- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Lebih ahli mana Alexander, Genghis Khan atau Raden Wijaya?


TS
widyanpanji
Lebih ahli mana Alexander, Genghis Khan atau Raden Wijaya?


Agan belum kenal siapa itu Alexander, Genghis Khan atau belum kenal dengan Raden Wijaya, bagi yang belum kenal kita simak dulu biografi ketiga tokoh tersebut:



Quote:
Alexander
Genghis Khan
Raden Wijaya
Spoiler for :
Alexander dilahirkan pada tanggal 20 Juni 356 SM di Pella, ibu kota Makedonia, sebagai anak dari Raja Makedonia, Fillipus II, dan istrinya Olympias, seorang Putri dari Epirus. Pada umur 20 tahun dia menjadi raja Makedonia sepeninggalan ayahnya yang dibunuh oleh Pausanian salah satu Bodigat ayahnya. perang yang paling menentukannya adalah perang Gaugamela yaitu 40.000 pasukan Yunani melawan 250.000 pasukan Persia, Alexander memenangkan pertempuran tersebut dan berhasil menguasai Babilonia (kapital Persia), usaha perluasan Alexander tertahan di India saat pasukan veterannya mengeluh pengen pulang ke Makedonia.
Alexander meninggal pada tanggal 10 Juni 323 SM, dalam usia sekitar 33 tahun. Penyebab kematian yang sesungguhnya tidak jelas. setelah Alexander meninggal, karena Alexander tidak memiliki anak maka kerajaan Makedonia dibagi menjadi empat bagian yaitu:
- kerajaan Ptolemik di Mesir (pendiri: Ptolemy)
- kerajaan Seleukia di Timur Tengah (pendiri: Seleucas dan Perdicas)
- kerajaan Pergamon di Asia kecil bagian barat (pendiri: Crateros dan Antigonus)
- kerajaan Makedonia (pendiri: Cassander)
Alexander meninggal pada tanggal 10 Juni 323 SM, dalam usia sekitar 33 tahun. Penyebab kematian yang sesungguhnya tidak jelas. setelah Alexander meninggal, karena Alexander tidak memiliki anak maka kerajaan Makedonia dibagi menjadi empat bagian yaitu:
- kerajaan Ptolemik di Mesir (pendiri: Ptolemy)
- kerajaan Seleukia di Timur Tengah (pendiri: Seleucas dan Perdicas)
- kerajaan Pergamon di Asia kecil bagian barat (pendiri: Crateros dan Antigonus)
- kerajaan Makedonia (pendiri: Cassander)
Genghis Khan
Spoiler for :
Jenghis Khan (bahasa Mongolia: Чингис Хаан), juga dieja Genghis Khan, Jinghis Khan, Chinghiz Khan, Chinggis Khan, Changaiz Khan, dll, nama asalnya Temüjin, juga dieja Temuchin atau TiemuZhen, (sek. 1162 - 18 Agustus 1227) adalah khan Mongol dan ketua militer yang menyatukan bangsa Mongolia dan kemudian mendirikan Kekaisaran Mongolia dengan menaklukkan sebagian besar wilayah di Asia, termasuk utara Tiongkok (Dinasti Jin), Xia Barat, Asia Tengah, Persia, dan Mongolia. Penggantinya akan meluaskan penguasaan Mongolia menjadi kekaisaran terluas dalam sejarah manusia. Dia merupakan kakek Kubilai Khan, pemerintah Tiongkok bagi Dinasti Yuan di China.
Mayoritas pasukan mbah Jengis adalah Mangodai atau pasukan berkuda yang senjatanya panah dengan taktiknya Hit and Run. pernah baca ane, katanya menantu Jengis Khan dibunuh orang-orang Nishapur, terus anaknya minta untuk membantai seluruh penduduk Nishapur yang berjumlah 1.700.000 orang.
Mayoritas pasukan mbah Jengis adalah Mangodai atau pasukan berkuda yang senjatanya panah dengan taktiknya Hit and Run. pernah baca ane, katanya menantu Jengis Khan dibunuh orang-orang Nishapur, terus anaknya minta untuk membantai seluruh penduduk Nishapur yang berjumlah 1.700.000 orang.

Raden Wijaya
Spoiler for :
Kertarajasa Jayawardhana atau disebut juga Raden Wijaya (lahir: ? - wafat: Majapahit, 1309) adalah pendiri Kerajaan Majapahit sekaligus raja pertama Majapahit yang memerintah pada tahun 1293-1309, bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardana, atau lengkapnya Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana.
Catatan Dinasti Yuan mengisahkan pada tahun 1293 pasukan Mongol sebanyak 20.000 orang dipimpin Ike Mese mendarat di Jawa untuk menghukum Kertanagara, karena pada tahun 1289 Kertanagara telah melukai utusan yang dikirim Kubilai Khan raja Mongol.
Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan pasukan Mongol ini untuk menghancurkan Jayakatwang. Ia pun mengajak Ike Mese untuk bekerjasama. Wijaya meminta bantuan untuk merebut kembali kekuasaan Pulau Jawa dari tangan Jayakatwang, dan setelah itu baru ia bersedia menyatakan tunduk kepada bangsa Mongol.
Jayakatwang yang mendengar persekutuan Wijaya dan Ike Mese segera mengirim pasukan Kadiri untuk menghancurkan mereka. Namun pasukan itu justru berhasil dikalahkan oleh pihak Mongol. Selanjutnya, gabungan pasukan Mongol dan Majapahit serta Madura bergerak menyerang Daha, ibu kota Kerajaan Kadiri. Jayakatwang akhirnya menyerah dan ditawan dalam kapal Mongol.
Setelah Jayakatwang dikalahkan, Wijaya meminta izin untuk kembali ke Majapahit mempersiapkan penyerahan dirinya. Ike Mese mengizinkannya tanpa curiga. Sesampainya di Majapahit, Wijaya membunuh para prajurit Mongol yang mengawalnya. Ia kemudian memimpin serangan balik ke arah Daha di mana pasukan Mongol sedang berpesta kemenangan. Serangan mendadak itu membuat Ike Mese kehilangan banyak prajurit dan terpaksa menarik mundur pasukannya meninggalkan Jawa.
Wijaya kemudian menobatkan dirinya menjadi raja Majapahit. Menurut Kidung Harsa Wijaya, penobatan tersebut terjadi pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka, atau bertepatan dengan 12 November 1293.
Catatan Dinasti Yuan mengisahkan pada tahun 1293 pasukan Mongol sebanyak 20.000 orang dipimpin Ike Mese mendarat di Jawa untuk menghukum Kertanagara, karena pada tahun 1289 Kertanagara telah melukai utusan yang dikirim Kubilai Khan raja Mongol.
Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan pasukan Mongol ini untuk menghancurkan Jayakatwang. Ia pun mengajak Ike Mese untuk bekerjasama. Wijaya meminta bantuan untuk merebut kembali kekuasaan Pulau Jawa dari tangan Jayakatwang, dan setelah itu baru ia bersedia menyatakan tunduk kepada bangsa Mongol.
Jayakatwang yang mendengar persekutuan Wijaya dan Ike Mese segera mengirim pasukan Kadiri untuk menghancurkan mereka. Namun pasukan itu justru berhasil dikalahkan oleh pihak Mongol. Selanjutnya, gabungan pasukan Mongol dan Majapahit serta Madura bergerak menyerang Daha, ibu kota Kerajaan Kadiri. Jayakatwang akhirnya menyerah dan ditawan dalam kapal Mongol.
Setelah Jayakatwang dikalahkan, Wijaya meminta izin untuk kembali ke Majapahit mempersiapkan penyerahan dirinya. Ike Mese mengizinkannya tanpa curiga. Sesampainya di Majapahit, Wijaya membunuh para prajurit Mongol yang mengawalnya. Ia kemudian memimpin serangan balik ke arah Daha di mana pasukan Mongol sedang berpesta kemenangan. Serangan mendadak itu membuat Ike Mese kehilangan banyak prajurit dan terpaksa menarik mundur pasukannya meninggalkan Jawa.
Wijaya kemudian menobatkan dirinya menjadi raja Majapahit. Menurut Kidung Harsa Wijaya, penobatan tersebut terjadi pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka, atau bertepatan dengan 12 November 1293.
Quote:
Pasukan Alexander itu adalah pasukan infantri dengan tombak yang panjangnya sekitar 2,4 meter. kalau yang main Rome total war pasti tau nih, bisa kebayang tombak sepanjang itu dan jika mereka bersatu akan membuat mereka tak akan bisa tertembus walaupun musuh 3x lipat banyaknya.
Pasukan Alexander waktu nginvasi India kalah ama pasukan gajah India yang bisa nembus formasi Phalaxnya, siapa coba yang gatakut diinjek gajah. perang lawan India adalah yang terberat bagi Alexander karena menyebabkan jenderal-jenderalnya stess.
Jikalau Alexander punya phalanxnya, maka Genghis Khan punya kavalerinya, pasukan Genghis Khan adalah pasukan Skirmish kavaleri yaitu taktik lempar dan lari.
Main Force Alexander adalah Infantri, sedang Kubilai itu kavaleri
Pertama, senjata paling effektif melawan kavaleri itu adalah tombak
dan taktik yang diterapkan pasukan alexander itu adalah Phalanxnya Yunani (meski secara historis pertama kali diterapkan macedonia)
Phalanx mengutamakan Hoplon, tombak panjang yang dipakai pasukan sebagai senjata utama. Taktik Phalanx standard Yunani itu Phalanx dengan kedalaman 4-7 baris dan dengan tombak yang mereka pakai diarahkan kedepan dengan pressing. 2 baris pertama mengarahkan tombak ke depan, dan kalo baris pertama hancur baris ke 3 mengambil alih dst
Sedang si Alexander bener2 membuff Taktik ini, Hoplite yang dipakai sepanjang 4 meter, menjadikan 4 baris pada formasi alexander mampu memakai tombaknya, barisanya dibuat 10-12 lapis.
Puluhan mata tombak jelas ga bakal diterjang sama kuda, meski penunggangnya nyuruh kuda kan juga ga bodoh
Ini merupakan formasi paling effektif dalam menghadapi kavaleri
Swiss memakai taktik ini dengan penambahan pada tombak mereka, tomabk mereka Halbedier dirancang khusus untuk menjatuhkan penungang kuda.
Pada Perang Water loo . pasukan Inggris memakai formasi kotak
yang intinya seperti phalanx, hanya saja senjata yg dipakai senapan berbayonet dan mengunakan 2 baris pasukan di ke 4 sisi.
Kavaleri napoleon dibuat mati kutu, yang berakibat keburu bergabungnya pasukan Russia, dan Inggris karena pasukan kavaleri Perancis tidak mampu menembus pertahanan Inggris
Taktik Romawi sebetulnya adoptasi dari taktik alexander, tapi sebagai senjata mereka memakai Pedang pendek sebagai senjata utama, dan Javelin alias tombak lempar sebagai senjata sekunder. sebagai akibatnya Suku Hun dan Mongol berhasil membuat pasukan Roman mati kutu karena kuda dapat dengan mudah mengobrak abrik pasukan Legionare
Itu baru battle ya
kalo ditilik dari segi logistik
Pasukan Alexander selalu bergerak menyusuri sungai demi kemudahan logistik, mereka bergerak lambat, tapi solid. penyampaian informasi memakai kurir dengan kuda
Pasukan Mongol lebih ungul dalam logistik, mereka mengankut semuanya dalam kuda / sapi. menjadikan mobilitas mereka lebih unggul dengan basis yang bisa berpindah2 dan sulit dilacak, sedang bagi pasukan mongol melacak pasukan alexander lebih mudah karena mereka tinggal menyusuri sungai.
Sistem komunikasi antar pasukan selain kurir berkuda juga memakai merpati pos yang terlatih
Pasukan Alexander dari segi teknologi justru ketingalan karena jaman berbeda, tapi dari segi komposisi pasukan mereka sangat solid, mempunyai pasukan Pemanah yang tangguh, Kavaleri yang ga bisa diangep remeh. secara umum pasukan alexander lebih terorganisir. dan dalam perang konvensional sangat sangat kuat
tapi pasukan mongol mempunyai kelebihan dalam hal mobilitas, logistik, teknologi. Kavaleri mereka sangat tangguh. bahkan bisa dibilank semua pasukan Mongol adalah kavaleri, setiap pasukan kavaleri mongol sama seperti pasukan Samurai jepang
terlatih dalam perang di darat, di kuda mereka bisa bertempur baik dengan senjata jarak dekat atau panah. Multirole
sedang pasukan Alexander merupakan komposisi yang saling mengisi, bisa dibilang pasukan alexander lebih unggul dalam pertempuran karena peran mereka terfokus, menjadikan mereka menjadi kesatuan fighting unit yang sangat effektif
Jika perang head on, Alexander bakal menang telak
tapi kalo perang lambat alias atrition war, pasukan mongol bisa melemahkan pasukan Alexander perlahan lahan, hit and run, colong logistik, potong jalur logistik dll
Frustasi dan stress berat, bakal banyak yang berontak dan kabur
tapi kalo pasukan Alexander bisa mengunci gerakan pasukan mongol
katakanlah membuat perangkap, dan langsung menghancurkan pasukan mongol seluruhnya maka mereka akan menang telak.
dan kalo Alexander bisa melihat bahwa "pola logistik mereka yg mudah terbaca" tentu mudah untuk menyiapkan perangkap
Pasukan Nusantara adalah pasukan yang paling efektif dan gak memerlukan banyak biaya untuk merekrutnya, pasukan nusanatara hanya mengenakan sarung pendek dan keris. serta cock untuk perang gerilya.
masalah pasukan mongol memakan umpan, itu yang bakal menentukan siapa yg menang / kalah
Misalkan Alexander menginvasi Nusantara yang suasananya kayak India, pasukan Alexander mungkin kalang kabut oleh taktik Raden Wijaya yaitu Gerilya, karena pasukan nusantara yang efektif (tidak memakai bodi armor, ataupun besi-besi lainnya). sebaliknya kalau Raden Wijaya ke padang rumput timur tengah bisa-bisa pasukannya jadi sasaran empuk pasukan Phalanx Alexander ataupun kavaleri Mongol, bisa dibantai abis.
Kubilai Khan pernah ngirim pasukannya buat nundukin Singhasari, tapi Singhasari keburu ancur ama Kediri. jadi mereka bedua beraliansi (Mongol-Majapahit) buat ngancurin Kediri. setelah kediri hancur, mereka bedua berperang, karena iklim nusantara yang cocok buat nerapin taktik gerilya, maka pasukan Mongol pun hancur dan terpaksa kembali ke daratannya diutara.
Pasukan Alexander waktu nginvasi India kalah ama pasukan gajah India yang bisa nembus formasi Phalaxnya, siapa coba yang gatakut diinjek gajah. perang lawan India adalah yang terberat bagi Alexander karena menyebabkan jenderal-jenderalnya stess.
Jikalau Alexander punya phalanxnya, maka Genghis Khan punya kavalerinya, pasukan Genghis Khan adalah pasukan Skirmish kavaleri yaitu taktik lempar dan lari.
Main Force Alexander adalah Infantri, sedang Kubilai itu kavaleri
Pertama, senjata paling effektif melawan kavaleri itu adalah tombak
dan taktik yang diterapkan pasukan alexander itu adalah Phalanxnya Yunani (meski secara historis pertama kali diterapkan macedonia)
Phalanx mengutamakan Hoplon, tombak panjang yang dipakai pasukan sebagai senjata utama. Taktik Phalanx standard Yunani itu Phalanx dengan kedalaman 4-7 baris dan dengan tombak yang mereka pakai diarahkan kedepan dengan pressing. 2 baris pertama mengarahkan tombak ke depan, dan kalo baris pertama hancur baris ke 3 mengambil alih dst
Sedang si Alexander bener2 membuff Taktik ini, Hoplite yang dipakai sepanjang 4 meter, menjadikan 4 baris pada formasi alexander mampu memakai tombaknya, barisanya dibuat 10-12 lapis.
Puluhan mata tombak jelas ga bakal diterjang sama kuda, meski penunggangnya nyuruh kuda kan juga ga bodoh
Ini merupakan formasi paling effektif dalam menghadapi kavaleri
Swiss memakai taktik ini dengan penambahan pada tombak mereka, tomabk mereka Halbedier dirancang khusus untuk menjatuhkan penungang kuda.
Pada Perang Water loo . pasukan Inggris memakai formasi kotak
yang intinya seperti phalanx, hanya saja senjata yg dipakai senapan berbayonet dan mengunakan 2 baris pasukan di ke 4 sisi.
Kavaleri napoleon dibuat mati kutu, yang berakibat keburu bergabungnya pasukan Russia, dan Inggris karena pasukan kavaleri Perancis tidak mampu menembus pertahanan Inggris
Taktik Romawi sebetulnya adoptasi dari taktik alexander, tapi sebagai senjata mereka memakai Pedang pendek sebagai senjata utama, dan Javelin alias tombak lempar sebagai senjata sekunder. sebagai akibatnya Suku Hun dan Mongol berhasil membuat pasukan Roman mati kutu karena kuda dapat dengan mudah mengobrak abrik pasukan Legionare
Itu baru battle ya
kalo ditilik dari segi logistik
Pasukan Alexander selalu bergerak menyusuri sungai demi kemudahan logistik, mereka bergerak lambat, tapi solid. penyampaian informasi memakai kurir dengan kuda
Pasukan Mongol lebih ungul dalam logistik, mereka mengankut semuanya dalam kuda / sapi. menjadikan mobilitas mereka lebih unggul dengan basis yang bisa berpindah2 dan sulit dilacak, sedang bagi pasukan mongol melacak pasukan alexander lebih mudah karena mereka tinggal menyusuri sungai.
Sistem komunikasi antar pasukan selain kurir berkuda juga memakai merpati pos yang terlatih
Pasukan Alexander dari segi teknologi justru ketingalan karena jaman berbeda, tapi dari segi komposisi pasukan mereka sangat solid, mempunyai pasukan Pemanah yang tangguh, Kavaleri yang ga bisa diangep remeh. secara umum pasukan alexander lebih terorganisir. dan dalam perang konvensional sangat sangat kuat
tapi pasukan mongol mempunyai kelebihan dalam hal mobilitas, logistik, teknologi. Kavaleri mereka sangat tangguh. bahkan bisa dibilank semua pasukan Mongol adalah kavaleri, setiap pasukan kavaleri mongol sama seperti pasukan Samurai jepang
terlatih dalam perang di darat, di kuda mereka bisa bertempur baik dengan senjata jarak dekat atau panah. Multirole
sedang pasukan Alexander merupakan komposisi yang saling mengisi, bisa dibilang pasukan alexander lebih unggul dalam pertempuran karena peran mereka terfokus, menjadikan mereka menjadi kesatuan fighting unit yang sangat effektif
Jika perang head on, Alexander bakal menang telak
tapi kalo perang lambat alias atrition war, pasukan mongol bisa melemahkan pasukan Alexander perlahan lahan, hit and run, colong logistik, potong jalur logistik dll
Frustasi dan stress berat, bakal banyak yang berontak dan kabur
tapi kalo pasukan Alexander bisa mengunci gerakan pasukan mongol
katakanlah membuat perangkap, dan langsung menghancurkan pasukan mongol seluruhnya maka mereka akan menang telak.
dan kalo Alexander bisa melihat bahwa "pola logistik mereka yg mudah terbaca" tentu mudah untuk menyiapkan perangkap
Pasukan Nusantara adalah pasukan yang paling efektif dan gak memerlukan banyak biaya untuk merekrutnya, pasukan nusanatara hanya mengenakan sarung pendek dan keris. serta cock untuk perang gerilya.
masalah pasukan mongol memakan umpan, itu yang bakal menentukan siapa yg menang / kalah
Misalkan Alexander menginvasi Nusantara yang suasananya kayak India, pasukan Alexander mungkin kalang kabut oleh taktik Raden Wijaya yaitu Gerilya, karena pasukan nusantara yang efektif (tidak memakai bodi armor, ataupun besi-besi lainnya). sebaliknya kalau Raden Wijaya ke padang rumput timur tengah bisa-bisa pasukannya jadi sasaran empuk pasukan Phalanx Alexander ataupun kavaleri Mongol, bisa dibantai abis.
Kubilai Khan pernah ngirim pasukannya buat nundukin Singhasari, tapi Singhasari keburu ancur ama Kediri. jadi mereka bedua beraliansi (Mongol-Majapahit) buat ngancurin Kediri. setelah kediri hancur, mereka bedua berperang, karena iklim nusantara yang cocok buat nerapin taktik gerilya, maka pasukan Mongol pun hancur dan terpaksa kembali ke daratannya diutara.
Quote:
Sumber:
http://www.google.com/imghp
http://www.kaskus.co.id/thread/00000...-yang-menang/1
https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama
http://www.google.com/imghp
http://www.kaskus.co.id/thread/00000...-yang-menang/1
https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama
Bila bermanfaat bisa beri thread sederhana ini dengan





Kalo udah ISO bisa kasih ane


Asal jangan timpuk ane pake






Kalo udah ISO bisa kasih ane



Asal jangan timpuk ane pake

Diubah oleh widyanpanji 23-02-2014 15:01
0
13.5K
Kutip
26
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan