- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[kasian bu Lurah Susan] JPO di Stasiun Lenteng Agung dan Tanjung Barat Mubazir


TS
medyudhapradja
[kasian bu Lurah Susan] JPO di Stasiun Lenteng Agung dan Tanjung Barat Mubazir
Quote:
WARTA KOTA, LENTENG AGUNG - Pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di kedua stasiun, yakni Stasiun Lenteng Agung dan Stasiun Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan ternyata belum membuahkan hasil optimal.
Pasalnya, fungsi JPO sebagai salah satu solusi atas kemacetan lalulintas yang biasa terjadi di sepanjang ruas Jalan Raya Lenteng Agung belum dimanfaatkan warga saat ini.
Pemandangan ramai padatnya antrean kendaraan bermotor masih terlihat jelas di sepanjang jalan yang menghubungkan wilayah Jakarta Selatan dengan Depok, Jawa Barat itu. Kemacetan yang sudah terjadi selama belasan tahun itu memang bersumber pada ramainya aktivitas warga yang menyeberang jalan untuk berganti moda transportasi, yakni dari angkutan umum menuju Commuter Line ataupun sebaliknya.
Mengantisipasi permasalahan kemacetan lalulintas tersebut, Dinas Perhubungan DKI Jakarta pun membangun dua pasang JPO pada kedua stasiun yang bersinggungan dengan Jalan Raya Lenteng Agung, yakni Stasiun Lenteng Agung dan Stasiun Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Namun, walau sudah tegak berdiri dan siap digunakan, JPO berwarna putih dengan tinggi sekira enam meter yang membelah jalan selebar delapan meter itu terkesan diabaikan oleh para warga saat ini. Para warga terlihat masih memilih untuk menyeberang jalan tanpa menaiki JPO terlebih dahulu.
Warta Kota yang hendak melintasi Jalan Raya Lenteng Agung dari arah Jagakarsa menuju Pasar Minggu pada Rabu (19/02/2014) masih merasakan kemacetan mulai dari perlintasan Kereta Api Universitas Pancasila (UP) hingga Stasiun Lenteng Agung yang berjarak sekira dua kilometer. Walau bukan termasuk dalam jam padat lalulintas pagi maupun sore hari, Warta Kota yang berkendara menggunakan sepeda motor hanya bisa memacu kendaraan sekira lima hingga sepuluh kilometer per jam.
Sehingga untuk dapat melintasi kedua titik tersebut, setidaknya seorang pengendara sepeda motor harus berkendara selama sekira sepuluh menit, sedangkan bagi para pengguna roda empat atau lebih harus menghabiskan waktu sedikitnya 30-45 menit berkendara. Namun, kondisi lancar dan lengangnya lalulintas terlihat jelas saat kendaraan melewati Stasiun Lenteng Agung. Seperti beradu cepat, para pengendara seperti menarik gas cepat-cepat dan melaju dengan kecepatan tinggi sekira 60-80 kilometer per jam.
Warta Kota pun mencoba berhenti sejenak dan memperhatikan kemacetan yang terjadi saat memasuki jam makan siang, terlihat jelas sumber masalah berasal dari banyaknya warga yang menyeberang jalan sembarangan. Walau sepanjang garis penyeberangan sudah terpasang pagar besi sepanjang sekira 50 meter dengan tinggi dua meter, para warga terlihat berjalan menjauh dari tangga JPO dan memilih berjalan menyamping untuk langsung menyeberang melintasi jalan, sehingga kendaraan yang melintas harus menekan rem dalam-dalam dan berhenti sejenak untuk mempersilahkan warga untuk menyeberang.
Beberapa warga yang hendak menyeberang berkilah kalau jarak penyeberangan yang hanya selebar delapan meter itu terhitung sangat dekat dan aman untuk dilintasi tanpa harus menaiki JPO. Selain itu, padatnya antrean kendaraan yang terkadang berhenti tidak bergerak pun dijadikan alasan bagi para warga untuk menyeberang jalan langsung tanpa harus menaiki JPO.
"Nggak apa-apa bang, dikit doang nyeberangnya, lagian udah biasa nyeberang di sini. Kalau naik ke jembatan dulu capek, tinggi banget soalnya," jelas Rukmi (46) warga Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan sembari menggandeng anaknya menyeberang jalan.
Hal serupa pun disampaikan Ridwan (45) warga Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dirinya menyampaikan kalau kemacetan bukan hanya dikarenakan adanya warga yang menyeberang jalan, tetapi adanya angkutan umum yang menunggu penumpang di pinggir jalan.
"Jadi bukan karena nyeberang jalan, yang bikin macet itu angkot (Angkutan Kota-red) yang ngetem, makanya jadi macet," jelasnya menukik barisan angkot yang terpakir di sisi Jalan Jagakarsa.
Pasalnya, fungsi JPO sebagai salah satu solusi atas kemacetan lalulintas yang biasa terjadi di sepanjang ruas Jalan Raya Lenteng Agung belum dimanfaatkan warga saat ini.
Pemandangan ramai padatnya antrean kendaraan bermotor masih terlihat jelas di sepanjang jalan yang menghubungkan wilayah Jakarta Selatan dengan Depok, Jawa Barat itu. Kemacetan yang sudah terjadi selama belasan tahun itu memang bersumber pada ramainya aktivitas warga yang menyeberang jalan untuk berganti moda transportasi, yakni dari angkutan umum menuju Commuter Line ataupun sebaliknya.
Mengantisipasi permasalahan kemacetan lalulintas tersebut, Dinas Perhubungan DKI Jakarta pun membangun dua pasang JPO pada kedua stasiun yang bersinggungan dengan Jalan Raya Lenteng Agung, yakni Stasiun Lenteng Agung dan Stasiun Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Namun, walau sudah tegak berdiri dan siap digunakan, JPO berwarna putih dengan tinggi sekira enam meter yang membelah jalan selebar delapan meter itu terkesan diabaikan oleh para warga saat ini. Para warga terlihat masih memilih untuk menyeberang jalan tanpa menaiki JPO terlebih dahulu.
Warta Kota yang hendak melintasi Jalan Raya Lenteng Agung dari arah Jagakarsa menuju Pasar Minggu pada Rabu (19/02/2014) masih merasakan kemacetan mulai dari perlintasan Kereta Api Universitas Pancasila (UP) hingga Stasiun Lenteng Agung yang berjarak sekira dua kilometer. Walau bukan termasuk dalam jam padat lalulintas pagi maupun sore hari, Warta Kota yang berkendara menggunakan sepeda motor hanya bisa memacu kendaraan sekira lima hingga sepuluh kilometer per jam.
Sehingga untuk dapat melintasi kedua titik tersebut, setidaknya seorang pengendara sepeda motor harus berkendara selama sekira sepuluh menit, sedangkan bagi para pengguna roda empat atau lebih harus menghabiskan waktu sedikitnya 30-45 menit berkendara. Namun, kondisi lancar dan lengangnya lalulintas terlihat jelas saat kendaraan melewati Stasiun Lenteng Agung. Seperti beradu cepat, para pengendara seperti menarik gas cepat-cepat dan melaju dengan kecepatan tinggi sekira 60-80 kilometer per jam.
Warta Kota pun mencoba berhenti sejenak dan memperhatikan kemacetan yang terjadi saat memasuki jam makan siang, terlihat jelas sumber masalah berasal dari banyaknya warga yang menyeberang jalan sembarangan. Walau sepanjang garis penyeberangan sudah terpasang pagar besi sepanjang sekira 50 meter dengan tinggi dua meter, para warga terlihat berjalan menjauh dari tangga JPO dan memilih berjalan menyamping untuk langsung menyeberang melintasi jalan, sehingga kendaraan yang melintas harus menekan rem dalam-dalam dan berhenti sejenak untuk mempersilahkan warga untuk menyeberang.
Beberapa warga yang hendak menyeberang berkilah kalau jarak penyeberangan yang hanya selebar delapan meter itu terhitung sangat dekat dan aman untuk dilintasi tanpa harus menaiki JPO. Selain itu, padatnya antrean kendaraan yang terkadang berhenti tidak bergerak pun dijadikan alasan bagi para warga untuk menyeberang jalan langsung tanpa harus menaiki JPO.
"Nggak apa-apa bang, dikit doang nyeberangnya, lagian udah biasa nyeberang di sini. Kalau naik ke jembatan dulu capek, tinggi banget soalnya," jelas Rukmi (46) warga Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan sembari menggandeng anaknya menyeberang jalan.
Hal serupa pun disampaikan Ridwan (45) warga Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dirinya menyampaikan kalau kemacetan bukan hanya dikarenakan adanya warga yang menyeberang jalan, tetapi adanya angkutan umum yang menunggu penumpang di pinggir jalan.
"Jadi bukan karena nyeberang jalan, yang bikin macet itu angkot (Angkutan Kota-red) yang ngetem, makanya jadi macet," jelasnya menukik barisan angkot yang terpakir di sisi Jalan Jagakarsa.
http://wartakota.tribunnews.com/2014...-barat-mubazir
begitulah kelakuan orang2 Jakarta...susah diajak hidup tertib dan berdisiplin...kasian bu lurah Susan udah susah2 bikin JPO tapi warganya sendiri yg ngga bisa tertib



tien212700 memberi reputasi
1
1.3K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan