastruktur yang bisa membatasi luapan banjir lahar dingin harus terus diawasi. Kita berupaya sebisa mungkin agar banjir lahar dingin mengalir ke saluran-saluran yang ada.

Kita mengapresiasi kesiapan warga di sekitar Gunung Kelud ketika erupsi pertama terjadi. Warga dengan baiknya menjaga diri sehingga jumlah korban akibat erupsi bisa kita buat seminimal mungkin.

Hal yang baik itu kita harapkan bisa terus dipertahankan. Caranya melalui saling mengingatkan di antara sesama. Bahwa bencana belum sepenuhnya berlalu dan kita harus terus mengakrabi alam agar ia bersahabat dengan kita.
0
823
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan